JAKARTA, KOMPAS.com — Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) siap dimintai keterangannya oleh Badan Kehormatan (BK) DPR terkait respons tertawa yang dilontarkan anggota dewan terhadap candaan calon hakim agung Muhammad Daming Sunusi soal kasus perkosaan. Namun, beberapa politisi juga meminta agar BK memiliki bukti oknum anggota Komisi III yang tertawa itu.
"Pemanggilan harus ada bukti. BK harus tunjukkan bukti ada yang tertawa. Tertawa ini seperti suap, harus ditangkap tangan," ucap anggota Komisi III dari Fraksi Partai Golkar Bambang Soesatyo, Rabu (16/1/2013), di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta.
Menurut Bambang, pemeriksaan BK terkait respons tertawa anggota dewan itu tidaklah terlalu penting. Ia mengatakan, setelah kasus ini mencuat ke publik, fit and proper test calon hakim agung akan disikapi lebih serius.
"Fit and proper test KPK juga yang tertawa tidak sedikit juga, kalau BK mau investigasi, silakan. Saat itu tidak seluruhnya hadir, hanya beberapa yang ada. Karena diuber-uber pers, mungkin BK menunjukkan bahwa dia antisipatif reaksinya bekerja," ucap Bambang.
Seperti diberitakan, BK akan menyelidiki dugaan pelanggaran etik terhadap aksi anggota Komisi III yang tertawa dengan candaan Daming soal kasus pemerkosaan dalam forum fit and proper test di Komisi III DPR pada Senin (14/1/2013) lalu.
Ketika itu, Daming menyatakan bahwa pelaku pemerkosaan tidak perlu dihukum mati karena pelaku dan korbannya saling menikmati. Ketua BK M Prakosa melihat respons tertawa anggota dewan tidak pantas dan tidak patut. Ia pun menuturkan jika memang ada anggota dewan yang terindikasi kuat melakukan pelanggaran, BK akan memanggil Komisi III.
Ketua Komisi III I Gede Pasek Suardika juga mempersilakan BK untuk bekerja menyelidiki dugaan pelanggaran kode etik. "Silakan, bagi kami tidak masalah. Silakan mana saja yang dipanggil, kan tidak semua Komisi III yang tertawa ada yang tersenyum, cemberut," tutur Ketua DPP Partai Demokrat bidang Komunikasi Publik ini.
Selengkapnya, ikuti di topik pilihan:
PERNYATAAN DAMING SOAL PEMERKOSAAN
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.