JAKARTA, KOMPAS.com — Gonjang-ganjing di Partai Demokrat belum usai. Selepas pengambilalihan kendali partai oleh Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono, posisi dan peran Ketua Umum Anas Urbaningrum masih terus diperdebatkan.
Lalu, apa saja langkah yang bisa diambil Anas untuk menyikapi keputusan SBY yang mengambil alih kendali partai itu? Menurut Direktur Eksekutif Soegeng Sarjadi Syndicate Sukardi Rinakit, Anas punya tiga pilihan.
Pertama, melakukan perlawanan secara terbuka. "Caranya ya dengan mengajak para pendukungnya untuk membuat pernyataan terbuka menolak keputusan Majelis Tinggi itu," kata Sukardi di Jakarta, Rabu (13/2/2013).
Kedua, Anas bisa mengajak para loyalisnya untuk ramai-ramai keluar dari Partai Demokrat, lalu pindah ke partai lainnya. "Kalau Anas dan pendukungnya keluar dari Demokrat lalu pindah ke partai lain, citranya akan lebih baik daripada dia melakukan perlawanan terbuka," papar Sukardi.
Ia menambahkan, pilihan ketiga adalah Anas diam saja dan tetap berada di dalam Partai Demokrat. Bila Anas mengambil pilihan ini, satu saat ia bisa saja mengambil alih kembali kendali partai.
"Tentu saja dengan syarat dia tidak ditetapkan sebagai tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi," ujar Sukardi.
Lalu, apa pilihan yang diambil Anas Urbaningrum? Kita lihat saja nanti.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.