JAKARTA, KOMPAS.com — Mantan Direktur Utama PT Merpati Nusantara Airlines, Sardjono Jhony, meminta agar Dirut Merpati saat ini, Rudy Setyopurnomo, dinonaktifkan.
Menurutnya, Rudy sudah melakukan tekanan di dalam internal Merpati sehingga para pegawai di dalamnya tidak terbuka.
"Iya, ada yang diintimidasi dijemput paksa. Ada yang dipecat. Jadi, kalau dicium bau Jhony dipecat, Dirkeu, dan Dirteknik," ucap Jhony, Senin (26/11/2012), di Kompleks Parlemen, Senayan.
Perseteruan di internal Merpati, lanjut Jhony, bukan didasarkan persaingan antara dirinya dengan Rudy. Pasalnya, Rudy sudah lebih senior.
"Saya enggak perlu bersaing, dia 60 tahun, saya 41. Saya cari kerja lain nyupir dan motor. Jadi, enggak perlu bersaing," katanya.
Pada masa kepemimpinan Rudy, Jhony mengaku banyak pegawai dan pilot yang dipecat lantaran dinilai tidak satu visi dengan dirut baru tersebut.
Dengan gaya kepemimpinan seperti ini, Jhony pun mempertanyakan soal dasar laporan Rudy kepada Badan Kehormatan terkait dugaan pemerasan di tubuh maskapai pelat merah itu.
Menurutnya, penonaktifan Rudy bisa membantu internal Merpati untuk mengungkap praktik ini.
"Jadi, mereka bisa terbuka data dan fakta apa ada uang yang mengalir, apakah ada upeti-upeti seperti itu," ucap Jhony.
Jhony mengaku pada masa kepemimpinannya, tidak pernah ada permintaan upeti dari anggota DPR terhadapnya ataupun janji jatah yang diberikannya kepada anggota DPR.
"Zaman saya sama sekali tidak ada, bisa tanya ke direktur-direktur saya dulu," imbuhnya.
Sementara itu, mantan Direktur Keuangan Merpati Mohammad Roem yang turut mendampingi Jhony mengakui dirinya mengundurkan diri pada pertengahan Agustus 2012.
"Saya sudah tidak cocok lagi dengan kepemimpinan yang baru. Terlalu banyak bicara tanpa ada fakta atau bukti seperti sekarang ini," imbuhnya.
Saat ditanyakan soal praktik permintaan jatah, Roem yang sempat setahun berdinas di Merpati pun kembali menampik tudingan itu.
"Selama saya menjadi direktur keuangannya, tidak pernah ada aliran uang seperti itu. Saya ini dari BPKP. Saya ditempatkan di Merpati untuk menjaga jangan sampai ada yang seperti itu. Saya enggak tahu kalau disebut ada minta upeti," imbuhnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.