Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Untung, Kiamat Hanya di Facebook...

Kompas.com - 23/12/2012, 17:18 WIB
Ninuk Pambudy

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Terpenggalnya kalender bangsa Maya hanya sampai tanggal 21 Desember 2012 mengambil "korban" di banyak tempat. Salah satunya di Surabaya, Jawa Timur.

Andri (48), pengemudi di sebuah perusahaan, selama dua hari sejak 19 Desember meningkatkan kewaspadaan ekstra. Dia memerintahkan istrinya untuk tidak keluar rumah pada 20 Desember. Dua anak mereka yang berusia 9 tahun dan 4 tahun juga ikut jadi "korban". Mereka dilarang keluar rumah sepulang sekolah. Ia mengambil sikap superwaspada dan berjaga-jaga karena mendengar gosip bahwa pada 21 Desember akan terjadi kiamat.

"Semua di Surabaya dengar begitu. Tanggal 20 Desember bulan dan bintang akan bertabrakan. Bumi akan gelap dan tanggal 21 Desember kiamat," tutur Andri, Jumat (21/12/2012), seraya mengendara keluar dari Bandara International Juanda.

Dia mengaku lega setelah tanggal 20 berlalu dan Matahari tetap terbit dari timur serta bersinar seperti biasa.

"Saya larang istri dan anak-anak keluar rumah. Saya telepon istri supaya tetap di rumah saja," kata Andri setelah mendengar dari rekan-rekan kerjanya di kantor.

Menurut Andri, cerita yang sama juga disampaikan pengemudi-pengemudi lain di luar kantornya.

Tak terpikir oleh Andri untuk mengecek kebenaran lebih jauh kabar itu, misalnya bertanya kepada ketua RT atau lurah. Karena teman-temannya dan pengemudi lain mengatakan hal sama, kabar itu dia terima sebagai kebenaran.

"Kami khawatir kalau langit tiba-tiba jadi gelap. Kami tidak sampai sembunyi di bawah meja. Pasrah saja," kata Andri.

Setelah hari berlalu menuju petang, Andri semakin percaya diri. Menurut dia, sebetulnya tidak ada tanda-tanda kiamat. "Tuhan yang menentukan kapan kiamat," kata Andri.

Lalu, apa yang membuat dia khawatir? Andri tak dapat menjawab, seperti juga dia tidak tahu asal-usul berita kiamat itu.

"Tapi, berita kiamat itu juga ada di Facebook, kan? Semua orang di kantor tahu tentang itu. Saya ditunjukkan teman-teman sopir berita dari Facebook," kata Andri lagi.

Dia sendiri gaptek alias gagap teknologi, bahkan SMS pun dia tak piawai. "Saya tidak bisa SMS, huruf besar dan kecil saja sering salah," keluh dia. (NMP)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com