Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nazaruddin Mengaku Pakai Telepon Antisadap dengan Anas

Kompas.com - 29/11/2012, 20:26 WIB
Icha Rastika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Entah benar atau tidak, mantan Bendahara Umum Partai Demokrat Muhammad Nazaruddin mengaku memiliki telepon khusus untuk membicarakan masalah uang dengan Ketua Umum DPP Partai Demokrat. Nazaruddin bahkan menyebut telepon yang digunakan dia dan Anas itu antisadap.

Mulanya, Ketua Majelis Hakim Sudjatmiko bertanya kepada Nazaruddin bagaimana dia berkomunikasi dengan Anas mengenai uang. Pertanyaan ini merujuk pada keterangan Nazaruddin yang  mengaku pernah diminta Anas untuk mengambil uang Rp 2,5 miliar dari Angelina dan Mirwan Amir untuk membayar pembuatan kalender partai bergambar wajah Anas.

 “Saya ada telepon khusus dengan Mas Anas yang antisadap,” kata Nazaruddin saat bersaksi di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta, Kamis (29/11/2012). Dia bersaksi untuk mantan rekan separtainya, Angelina Sondakh yang menjadi terdakwa atas dugaan menerima suap terkait kepengurusan anggaran di Kementerian Pemuda dan Olahraga serta di Kementerian Pendidikan Nasional.

Pernyataan Nazaruddin soal telepon antisadap ini pun mengundang tawa para pengunjung sidang. Nazaruddin kemudian meyakinkan  majelis hakim kalau keberadaan telepon antisadap itu bukan omong kosong. “Ini memang benar,” tambahnya.

Dalam kasus ini, Angelina didakwa menerima pemberian atau janji dari Grup Permai (perusahan Nazaruddin) berupa uang senilai total Rp 12 miliar dan 2.350.000 dollar Amerika Serikat atau sekitar Rp 22 miliar. Pemberian tersebut merupakan imbalan atau fee atas jasa Angelina dalam menggiring anggaran untuk proyek program pendidikan tinggi di Kemdiknas dan program pengadaan sarana-prasarana olahraga Kemenpora, salah satunya proyek wisma atlet SEA Games.

Menurut Nazaruddin, Angelina pernah mengaku dapat uang Rp 9 miliar dari proyek wisma atlet SEA Games. Pengakuan tersebut disampaikan Angelina dalam pertemuan tim pencari fakta (TPF) Partai Demokrat. Nazaruddin mengatakan, saat itu Angie mengaku kalau uang Rp 9 miliar itu kemudian dibagi-bagikan ke anggota DPR lainnya, dan ke Anas Urbaningrum.

Selain itu, Nazaruddin mengatakan kalau Angie menyumbang Rp 2 miliar untuk pembuatan kalender berwajah Anas. Uang Rp 2 miliar tersebut, kata Nazaruddin, didapat dari proyek universitas.

Berita terkait dapat dilihat pada topik Dugaan Suap Angelina Sondakh.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

    Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

    Nasional
    Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

    Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

    Nasional
    Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

    Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

    Nasional
    Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

    Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

    Nasional
    Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

    Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

    Nasional
    Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

    Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

    Nasional
    'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

    "Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

    Nasional
    Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

    Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

    Nasional
    PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

    PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

    Nasional
    Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

    Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

    Nasional
    Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

    Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

    Nasional
    Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

    Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

    Nasional
    Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

    Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

    Nasional
    KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

    KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com