Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PDI-P: Kami Tak Salah Pilih Empat Pimpinan KPK

Kompas.com - 30/12/2012, 15:09 WIB
Sandro Gatra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan mengapresiasi kinerja Komisi Pemberantasan Korupsi selama tahun 2012 meski pun ada catatan kritis dalam penanganan beberapa kasus tindak pidana korupsi.

"Kami tidak salah pilih empat pimpinan KPK," kata Ketua DPP PDIP Bidang Hukum, HAM, dan Perundang-Undangan Trimedya Panjaitan, saat jumpa pers catatan akhir tahun PDIP, di Jakarta, Minggu ( 30/12/2012 ).

Trimedya mengatakan, awalnya ada sikap skeptis publik ketika Komisi III DPR memilih empat pimpinan KPK, yakni Abraham Samad, Bambang Widjojanto, Zulkarnaen, dan Adnan Pandu Praja. Pasalnya, hanya Zulkarnaen yang memiliki latarbelakangnbirokrasi di institusi penegak hukum.

Bahkan, kata anggota Komisi III DPR itu, publik terkejut ketika Komisi III memilih Abraham sebagai Ketua KPK. Hanya saja, jika melihat kewenangan besar yang dimiliki, kata dia, KPK seharusnya bisa lebih baik lagi dalam pengusutan kasus korupsi.

Trimedya memberi contoh kasus bail out Bank Century yang belum menyentuh auktor intelektualis dalam pengucuran dana Rp 6,7 triliun. KPK, kata dia, hanya sekeder memenuhi janji meningkatkan ketahap penyidikan dengan menetapkan dua orang tersangka dari pihak Bank Indonesia, yakni Budi Mulya dan Siti Chalimah Fadjrijah.

Berbeda dengan Trimedya, Ketua Departemen bidang Hukum DPP PDIP Junimart Girsang mengkritisi pemberantasan korupsi di KPK hingga pengadilan tindak pidana korupsi. Dia menilai asas praduga tak bersalah terhadap seseorang yang dituduh terlibat sudah hilang.

"Saya pernah komunikasi dengan hakim tipikor, apakah semua perkara tipikor pasti bersalah? Mereka katakan kalau kami putus bebas akan diramaikan LSM, kami direpotkan dengan pemanggilan Komisi Yudisial. Ini perlu dipikirkan bersama, apakah setiap perkara pasti bersalah?," kata pria yang berprofesi pengacara itu.

Trimedya menambahkan, pihaknya berharap KPK kedepannya fokus pada pengusutan perkara korupsi besar seperti korupsi pengadaan barang dan jasa. Pasalnya, disinyalir 40 persen dari total anggaran untuk barang dan jasa dikorupsi. Selain itu, tambah dia, korupsi di sektor pertambangan yang belum disentuh.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

    Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

    Nasional
    Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

    Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

    Nasional
    Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

    Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

    Nasional
    Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

    Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

    Nasional
    Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

    Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

    Nasional
    Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

    Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

    Nasional
    Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

    Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

    Nasional
    Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

    Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

    Nasional
    Prabowo Harap Semua Pihak Rukun meski Beda Pilihan Politik

    Prabowo Harap Semua Pihak Rukun meski Beda Pilihan Politik

    Nasional
    Jokowi Sebut Penyusunan Kabinet Mendatang Hak Prerogatif Prabowo

    Jokowi Sebut Penyusunan Kabinet Mendatang Hak Prerogatif Prabowo

    Nasional
    Temui Warga Aceh Usai Pilpres, Cak Imin Janji Lanjutkan Perjuangan

    Temui Warga Aceh Usai Pilpres, Cak Imin Janji Lanjutkan Perjuangan

    Nasional
    Timnas Akan Hadapi Guinea untuk Bisa Lolos ke Olimpiade, Jokowi: Optimistis Menang

    Timnas Akan Hadapi Guinea untuk Bisa Lolos ke Olimpiade, Jokowi: Optimistis Menang

    Nasional
    KPK Sebut Penyidik Bisa Jemput Paksa Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

    KPK Sebut Penyidik Bisa Jemput Paksa Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

    Nasional
    TNI AD Mulai Tanam Padi di Merauke, KSAD: Selama Ini Hasilnya Kurang Baik

    TNI AD Mulai Tanam Padi di Merauke, KSAD: Selama Ini Hasilnya Kurang Baik

    Nasional
    KPK Mengaku Bisa Tangkap Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Kapan Saja

    KPK Mengaku Bisa Tangkap Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Kapan Saja

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com