Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PDIP Sambut Baik Hanya 10 Parpol yang Lolos

Kompas.com - 08/01/2013, 18:25 WIB
Sandro Gatra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - PDI-Perjuangan menyambut baik hasil verifikasi faktual oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) bahwa hanya 10 partai politik yang ditetapkan menjadi peserta Pemilu 2014. Hasil verifikasi itu dinilai sejalan dengan penguatan sistem presidensial.

Hal itu dikatakan Sekretaris Jenderal DPP PDI-P Tjahjo Kumolo dalam siaran pers, Selasa (8/1/2013), menyikapi hasil verifikasi faktual KPU.

Sebelumnya, KPU menyatakan hanya 10 partai politik yang lolos verifikasi faktual untuk menjadi peserta Pemilu 2014. Seluruh parpol yang kini berada di DPR, salah satunya PDI-P kembali lolos verifikasi faktual ditambah Partai Nasdem. Sebanyak 24 parpol lainnya dinyatakan tidak lolos.

"Partai-partai politik yang telah dinyatakan lolos hendaknya berkomitmen untuk membangun demokrasi yang berkeadaban dengan melakukan kompetisi secara fair dan menempatkan KPU sebagai penyelenggara pemilu yang bebas dari intervensi pihak manapun," kata Tjahjo.

Tjahjo menambahkan, pihaknya menghormati langkah setiap parpol yang tidak lolos verifikasi untuk menggunakan hak konstitusionalnya dengan mengadukan ke Bawaslu maupun upaya hukum lainnya. Namun, seluruh upaya hukum itu harus disertai bukti-bukti yang bisa dipertanggungjawabkan.

Tjahjo mengatakan, untuk menghindari persaingan tidak sehat antarcalon legislasi nantinya lantaran sistem pemilu proporsional terbuka, pihaknya meminta kepada KPU agar segera mengeluarkan peraturan yang mengatur tata cara dan etika kampanye. Peraturan itu juga diharapkan dapat mencegah politik uang dan politik menghalalkan segala cara.

"KPU dan Bawaslu harus duduk bersama guna mencari solusi terhadap berbagai bentuk kecurangan yang kemungkinan besar terjadi pada pemilu yang sangat liberal ini," kata anggota Komisi I DPR itu.

Berkaitan dengan rekrutmen caleg, kata Tjahjo, PDIP terbuka terhadap setiap warga negara yang memegang teguh empat pilar. Syarat lain, caleg harus paham terhadap aspek ideologi, sistem politik Indonesia dan sejarah perjuangan kemerdekaan.

"Juga harus memiliki kompetensi khusus untuk ditugaskan di komisi-komisi atau badan-badan di lembaga legislatif, termasuk pemahaman terhadap pelaksanaan fungsi legislasi, anggaran, dan pengawasan," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Anggap Publikasikan Nama Calon Menteri Tidak Tepat, PAN: Tunggu Prabowo Minta Dulu

    Anggap Publikasikan Nama Calon Menteri Tidak Tepat, PAN: Tunggu Prabowo Minta Dulu

    Nasional
    DKPP Gelar Sidang Perdana Ketua KPU Diduga Rayu PPLN Rabu Besok

    DKPP Gelar Sidang Perdana Ketua KPU Diduga Rayu PPLN Rabu Besok

    Nasional
    4 Wilayah di Bali Jadi Kabupaten Lengkap, Menteri ATR/BPN AHY: Semoga dapat Perkuat Semangat Investasi

    4 Wilayah di Bali Jadi Kabupaten Lengkap, Menteri ATR/BPN AHY: Semoga dapat Perkuat Semangat Investasi

    Nasional
    Kemenkes Ungkap Belum Semua Rumah Sakit Siap Terapkan KRIS

    Kemenkes Ungkap Belum Semua Rumah Sakit Siap Terapkan KRIS

    Nasional
    Ahli Sebut Tol MBZ Masih Sesuai Standar, tapi Bikin Pengendara Tak Nyaman

    Ahli Sebut Tol MBZ Masih Sesuai Standar, tapi Bikin Pengendara Tak Nyaman

    Nasional
    Ahli Yakin Tol MBZ Tak Akan Roboh Meski Kualitas Materialnya Dikurangi

    Ahli Yakin Tol MBZ Tak Akan Roboh Meski Kualitas Materialnya Dikurangi

    Nasional
    Tol MBZ Diyakini Aman Dilintasi Meski Spek Material Dipangkas

    Tol MBZ Diyakini Aman Dilintasi Meski Spek Material Dipangkas

    Nasional
    Jet Tempur F-16 Kedelepan TNI AU Selesai Dimodernisasi, Langsung Perkuat Lanud Iswahjudi

    Jet Tempur F-16 Kedelepan TNI AU Selesai Dimodernisasi, Langsung Perkuat Lanud Iswahjudi

    Nasional
    Kemensos Siapkan Bansos Adaptif untuk Korban Bencana Banjir di Sumbar

    Kemensos Siapkan Bansos Adaptif untuk Korban Bencana Banjir di Sumbar

    Nasional
    Ahli Sebut Proyek Tol MBZ Janggal, Beton Diganti Baja Tanpa Pertimbangan

    Ahli Sebut Proyek Tol MBZ Janggal, Beton Diganti Baja Tanpa Pertimbangan

    Nasional
    Jokowi Kembali ke Jakarta Usai Kunjungi Korban Banjir di Sumbar

    Jokowi Kembali ke Jakarta Usai Kunjungi Korban Banjir di Sumbar

    Nasional
    26 Tahun Reformasi, Aktivis 98: Kami Masih Ada dan Akan Terus Melawan

    26 Tahun Reformasi, Aktivis 98: Kami Masih Ada dan Akan Terus Melawan

    Nasional
    Dewas KPK Sudah Cetak Putusan Etik Ghufron, tapi Tunda Pembacaannya

    Dewas KPK Sudah Cetak Putusan Etik Ghufron, tapi Tunda Pembacaannya

    Nasional
    Anggota Komisi VIII Kritik Kemensos karena Tak Hadir Rapat Penanganan Bencana di Sumbar

    Anggota Komisi VIII Kritik Kemensos karena Tak Hadir Rapat Penanganan Bencana di Sumbar

    Nasional
    PAN Tak Mau Ada Partai Baru Dukung Prabowo Langsung Dapat 3 Menteri

    PAN Tak Mau Ada Partai Baru Dukung Prabowo Langsung Dapat 3 Menteri

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com