Jakarta, Kompas -
”Dari 148 anggota Fraksi Partai Demokrat di DPR, sekitar 10 orang mungkin tidak lagi maju dengan berbagai alasan. Dengan memberi prioritas kepada sekitar 138 orang yang maju lagi di Pemilu 2014, berarti mengakomodasi semua faksi yang katanya ada di Partai Demokrat. Pasalnya, keanggotaan di DPR disebut-sebut mencerminkan faksi di partai,” kata Umar Arsal, Selasa (19/2), di Kompleks Parlemen, Jakarta.
Namun, lanjut Umar, yang selama ini dikenal dekat dengan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum, semua komponen di partainya sekarang telah kembali bersatu. Ini berkat pidato Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono dalam Rapat Pimpinan Nasional Partai Demokrat, hari Minggu lalu. Saat itu, Yudhoyono, antara lain, meminta jangan dihadap-hadapkan dengan Anas yang merupakan Ketua Umum dan Wakil Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat.
Anggota DPR dari Fraksi Partai Demokrat, Ruhut Sitompul, tetap minta Anas untuk legawa mundur dari jabatannya sebagai ketua umum. Pasalnya, Anas seperti menjadi duri dalam daging bagi Partai Demokrat.
Ruhut berpendapat, elektabilitas partainya tidak akan pernah meningkat jika Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tidak segera memastikan status Anas. ”Kami capek menunggu KPK. Jelas kami tersandera. Makanya, saya minta Anas legawa mundur, bukan minta SBY untuk mencopot Anas,” tutur Ruhut.
Sementara itu, ketika ditanya tentang kemelut dalam Partai Demokrat, kemarin, Peneliti
”Kondisi Partai Demokrat saat ini tenang, tapi menegangkan di bawah permukaan,” kata Yanthi.
Sementara Hary Tanoesoedibjo menyatakan rencananya berkeliling ke daerah-daerah di Indonesia. ”Paling tidak kita akan memetakan permasalahan bangsa ini,” kata Hary ketika mendampingi Ketua Umum Partai Hanura Wiranto dalam penyerahan bantuan kepada perwakilan masyarakat korban bencana tanah longsor dan banjir di Manado, Sulawesi Utara, dan Penjaringan, Jakarta Utara, Selasa, di kantor Dewan Pimpinan Pusat Partai Hanura, Jakarta.(OSA/ONG/NWO)