Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mahfud MD: Belum Ada Partai yang Saya Pilih

Kompas.com - 30/11/2012, 23:33 WIB
Firly Anugrah Putri

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Meski disebut-sebut memiliki peluang besar menjadi calon presiden pada 2014, Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD masih belum menerima tawaran partai politik mana pun untuk pencalonannya. Mahfud akan berbicara terus terang mengenai hal ini pada April tahun depan.

Nama Mahfud tercatat di urutan pertama dalam survei "Calon Presiden Indonesia 2014, Penilaian Opinion Leader" oleh Lembaga Survei Indonesia (LSI). Selain Mahfud, empat tokoh nasional yang masuk dalam bursa capres berkualitas itu adalah mantan Wakil Presiden RI Jusuf Kalla, Menteri Badan Usaha Milik Negara Dahlan Iskan, mantan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, dan mantan Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Hidayat Nur Wahid.

"Banyak sekali partai politik yang menghubungi saya, apalagi setelah hasil survei dari Lembaga Survey Indonesia (LSI) keluar. Banyak kontak-kontak dari parpol-parpol lain, tetapi saat ini belum satu pun saya katakan, 'Ya.' Jawaban saya sama, 'Tunggu April 2013'," kata Mahfud dalam Seminar Nasional DKN Garda Bangsa bertema "Bonus Demografi, Pemuda, dan Penguatan Pilar Kebangsaan" di Jakarta Timur, Jumat (30/11/12) siang.

Mahfud mengaku tersanjung karena hasil survei yang dilakukan oleh LSI itu menempatkan dirinya di posisi pertama dalam bursa capres 2014. Dalam survei itu, total skor yang diperoleh oleh Mahfud dalam survei itu adalah 79 poin. Posisi berikutnya ditempati Jusuf Kalla dengan 77 poin, Dahlan (76 poin), Sri Mulyani (72), dan Hidayat (71).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

    Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

    Nasional
    Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

    Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

    Nasional
    Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

    Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

    Nasional
    Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

    Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

    Nasional
    Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

    Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

    Nasional
    Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

    Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

    Nasional
    Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

    Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

    Nasional
    PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

    PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

    Nasional
    Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

    Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

    Nasional
    Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

    Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

    Nasional
    BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

    BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

    Nasional
    Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

    Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

    Nasional
    Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk 'Presidential Club'...

    Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk "Presidential Club"...

    Nasional
    Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

    Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

    Nasional
    “Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

    “Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com