Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tifatul: Artis Narkoba Harusnya Dilarang Tampil di Layar Kaca

Kompas.com - 29/01/2013, 08:45 WIB
Aditya Revianur

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Menteri Komunikasi dan Informatika Tifatul Sembiring menyatakan dukungannya agar artis yang terbukti mengonsumsi atau mengedarkan narkoba harus mendapatkan hukuman berat. Selain diproses secara hukum, hukuman berat yang dapat diberikan salah satunya dengan pelarangan tampil di layar kaca.

"Hal pelarangan seperti itu tidak melanggar. Mereka panutan publik. Jadi, kalau menggunakan narkoba memang harus ditindak tegas dan dihukum berat," kataTifatul, di Jakarta, Senin (28/1/2013) malam.

Pernyataan Tifatul ini merespons penggerebekan yang dilakukan Badan Narkotika Nasional (BNN) di kediaman artis Raffi Ahmad atas dugaan pesta narkoba. Menurutnya, seorang figur publik seharusnya bisa menjadi teladan. Tindakan mengonsumsi obat-obatan terlarang dikhawatirkan akan memberikan efek negatif bagi para penggemarnya. 

"Kalau tidak dilarang, followers-nya akan terpengaruh. Bahaya sekali itu karena followers mereka banyak anak muda," ujar Tifatul.

Penggerebekan

Seperti diberitakan sebelumnya, dalam penggerebekan di rumah Raffi, Minggu (27/1/2013) pagi, BNN mengamankan 17 orang termasuk Raffi. Empat di antaranya figur publik. Mereka adalah Raffi Ahmad, Wanda Hamidah, Irwansyah, dan Zaskia Sungkar.

Dari rumah Raffi, petugas BNN menyita sejumlah barang bukti narkotika, yakni dua linting ganja di depan kamar atas serta 14 kapsul ekstasi yang disita dari dalam laci dapur lantai bawah. Adapun beberapa kapsul diketahui telah dicampurkan ke dalam minuman bersoda. BNN menyatakan bahwa satu dari tujuh orang yang positif narkotika dalam kasus penggerebekan itu berprofesi sebagai figur publik. Satu orang tersebut berinisial R.

"Ya si R, laki-laki, profesinya adalah pekerja seni," ujar Kepala Humas BNN Kombes Sumirat Dwiyanto kepada wartawan seusai konferensi pers di Gedung BNN, Senin.

Sumirat menerangkan, selain R, pihaknya juga menyatakan satu orang lain positif mengonsumsi narkotika, yakni laki-laki berinisial RJ. Kedua orang tersebut terbukti mengonsumsi narkotika berbahan zat chatinone, zat dalam narkotika jenis baru yang telah diungkapkan sebelumnya. Sumirat melanjutkan, narkoba jenis baru itu pun terkandung di dalam urine K, W, J, M, dan MF yang sebelumnya telah dinyatakan positif mengonsumsi narkoba. Dengan demikian, tujuh orang positif narkoba terdiri dari dua orang positif ganja, dua orang positif ekstasi, satu orang positif keduanya, dan ketujuh orang itu positif zat baru.

"Itu terbukti melalui tes urine. Sebenarnya sama dengan lima sebelumnya, tapi karena yang dua ini jenis baru, jadi kita penyelidikan dulu," lanjutnya.

Sementara ini, BNN masih memeriksa 17 orang yang diamankan dalam penggerebekan tersebut. BNN berjanji akan memberikan informasi tentang peran ke-17 orang tersebut sekaligus dari mana asal sejumlah barang haram tersebut pada Selasa (29/1/2013) siang.

Berita terkait dapat diikuti dalam topik:
Raffi Ahmad Cs Diduga Pesta Narkoba

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Penjelasan Habiburokhman soal Adanya Anggota DPR Main Judi 'Online'

    Penjelasan Habiburokhman soal Adanya Anggota DPR Main Judi "Online"

    Nasional
    Airlangga Sebut Kemenko Perekonomian Pindah ke IKN jika Kantornya Sudah Siap

    Airlangga Sebut Kemenko Perekonomian Pindah ke IKN jika Kantornya Sudah Siap

    Nasional
    Jemaah Haji Sambut Gembira Saat Hujan Turun di Mekkah, di Tengah Peringatan Cuaca Panas

    Jemaah Haji Sambut Gembira Saat Hujan Turun di Mekkah, di Tengah Peringatan Cuaca Panas

    Nasional
    PPP Pastikan Agenda Muktamar untuk Pergantian Pemimpin Berlangsung Tahun 2025

    PPP Pastikan Agenda Muktamar untuk Pergantian Pemimpin Berlangsung Tahun 2025

    Nasional
    Jemaah Haji dengan Risiko Tinggi dan Lansia Diimbau Badal Lontar Jumrah

    Jemaah Haji dengan Risiko Tinggi dan Lansia Diimbau Badal Lontar Jumrah

    Nasional
    Idul Adha, Puan Maharani: Tingkatkan Kepedulian dan Gotong Royong

    Idul Adha, Puan Maharani: Tingkatkan Kepedulian dan Gotong Royong

    Nasional
    Timwas Haji DPR: Tenda Jemaah Haji Indonesia Tidak Sesuai Maktab, Banyak yang Terusir

    Timwas Haji DPR: Tenda Jemaah Haji Indonesia Tidak Sesuai Maktab, Banyak yang Terusir

    Nasional
    Sikap Golkar Ingin Ridwan Kamil Maju di Pilkada Jabar Ketimbang Jakarta Dinilai Realistis

    Sikap Golkar Ingin Ridwan Kamil Maju di Pilkada Jabar Ketimbang Jakarta Dinilai Realistis

    Nasional
    Masalah Haji Terus Berulang, Timwas Haji DPR Usulkan Penbentukan Pansus

    Masalah Haji Terus Berulang, Timwas Haji DPR Usulkan Penbentukan Pansus

    Nasional
    Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Jemaah Haji Diimbau Tak Lontar Jumrah Sebelum Pukul 16.00

    Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Jemaah Haji Diimbau Tak Lontar Jumrah Sebelum Pukul 16.00

    Nasional
    Wapres Ma'ruf Dorong Kegiatan Kurban Terus Dijaga, Sebut Warga Non-Muslim Ikut Berkurban di Masjid Istiqlal

    Wapres Ma'ruf Dorong Kegiatan Kurban Terus Dijaga, Sebut Warga Non-Muslim Ikut Berkurban di Masjid Istiqlal

    Nasional
    Semarak Perayaan Idul Adha 1445 H, DPC PDIP di 38 Daerah Jatim Sembelih Hewan Kurban

    Semarak Perayaan Idul Adha 1445 H, DPC PDIP di 38 Daerah Jatim Sembelih Hewan Kurban

    Nasional
    Pelindo Petikemas Salurkan 215 Hewan Kurban untuk Masyarakat

    Pelindo Petikemas Salurkan 215 Hewan Kurban untuk Masyarakat

    Nasional
    Gus Muhaimin: Timwas Haji DPR Sampaikan Penyelenggaraan Haji 2024 Alami Berbagai Masalah

    Gus Muhaimin: Timwas Haji DPR Sampaikan Penyelenggaraan Haji 2024 Alami Berbagai Masalah

    Nasional
    DPD PDI-P Usulkan Nama Anies di Pilkada Jakarta, Ganjar: Seandainya Tidak Cocok, Tak Usah Dipaksakan

    DPD PDI-P Usulkan Nama Anies di Pilkada Jakarta, Ganjar: Seandainya Tidak Cocok, Tak Usah Dipaksakan

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com