Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nara: "Nyapres", Rhoma Harus Penuhi Kriteria

Kompas.com - 29/01/2013, 05:42 WIB
Aditya Revianur

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Raja dangdut Rhoma Irama mendeklarasikan diri menjadi calon presiden alternatif Pemilu 2014. Mantan tim sukses pasangan Fauzi "Foke" Bowo dan Nachrowi "Nara" Ramli tersebut mengaku memiliki pendukung sekitar 10 persen rakyat Indonesia.

Nachrowi menilai, keinginan Rhoma untuk maju sebagai presiden adalah hak politik yang harus dihornati. Namun, dia berpendapat untuk menjadi capres, ada beberapa kriteria yang harus diikuti Rhoma.

"Pemimpin nasional nggak bisa sembarangan. Dia harus punya integritas. Jangan coba-coba asal senang memiliki obsesi jadi presiden lalu mencalonkan diri," kata Nara di Hotel Gran Melia, Jakarta, Senin (28/1/2013).

Dia menjelaskan, seorang calon presiden harus berani mengumumkan ke publik kekurangan dan kelebihan yang dimilikinya. Hal itu agar rakyat mengetahui calon yang akan dipilihnya. Terlebih lagi, popularitas saja tidak cukup jika integritas dikesampingkan.

"Selain itu, visi dan misinya juga harus dibuka ke publik apakah dia itu cocok nggak maju sebagai capres," terangnya.

Selain itu, menurut Nara, seorang capres juga harus memiliki akar rumput yang kuat. Selain basis dukungan massa, capres juga harus bisa menyakinkan parpol agar dirinya layak dicalonkan. Sebab, sesuai konstitusi, capres harus dicalonkan oleh parpol.

"Itu hak, tapi dia juga harusnya tokoh nasional yang memiliki jejaring. Saya akan mendukung dia atau tidak itu tergantung nanti," pungkas Ketua DPW Partai Demokrat Jakarta itu.

Seperti diberitakan, Rhoma Irama berniat maju sebagai capres. Rhoma didukung oleh para tokoh pemuka agama selain oleh penggemar Soneta Grup. Partai Kebangkitan Bangsa dikabarkan mendekati Rhoma Irama.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com