Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Djoko Susilo Beli Rumah Miliaran Rupiah

Kompas.com - 14/02/2013, 17:14 WIB
Aloysius Budi Kurniawan

Penulis

YOGYAKARTA, KOMPAS.com — Dalam waktu hampir bersamaan, sekitar tahun 2010 lalu mantan Kepala Korlantas Inspektur Jenderal Djoko Susilo membeli dua rumah kuno seharga Rp 5,5 miliar di dalam kompleks jeron beteng, Jalan Langenastran Kidul dan Jalan Patehan Lor, Alun-alun Selatan, Yogyakarta.

Setengah tahun lalu, petinggi Polri ini kembali membeli sebidang tanah tepat di samping rumahnya di Patehan Lor seharga Rp 350 juta. Namun, setelah dibayar lunas, rumah-rumah tersebut justru tak pernah ditinggali dan ditinggalkan begitu saja.            

Rumah Djoko di Jalan Patehan Lor No 36 A, Yogyakarta, merupakan rumah kuno bekas perajin batik Sastrosengojo yang dibangun tahun 1921.

Di depan rumah tersebut masih terdapat sumur serta bekas kolam pencuci kain batik. Dalam kartu rekening listrik rumah tersebut tercatat nama Dr Ir Ariono Abdulka.

Menurut Yatno (62), warga setempat, dari pemilik pertama, rumah tersebut kemudian dibeli Ariono sebelum akhirnya dibeli lagi oleh Djoko Susilo seharga Rp 3,5 miliar.            

Rumah ini tergolong mewah pada zamannya. Di pintu gerbang terdapat atap dengan ukir-ukiran bertuliskan tahun 1921 serta tulisan tahun renovasi 1988.            

Kemudian bangunan utama berbentuk limasan dengan kayu gebyok tua di bagian depan. Sementara itu, di sisi kanan dan kirinya terdapat pintu lain.

Masih terlihat pula dua alat pendingin (AC) di bagian kanan bangunan. Adapun halaman rumah ini sangat luas, tetapi ditumbuhi rumput-rumput liar serta penuh dengan dedaunan kering.

Tepat di sisi kanan rumah terdapat gang sempit yang menghubungkan ke sebidang tanah dan rumah kecil di belakang. Tak puas dengan rumah besar tersebut, Djoko juga membeli tanah beserta rumah kecil ini seharga Rp 350 juta yang dulu milik Heru, warga Patehan Lor.            

Sementara itu, rumah pertama Djoko di Jalan Langenastran Kidul No 7 juga tergolong rumah kuno. Masyarakat setempat menyebut rumah tersebut Dalem Supraban karena dahulu rumah di kompleks jeron beteng Keraton Yogyakarta tersebut milik Sugeng Suprobo, salah seorang kerabat keraton keturunan Sultan Hamengku Buwono VII.                

Kondisi rumah besar di atas lahan seluas 600 meter persegi tersebut kotor tak terurus. Temboknya mulai berlumut dan halamannya ditumbuhi rumput-rumput liar.  

"Dulu rumah ini dikontrak Yayasan Longstay Indonesia-Jepang. Kemudian, tahun 2010 dibeli Pak Djoko sebesar Rp 2 miliar dan diatasnamakan putrinya, bernama Poppy," kata Aang Winang Suryosumarto (63), pengurus Yayasan Longstay Indonesia-Jepang, Kamis (14/2/2013) di Yogyakarta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Nasional
Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Nasional
Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Nasional
Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Nasional
Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Nasional
Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Nasional
BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

Nasional
Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk 'Presidential Club'...

Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk "Presidential Club"...

Nasional
Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Nasional
“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com