JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto menyebut dirinya sebagai seorang kapitalis yang berjiwa Pancasila. Menurutnya, pilihan menjadi pengusaha karena terpaksa. Prabowo mengaku, ia tak bisa hanya mengandalkan pemasukan dari uang pensiun sebagai tentara.
"Terpaksa saya jadi pengusaha. Jadi saya ini kapitalis, tapi hati saya tetap Pancasila," ujar Prabowo, dalam seminar "Negara Sejahtera untuk Buruh dan Rakyat Indonesia" di Gedung YTKI, Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Selasa (5/2/2013).
Lantas, ia pun berkisah tentang bagaimana ia menjalankan perusahaannya. Menurut Prabowo, para manajer di perusahaannya pernah kebingungan ketika ia memutuskan untuk mempertahankan karyawannya meski saat itu perusahaan tengah berhenti produksi. Padahal, dalam kondisi perusahaan seperti itu, kebijakan paling relevan adalah dengan mengurangi tenaga kerja karena keuangan perusahaan yang tengah jatuh.
"Ada enggak pengusaha gila seperti Prabowo? Pabrik berhenti tapi tidak ada PHK. Direktur Keuangan datang ke saya mengusulkan memberhentikan pekerja, saya jawab tidak bisa. Kalau untung dinikmati, kalau susah mau buang, itu tidak benar," ujar mantan Pangkostrad itu.
Prabowo juga menceritakan bagaimana ia memutuskan untuk tidak melakukan pemberhentian karyawan. Saat itu, semua direksi memberikan rekomendasi untuk menghentikan karyawan.
"Saya jawab No, kita sudah 11 tahun untung, kita akan tunggu sampai harga naik kembali. Mereka (karyawan) harus kita jaga, mereka keluarga kita," kata dia.
Oleh karena itu, lanjutnya, ekonomi kerakyatan yang disusun atas dasar kekeluargaan perlu ditegakkan. "Ini bukan karangan Prabowo, ini perintah para pendiri bangsa kita," ujarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.