Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengamat: Blusukan SBY Strategi Pertahankan Eksistensi PD

Kompas.com - 06/01/2013, 14:25 WIB
Dian Maharani

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat politik dari Soegeng Sarjadi Syndicate (SSS) Toto Sugiarto menilai blusukan yang dilakukan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) adalah untuk mempertahankan eksistensi Partai Demokrat (PD) pada Pemilu 2014 mendatang. Sebab, blusukan atau turun langsung SBY pada masyarakat dilakukan baru-baru ini atau yang terlihat pada 4 Januari kemarin di Tangerang.

"Saya kira itu bagian dari strategi untuk mempertahankan Demokrat pada 2014. Bagaimana pun beliau adalah dewan pembina, sehingga secara langsung dia berkepentingan supaya Demokrat untuk tetap berada di papan atas," terang Toto ditemui dalam sebuah diskusi di Hotel Santika, Jakarta, Minggu (6/1/2013).

Selain untuk mempertahankan eksistensi partainya, menurut Toto, Presiden juga ingin mempertahankan kekuasaannya di Istana. Blusukan yang dilakukan Presiden itu pun tak lain menyangkut kepentingan kelompoknya.

"Itu menjadi kepentingan beliau jelas. Ini juga berkepentingan langsung pada keluarga Cikeas agar tetap berada di kekuasaan. Dengan raihan Demokrat yang besar, otomatis Demokrat akan memiliki peluang sangat besar untuk menentukan kepemimpinan di Republik ke depannya juga," jelasnya.

Blusukan yang dilakukan Presiden SBY ini sebelumnya banyak disebut-sebut mengikuti gaya Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo. Menanggapi hal itu, Toto mengatakan, dalam dunia politik tidak mengenal kata terlambat.

"Saya kira kalau dalam politik itu tidak ada istilah telat. Begitu ada kesadaran, itu diperoleh bahwa harus melakukan sesuatu yang tidak konvensional, maka itu harus cepat dilakukan. Sekarang masih ada waktu 1,5 tahun lagi ke Pemilu Pilpres, dan msih ada cukup waktu untuk mengubah segalanya," terangnya.

Seperti diberitakan, Presiden SBY mendatangi Desa Tanjung Pasir, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Banten, pada Jumat (4/1/2013) pagi tanpa memberi tahu terlebih dulu kepada para pejabat setempat.

Saat iring-iringan Presiden dan para menteri bergerak menuju tempat itu, tidak ada sterilisasi jalan. Tak ada pula petugas kepolisian dan TNI yang berjaga-jaga di sepanjang jalan. Bahkan, ada beberapa polisi yang asyik duduk-duduk. Warga tetap beraktivitas seperti biasa. Ada yang mandi, mencuci pakaian, hingga buang hajat di salah satu kali yang dilintasi Presiden.

Warga pun tampak kebingungan melihat iring-iringan kendaraan. Rombongan kemudian berhenti di persimpangan tak jauh dari gapura tanda memasuki Desa Tanjung Pasir. Tak ada penyambutan Presiden oleh para pejabat setempat.

Setelah melihat Presiden dan Ny Ani Yudhoyono turun dari mobil, puluhan warga lalu berkerumun. Jumlahnya terus bertambah setelah kabar menyebar. Setelah berjabat tangan dengan warga, Presiden lalu mendatangi Teras Bank Rakyat Indonesia.

Di sana, politisi Partai Demokrat itu menanyakan implementasi program pemerintah Kredit Usaha Rakyat (KUR). Setelah itu, Presiden melihat kondisi perkampungan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Istri di Minahasa Dibunuh karena Mengigau, Komnas Perempuan Sebut Fenomena Femisida

    Istri di Minahasa Dibunuh karena Mengigau, Komnas Perempuan Sebut Fenomena Femisida

    Nasional
    Kabaharkam Siapkan Strategi Pengamanan Khusus di Akses Masuk Pelabuhan Jelang WWF ke-10 di Bali

    Kabaharkam Siapkan Strategi Pengamanan Khusus di Akses Masuk Pelabuhan Jelang WWF ke-10 di Bali

    Nasional
    Ketua KPU Sebut Caleg Terpilih Tak Harus Mundur jika Maju Pilkada, Pakar: Jangan-jangan Pesanan...

    Ketua KPU Sebut Caleg Terpilih Tak Harus Mundur jika Maju Pilkada, Pakar: Jangan-jangan Pesanan...

    Nasional
    Sebut Caleg Terpilih Tak Wajib Mundur jika Maju Pilkada, Ketua KPU Dinilai Ingkari Aturan Sendiri

    Sebut Caleg Terpilih Tak Wajib Mundur jika Maju Pilkada, Ketua KPU Dinilai Ingkari Aturan Sendiri

    Nasional
    Minta La Nyalla Kembali Pimpin DPD RI, Fahira Idris: Penguatan DPD RI Idealnya Dipimpin Sosok Pendobrak

    Minta La Nyalla Kembali Pimpin DPD RI, Fahira Idris: Penguatan DPD RI Idealnya Dipimpin Sosok Pendobrak

    Nasional
    Sejumlah Bantuan Jokowi ke Prabowo Siapkan Pemerintahan ke Depan...

    Sejumlah Bantuan Jokowi ke Prabowo Siapkan Pemerintahan ke Depan...

    Nasional
    Amankan World Water Forum 2024 di Bali, Korlantas Kirim 1.532 Polantas Gabungan

    Amankan World Water Forum 2024 di Bali, Korlantas Kirim 1.532 Polantas Gabungan

    Nasional
    Sudirman Said Angkat Bicara soal Isu Mau Maju Cagub Independen di Pilgub Jakarta

    Sudirman Said Angkat Bicara soal Isu Mau Maju Cagub Independen di Pilgub Jakarta

    Nasional
    Soal Revisi UU Kementerian Negara, Yusril Sebut Prabowo Bisa Keluarkan Perppu Usai Dilantik Jadi Presiden

    Soal Revisi UU Kementerian Negara, Yusril Sebut Prabowo Bisa Keluarkan Perppu Usai Dilantik Jadi Presiden

    Nasional
    “Oposisi” Masyarakat Sipil

    “Oposisi” Masyarakat Sipil

    Nasional
    Soal Pernyataan Prabowo, Pengamat: Ada Potensi 1-2 Partai Setia pada Jalur Oposisi

    Soal Pernyataan Prabowo, Pengamat: Ada Potensi 1-2 Partai Setia pada Jalur Oposisi

    Nasional
    Pakar Nilai Ide KPU soal Caleg Terpilih Dilantik Usai Kalah Pilkada Inkonstitusional

    Pakar Nilai Ide KPU soal Caleg Terpilih Dilantik Usai Kalah Pilkada Inkonstitusional

    Nasional
    Pakar Pertanyakan KPU, Mengapa Sebut Caleg Terpilih Tak Harus Mundur jika Maju Pilkada

    Pakar Pertanyakan KPU, Mengapa Sebut Caleg Terpilih Tak Harus Mundur jika Maju Pilkada

    Nasional
    Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Ogah Kerja Sama, Gerindra: Upaya Rangkul Partai Lain Terus Dilakukan

    Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Ogah Kerja Sama, Gerindra: Upaya Rangkul Partai Lain Terus Dilakukan

    Nasional
    Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Gerindra Pastikan Tetap Terbuka untuk Kritik

    Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Gerindra Pastikan Tetap Terbuka untuk Kritik

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com