JAKARTA, KOMPAS.com — Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) marah lantaran dituding tidak taat membayar pajak. Kemarahan Presiden ditunjukkan dari penyebutan tiga nama sebagai dalang dari keluarnya data pajak keluarganya, dalam jumpa pers di sela-sela ibadah umrah di Mekkah beberapa hari lalu.
"Marah sudah tentu. Pak SBY soalnya sudah jelaskan semuanya secara clear persoalan pajak. Tidak mungkin seorang kepala negara itu melakukan sebuah pelaporan pajak yang tidak sesuai mekanisme," ujar Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Saan Mustopa di Jakarta, Kamis (7/2/2013).
Menurut Saan, penyebutan nama Fuad Bawazier, Ratna Sarumpaet, dan Adhie Massardi bukan main-main. Saan meyakini Presiden SBY memiliki informasi yang kuat sehingga tak seperti biasanya, Presiden langsung menuding nama secara jelas di hadapan media massa.
"Presiden pasti punya data dan sumber informasi yang bisa dipercaya sampai dia sebut nama seperti itu. Harusnya KPK yang cek informasi tersebut," ujar Saan.
Presiden SBY sebut Fuad dkk dalangnya
Saat berada di Jeddah, Arab Saudi, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menuding aktivis Adhie Massardi, Ratna Sarumpaet, dan Fuad Bawazier sebagai pihak yang melaporkan penggelapan pajak yang dituduhkan kepadanya, seperti ditulis harian The Jakarta Post.
Presiden pun mengaku prihatin dituduh tidak membayar pajak. ''Saya telah memenuhi kewajiban saya dengan sebenar-benarnya untuk bayar pajak,'' ujar SBY di Jeddah, Arab Saudi, Senin (4/2/2013) malam.
''Saya prihatin, dengan harta yang jumlahnya tidak spektakuler dianggap tidak taat pajak. Ada yang triliunan, ratusan miliar, tidak beres bayar pajak kadang-kadang luput dari perhatian. Ini ketidakadilan,'' papar SBY.
SBY mengaku sudah mendengar ada yang melapor ke KPK terkait dugaan tak taat bayar pajak yang dituduhkan kepadanya. ''Disebut ada Fuad Bawazier, Adhie Massardi, Ratna Sarumpaet,'' kata SBY.
Di dalam jumpa pers itu, secara khusus Presiden SBY menyoroti Fuad Bawazier. Ia menyebutkan sejak enam tahun lalu dia sempat akan mengangkat Fuad sebagai menteri.
''Tapi di saat terakhir saya dapat data dari KPK kalau diangkat nanti akan jadi masalah besar. Jadi saya menyelamatkan beliau. Berhentilah dalam menuduh dan curiga. Pandai-pandailah berintrospeksi. Junjunglah kebenaran,'' ungkap SBY.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.