Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketika Presiden Blusukan...

Kompas.com - 04/01/2013, 15:44 WIB
Sandro Gatra

Penulis

TANGERANG, KOMPAS.com — Presiden Susilo Bambang Yudhoyono didampingi Ibu Negara Ny Ani Yudhoyono melakukan kunjungan kerja, Jumat (4/1/2013). Berbeda dengan biasanya, kunjungan kerja atau kunker kali ini tak diketahui tujuannya.

Awalnya, para menteri dan wartawan dikumpulkan di Hotel Sultan, Jakarta. Tak ada yang tahu ke mana Presiden akan berkunjung. Pihak-pihak yang biasa mendampingi Presiden pun mengaku tak tahu. Berbagai spekulasi muncul.

Kunker itu diikuti Menteri Sekretaris Negara Sudi Silalahi, Sekretaris Kabinet Dipo Alam, Menteri Kelautan dan Perikanan Sharif Cicip Sutardjo, Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Syarief Hasan, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan M Nuh, serta Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto. Ikut pula Direktur Utama Pertamina Karen Agustiawan.

Presiden dan rombongan kemudian bergerak sekitar pukul 07.40 WIB. Para menteri tak menggunakan kendaraan dinasnya, tetapi diangkut dalam satu mobil. Rombongan bergerak ke arah Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang. Ternyata, mereka hanya lewat.

Iring-iringan kemudian bergerak ke arah Kabupaten Tangerang, tepatnya ke Desa Tanjung Pasir, Kecamatan Teluk Naga. Tak ada sterilisasi jalan. Tak ada pula petugas Kepolisian dan TNI yang berjaga-jaga di sepanjang jalan. Bahkan, ada beberapa polisi yang asyik duduk-duduk.

Warga tetap beraktivitas seperti biasa. Ada yang mandi, mencuci pakaian, hingga buang hajat di salah satu kali yang dilintasi Presiden. Aliran air di kali itu tampak berwarna coklat. Entah Presiden melihat atau tidak. Yang jelas, warga tampak kebingungan melihat iring-iringan kendaraan.

Rombongan kemudian berhenti di persimpangan tak jauh dari gapura tanda memasuki Desa Tanjung Pasir. Tak ada penyambutan Presiden oleh para pejabat setempat. Setelah melihat Presiden dan Ibu Negara yang turun dari mobil, puluhan warga lalu berkerumun. Jumlahnya terus bertambah setelah kabar menyebar.

Setelah berjabat tangan dengan warga, Presiden lalu mendatangi Teras Bank Rakyat Indonesia. Di sana, politisi Partai Demokrat itu menanyakan implementasi program pemerintah kredit usaha rakyat (KUR). Setelah itu, Presiden melihat kondisi perkampungan.

Rupanya, Presiden terganggu dengan tumpukan sampah yang berserakan di mana-mana. Air berwarna hitam dan berbau tak sedap tergenang di selokan. "Dibikin bersih supaya enggak ada penyakit," kata Presiden kepada jajarannya.

Presiden sempat berbincang dengan warga. Kesempatan itu dipakai warga untuk menyampaikan berbagai keluhan, seperti minimnya pasokan solar untuk perahu nelayan, tak adanya pemecah gelombang di pinggir pantai, tak adanya selokan air, tak adanya truk pengangkut sampah, dan minimnya bantuan modal usaha.

Keluhan lain, limbah kiriman dari pabrik yang mencemari pantai sehingga nelayan sulit mencari ikan, dan berbagai keluhan lain. Mendengar keluhan itu, Presiden langsung memerintahkan jajaran menteri dan pejabat setempat untuk memperbaiki.

"Dibikin keranjang sampah-lah. Saya akan beri bantuan uang tunai antara lain bikin bersih tempat ini. Kalau kampung ini sehat, rakyat tidak mudah sakit," kata Presiden kepada para pejabat setempat. Mereka telat hadir lantaran baru diberi tahu kedatangan Presiden tak lama sebelum Presiden tiba.

Setelah mendengar berbagai keluhan warga, Presiden melihat proses pelelangan ikan. "Bapak SBY mau ikut lelang?" tanya petugas lelang melalui pengeras suara.

"Kalau saya ikut lelang takutnya rusak pasaran," kata Presiden disambut tawa warga. "Saya bantu aja Rp 100 juta, gunakan dengan baik," tambah Presiden. Kemudian warga bertepuk tangan.

Sebelum meninggalkan lokasi, kepada ratusan warga yang berkerumun, Presiden kembali menjelaskan perintah apa saja yang dia sampaikan kepada jajaran pemerintah untuk memperbaiki perkampungan. Presiden meminta kepada warga untuk ikut menjaga fasilitas jika sudah diperbaiki nantinya.

"Tentu yang dibantu bukan kampung ini saja. Kampung lain beri atensi tinggi juga. Ekonomi harus dinikmati semua rakyat Indonesia," kata Presiden ketika memberi penjelasan di atas bangku tinggi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Anies Diprediksi Bakal Terima Tawaran Nasdem Jadi Cagub DKI jika Tak Ada Panggung Politik Lain

    Anies Diprediksi Bakal Terima Tawaran Nasdem Jadi Cagub DKI jika Tak Ada Panggung Politik Lain

    Nasional
    9 Kabupaten dan 1 Kota  Terdampak Gempa M 6,2 di Garut

    9 Kabupaten dan 1 Kota Terdampak Gempa M 6,2 di Garut

    Nasional
    KPK Sebut Dokter yang Tangani Gus Muhdlor Akui Salah Terbitkan Surat 'Dirawat Sampai Sembuh'

    KPK Sebut Dokter yang Tangani Gus Muhdlor Akui Salah Terbitkan Surat "Dirawat Sampai Sembuh"

    Nasional
    BNPB: Tim Reaksi Cepat Lakukan Pendataan dan Monitoring Usai Gempa di Garut

    BNPB: Tim Reaksi Cepat Lakukan Pendataan dan Monitoring Usai Gempa di Garut

    Nasional
    BNPB: Gempa M 6,2 di Garut Rusak Tempat Ibadah, Sekolah, dan Faskes

    BNPB: Gempa M 6,2 di Garut Rusak Tempat Ibadah, Sekolah, dan Faskes

    Nasional
    PBNU Gelar Karpet Merah Sambut Prabowo-Gibran

    PBNU Gelar Karpet Merah Sambut Prabowo-Gibran

    Nasional
    KPK Nonaktifkan Dua Rutan Buntut Pecat 66 Pegawai yang Terlibat Pungli

    KPK Nonaktifkan Dua Rutan Buntut Pecat 66 Pegawai yang Terlibat Pungli

    Nasional
    BNPB: 4 Orang Luka-luka Akibat Gempa M 6,2 di Kabupaten Garut

    BNPB: 4 Orang Luka-luka Akibat Gempa M 6,2 di Kabupaten Garut

    Nasional
    Prahara di KPK: Usai Laporkan Albertina Ho, Nurul Ghufron Dilaporkan Novel Baswedan Cs Ke Dewas

    Prahara di KPK: Usai Laporkan Albertina Ho, Nurul Ghufron Dilaporkan Novel Baswedan Cs Ke Dewas

    Nasional
    BNPB: Gempa M 6,2 di Kabupaten Garut Rusak 27 Unit Rumah, 4 di Antaranya Rusak Berat

    BNPB: Gempa M 6,2 di Kabupaten Garut Rusak 27 Unit Rumah, 4 di Antaranya Rusak Berat

    Nasional
    Tanggal 1 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 1 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Tanggal 30 April 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 30 April 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Pengamat: Nasib Ganjar Usai Pilpres Tergantung PDI-P, Anies Beda karena Masih Punya Pesona Elektoral

    Pengamat: Nasib Ganjar Usai Pilpres Tergantung PDI-P, Anies Beda karena Masih Punya Pesona Elektoral

    Nasional
    Defend ID Targetkan Tingkat Komponen Dalam Negeri Alpalhankam Capai 55 Persen 3 Tahun Lagi

    Defend ID Targetkan Tingkat Komponen Dalam Negeri Alpalhankam Capai 55 Persen 3 Tahun Lagi

    Nasional
    TNI AL Kerahkan 3 Kapal Perang Korvet untuk Latihan di Laut Natuna Utara

    TNI AL Kerahkan 3 Kapal Perang Korvet untuk Latihan di Laut Natuna Utara

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com