Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PDI-P dan Golkar Juga Tolak Pilih Daming

Kompas.com - 16/01/2013, 12:35 WIB
Sabrina Asril

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) dan Fraksi Partai Golkar akhirnya memutuskan untuk tidak memilih calon hakim agung Muhammad Daming Sunusi. Hal ini menyusul candaan kontroversialnya terkait pelaku pemerkosaan yang tidak perlu dihukum mati lantaran kasus itu kerap terjadi atas dasar saling suka.

"Yang jelas ketua umum kami perempuan dan ketua fraksi kami perempuan. Kami nggak mungkin terima kalau sikapnya seperti itu," ucap anggota Komisi III dari Fraksi PDI-P, Trimedya Pandjaitan, Rabu (16/1/2013), di Gedung Kompleks Parlemen Senayan.

Trimedya mengatakan, sikap itu diambil lantaran Daming sudah dinilai melecehkan kaum perempuan. Permohonan maaf Daming, lanjutnya, merupakan salah satu kelebihan bagi Daming yang patut diapresiasi. Namun, Trimedya mengatakan, pernyataan Daming sudah terlebih dulu mendapat kecaman publik sehingga partainya memastikan tak akan memilih calon hakim agung itu.

"Maaf, sih, boleh. Dia pasti salah ngomong, tapi suasana sudah begini. Kami dari PDI-P, pada saat orang anggap ada pelecehan terhadap perempuan, kami harus di depan," tutur Trimedya.

Sementara itu, anggota Komisi III dari Fraksi Partai Golkar, Nurdiman Munir, juga mengatakan, partainya akan mempertimbangkan tidak memilih Daming sebagai calon hakim agung.

"Sebaiknya memang tidak akan diloloskan. Ini akan menjadi catatan khusus karena pendapat itu sangat tidak pantas, apalagi dia (Daming) punya satu anak perempuan," kata Nurdiman.

Insiden yang terjadi pada Daming itu, lanjutnya, sebaiknya menjadi pelajaran ke depan bagi para hakim dalam bersikap. "Mudah-mudahan ini peringatan hakim agung untuk bersifat dewasa dan jangan berpendapat yang vulgar dan menimbulkan opini masyarakat," tutur Nurdiman.

Seperti diberitakan, calon hakim agung Muhammad Daming Sunusi membuat pernyataan kontroversial dalam uji kelayakan dan kepatutan hakim agung di Komisi III DPR pada Senin (14/1/2013) ini.

Daming melontarkan jawaban "nyeleneh" saat ditanyakan hukuman mati bagi pelaku pemerkosaan. Saat itu, Daming menjawab bahwa hukuman mati harus dipertimbangkan karena kasus pemerkosaan kerap terjadi lantaran saling menikmati.

"Yang memerkosa dengan yang diperkosa ini sama-sama menikmati. Jadi, harus pikir-pikir terhadap hukuman mati," kata Daming. Jawaban Daming ini langsung mengundang tawa. Tidak sedikit pula yang mencibir pernyataan Damin itu. Dijumpai seusai melakukan uji kelayakan dan kepatutan, Damin berdalih bahwa pernyataannya itu hanya untuk mencairkan suasana.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

    Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

    Nasional
    PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

    PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

    Nasional
    Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

    Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

    Nasional
    PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

    PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

    Nasional
    ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

    ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

    Nasional
    Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

    Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

    Nasional
    PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

    PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

    Nasional
    Demokrat Tak Ingin Ada 'Musuh dalam Selimut' di Periode Prabowo-Gibran

    Demokrat Tak Ingin Ada "Musuh dalam Selimut" di Periode Prabowo-Gibran

    Nasional
    Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

    Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

    Nasional
    Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

    Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

    Nasional
    Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

    Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

    Nasional
    Gugat Dewas ke PTUN hingga 'Judicial Review' ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

    Gugat Dewas ke PTUN hingga "Judicial Review" ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

    Nasional
    Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

    Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

    Nasional
    Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

    Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com