Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Blusukan Ala SBY Dianggap Tak Akan Efektif

Kompas.com - 07/01/2013, 12:24 WIB
Sandro Gatra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dinilai telah kehilangan momentum untuk melakukan kunjungan kerja (kunker) menemui rakyat. Pasalnya, stigma masyarakat sudah kuat bahwa Presiden bukan pemimpin yang populis. Hal itu diungkapkan Gun Gun Heryanto pengamat politik dari Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, ketika dihubungi, Senin (7/1/2013).

"Dua periode kekuasaan sudah sangat lekat memosisikan kepemimpinan SBY bukan sebagai pemimpin populis," kata Gun Gun.

Gun Gun menanggapi langkah Presiden yang melakukan kunker ke Desa Tanjung Pasir, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Banten tanpa protokoler. Kunker itu awalnya dirahasiakan.

Menurutnya, Presiden memang seharusnya menemui langsung rakyatnya. Hanya saja, akan muncul kritik terhadap blusukan Yudhoyono lantaran baru dilakukan kembali saat ini. Yudhoyono memang pernah blusukan menjelang Pemilu 2004 dan 2009. Namun, kata dia, langkah itu hanya untuk kepentingan elektabilitas.

"Setelah memimpin, SBY tak cukup punya catatan memadai dekat dengan rakyat. Singkatnya, blusukan SBY tak punya tautan dengan historisitas berjenjang sebagai pemimpin populis. SBY sibuk mengelola relasi kuasa di level elit," kata Gun Gun.

Gun Gun juga meragukan efektivitas blusukan untuk monitoring dan evaluasi implementasi kebijakan serta program aksi pemerintah pusat dan daerah. Saat ini, kata dia, pemerintahan sudah berada di fase akhir sehingga tidak dalam konteks melihat masalah.

"Seharusnya Presiden menyolidkan tim dan mengefektifkan leading sector untuk mencapai skala-skala prioritas pemerintah. Kunci masalah sekarang bukan lagi di masyarakat, tetapi di level eksekutor, yakni para menteri," kata dia.

"Tahun 2013 adalah tahun politik. Jadi yang seharusnya dilakukan SBY adalah membuat dan menerapkan sistem kontrol untuk menjaga perahu kabinet jangan bocor karena terjangan agenda politik parpol-parpol koalisi. Jadi, jika blusukan itu untuk urusan citra tak akan bermanfaat banyak untuk mengangkat pamor SBY maupun Partai Demokrat," pungkas Gun Gun.

Seperti diberitakan, Staf Khusus Presiden bidang Komunikasi Politik Daniel Sparringa mengatakan, kedepannya kunker Presiden akan lebih banyak tanpa pemberitahuan mengenai tujuannya. Daniel menyebut kunker itu dengan istilah "turba", alias turun ke bawah.

Turba itu disebut untuk memonitoring dan mengevaluasi implementasi kebijakan serta program aksi pemerintah pusat dan daerah. Dengan berinteraksi langsung dengan warga, kata dia, diharapkan warga dapat menerima informasi langsung dari Presiden tentang pencapaian, hambatan, serta hal yang perlu dilakukan untuk perbaikan.

"SBY akan memastikan dalam dua tahun ke depan mesin pemerintahan berjalan optimal untuk meningkatkan dampak dan manfaat program pemerintah. Gaya komunikasi publiknya juga akan lebih langsung dan tak berjarak. Mungkin dapat disebut lebih agresif. Manajemen dan kepemimpinannya juga akan lebih berorientasi pada solusi di lapangan dan perbaikan kebijakan yang ces pleng, juga lebih interventif," kata Daniel.

Berita terkait dapat diikuti dalam topik:
SBY Pun Akhirnya "Blusukan"...

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Prabowo Sebut Jokowi Siapkan Dirinya Jadi Penerus

    Prabowo Sebut Jokowi Siapkan Dirinya Jadi Penerus

    Nasional
    Prabowo mengaku Punya Kedekatan Alamiah dengan Kiai NU

    Prabowo mengaku Punya Kedekatan Alamiah dengan Kiai NU

    Nasional
    Imigrasi Deportasi 2 WN Korsel Produser Reality Show 'Pick Me Trip in Bali'

    Imigrasi Deportasi 2 WN Korsel Produser Reality Show "Pick Me Trip in Bali"

    Nasional
    Prabowo Berterima Kasih ke PBNU karena Komitmen Dukung Pemerintahan ke Depan

    Prabowo Berterima Kasih ke PBNU karena Komitmen Dukung Pemerintahan ke Depan

    Nasional
    Gus Yahya: Tak Ada Peran yang Lebih Tepat bagi PBNU Selain Bantu Pemerintah

    Gus Yahya: Tak Ada Peran yang Lebih Tepat bagi PBNU Selain Bantu Pemerintah

    Nasional
    Gus Yahya: Ini Halal Bihalal Keluarga, Prabowo-Gibran Anggota Keluarga NU

    Gus Yahya: Ini Halal Bihalal Keluarga, Prabowo-Gibran Anggota Keluarga NU

    Nasional
    Data Penyelidikan SYL Diduga Bocor, KPK Akan Periksa Internal Setelah Febri Diansyah dkk Bersaksi di Sidang

    Data Penyelidikan SYL Diduga Bocor, KPK Akan Periksa Internal Setelah Febri Diansyah dkk Bersaksi di Sidang

    Nasional
    Prabowo Tiba di Acara Halal Bihalal PBNU, Diantar Gibran Masuk Gedung

    Prabowo Tiba di Acara Halal Bihalal PBNU, Diantar Gibran Masuk Gedung

    Nasional
    Gerindra Tegaskan Prabowo Belum Susun Kabinet, Minta Pendukung Tak Bingung

    Gerindra Tegaskan Prabowo Belum Susun Kabinet, Minta Pendukung Tak Bingung

    Nasional
    Hadiri Halal Bihalal PBNU, Gibran Disambut Gus Yahya dan Gus Ipul

    Hadiri Halal Bihalal PBNU, Gibran Disambut Gus Yahya dan Gus Ipul

    Nasional
    Gempa Garut, Tenda Pengungsian Didirikan di Halaman RS Sumedang

    Gempa Garut, Tenda Pengungsian Didirikan di Halaman RS Sumedang

    Nasional
    Anies Diprediksi Bakal Terima Tawaran Nasdem Jadi Cagub DKI jika Tak Ada Panggung Politik Lain

    Anies Diprediksi Bakal Terima Tawaran Nasdem Jadi Cagub DKI jika Tak Ada Panggung Politik Lain

    Nasional
    9 Kabupaten dan 1 Kota  Terdampak Gempa M 6,2 di Garut

    9 Kabupaten dan 1 Kota Terdampak Gempa M 6,2 di Garut

    Nasional
    KPK Sebut Dokter yang Tangani Gus Muhdlor Akui Salah Terbitkan Surat 'Dirawat Sampai Sembuh'

    KPK Sebut Dokter yang Tangani Gus Muhdlor Akui Salah Terbitkan Surat "Dirawat Sampai Sembuh"

    Nasional
    BNPB: Tim Reaksi Cepat Lakukan Pendataan dan Monitoring Usai Gempa di Garut

    BNPB: Tim Reaksi Cepat Lakukan Pendataan dan Monitoring Usai Gempa di Garut

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com