Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mantan Dirut Tuding Ada Intimidasi di Tubuh Merpati

Kompas.com - 27/11/2012, 05:00 WIB
Sabrina Asril

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Mantan Direktur Utama PT Merpati Nusantara Airlines, Sardjono Jhony, meminta agar Dirut Merpati saat ini, Rudy Setyopurnomo, dinonaktifkan.

Menurutnya, Rudy sudah melakukan tekanan di dalam internal Merpati sehingga para pegawai di dalamnya tidak terbuka.

"Iya, ada yang diintimidasi dijemput paksa. Ada yang dipecat. Jadi, kalau dicium bau Jhony dipecat, Dirkeu, dan Dirteknik," ucap Jhony, Senin (26/11/2012), di Kompleks Parlemen, Senayan.

Perseteruan di internal Merpati, lanjut Jhony, bukan didasarkan persaingan antara dirinya dengan Rudy. Pasalnya, Rudy sudah lebih senior.

"Saya enggak perlu bersaing, dia 60 tahun, saya 41. Saya cari kerja lain nyupir dan motor. Jadi, enggak perlu bersaing," katanya.

Pada masa kepemimpinan Rudy, Jhony mengaku banyak pegawai dan pilot yang dipecat lantaran dinilai tidak satu visi dengan dirut baru tersebut.

Dengan gaya kepemimpinan seperti ini, Jhony pun mempertanyakan soal dasar laporan Rudy kepada Badan Kehormatan terkait dugaan pemerasan di tubuh maskapai pelat merah itu.

Menurutnya, penonaktifan Rudy bisa membantu internal Merpati untuk mengungkap praktik ini.

"Jadi, mereka bisa terbuka data dan fakta apa ada uang yang mengalir, apakah ada upeti-upeti seperti itu," ucap Jhony.

Jhony mengaku pada masa kepemimpinannya, tidak pernah ada permintaan upeti dari anggota DPR terhadapnya ataupun janji jatah yang diberikannya kepada anggota DPR.

"Zaman saya sama sekali tidak ada, bisa tanya ke direktur-direktur saya dulu," imbuhnya.

Sementara itu, mantan Direktur Keuangan Merpati Mohammad Roem yang turut mendampingi Jhony mengakui dirinya mengundurkan diri pada pertengahan Agustus 2012.

"Saya sudah tidak cocok lagi dengan kepemimpinan yang baru. Terlalu banyak bicara tanpa ada fakta atau bukti seperti sekarang ini," imbuhnya.

Saat ditanyakan soal praktik permintaan jatah, Roem yang sempat setahun berdinas di Merpati pun kembali menampik tudingan itu.

"Selama saya menjadi direktur keuangannya, tidak pernah ada aliran uang seperti itu. Saya ini dari BPKP. Saya ditempatkan di Merpati untuk menjaga jangan sampai ada yang seperti itu. Saya enggak tahu kalau disebut ada minta upeti," imbuhnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com