Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menteri dari PKS Hanya Mengurus Partai di Hari Libur

Kompas.com - 30/01/2013, 13:12 WIB
Sabrina Asril

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Hidayat Nur Wahid mengatakan, partainya telah memerintahkan menteri dan anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dari PKS untuk giat melaksanakan amanat rakyat. PKS membatasi waktu turun lapangan bagi para menteri dan anggota DPR dari partainya.

"Dari majelis Syuro PKS di awal Januari lalu, bisa kami putuskan para menteri dan anggota dewan dari partai kami untuk semakin giat melaksanakan amanat rakyat. Kami ingin tahun ini happy ending bagi PKS," ucap Hidayat, Rabu (30/1/2013), di Gedung Kompleks Parlemen Senayan.

Namun, lanjutnya, bukan berarti para kadernya melupakan kewajiban sebagai abdi negara. "Kami harus bisa tegaskan anggota DPR dan menteri akan turun ke lapangan, di luar hari kerja," kata dia.

HIdayat tak memungkiri bahwa ada menteri dari PKS yang akan dicalonkan sebagai caleg pada Pemilu 2014 sehingga membutuhkan waktu ekstra untuk turun ke lapangan dan bersosialisasi. Tetapi, waktu turun ke lapangan dalam rangka sosialisasi caleg itu pun harus dilakukan di luar hari kerja dan atas izin Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Dalam Kabinet Indonesia Bersatu II, ada tiga menteri dari PKS yakni Menteri Pertanian Suswono, Menteri Telekomunikasi dan Informatika Tifatul Sembiring, dan Menteri Sosial Salim Segaf Al Jufri. Dari ketiga menteri itu, Hidayat menyatakan kinerja mereka sudah terbilang bagus. "Mereka dalam kategori memuaskan berdasarkan survei opini publik dari kementerian," ujarnya.

Terlalu sibuk urus partai

Penelitian Lingkaran Survei Indonesia (LSI) menunjukkan bahwa mayoritas publik mengaku khawatir atas kinerja seluruh Menteri Kabinet Indonesia Bersatu II yang berasal dari partai politik di tahun 2013. Publik menilai mereka hanya akan bekerja untuk kepentingan parpol menghadapi Pemilu 2014. Survei itu digelar pada 22-25 Januari 2013 dengan mengambil responden sebanyak 1.200 orang. Hasilnya, sebanyak 86,35 persen responden mengaku cukup khawatir dan sangat khawatir bahwa menteri yang berasal dari parpol tidak akan bekerja untuk kepentingan rakyat.

Sebaliknya, hanya 10,79 persen responden yang mengaku tidak khawatir atas kinerja para menteri hingga 2014 . Adapun 2,86 persen responden tidak menjawab. Selain itu, sebanyak 58,23 persen responden menilai para menteri yang berasal dari paprol hanya akan bekerja untuk kepentingan partai masing-masing terutama pemenangan Pemilu 2014. Hanya 30,38 persen responden yang menilai mereka tetap bekerja untuk kepentingan rakyat dan 11,39 persen tidak menjawab.

Adapun, di dalam Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) II ada 21 menteri yang berasal dari parpol. Namun, publik paling banyak menyoroti tiga menteri yang merangkap ketua umum partai. Ketiganya, yakni Menteri Koordinator bidang Perekonomian Hatta Rajasa (Ketua Umum DPP PAN), Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Muhaimin Iskandar (Ketua Umum DPP PKB), dan Menteri Agama Suryadharma Ali (Ketua Umum DPP PPP).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

    Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

    Nasional
    Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

    Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

    Nasional
    Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

    Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

    Nasional
    Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

    Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

    Nasional
    Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

    Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

    Nasional
    Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

    Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

    Nasional
    Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

    Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

    Nasional
    Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

    Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

    Nasional
    Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

    Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

    Nasional
    PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

    PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

    Nasional
    Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

    Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

    Nasional
    Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

    Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

    Nasional
    Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

    Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

    Nasional
    Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

    Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com