Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penyidik KPK Cecar Ignatius Soal Perintah Anas

Kompas.com - 21/11/2012, 19:41 WIB
Icha Rastika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Ignatius Mulyono mengaku ditanya penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi terkait sertifikasi lahan Hambalang. Dia diminta menjelaskan bagaimana Ketua Umum DPP Partai Demokrat Anas Urbaningrum memerintahkannya untuk menanyakan masalah sertifikat Hambalang kepada pihak Badan Pertanahan Nasional.

“Kalau enggak salah ada empat (pertanyaan). Terkait satu, soal proses diminta telepon, juga soal penyerahan surat yang diambil dari Pak Managam itu diserahkan ke siapa,” kata Ignatius di Gedung KPK, Kuningan, Jakarta, Rabu (21/11/2012) seusai menjalani pemeriksaan sebagai saksi kasus Hambalang.

Menurut Ignatius, dirinya saat itu ditelepon dan diundang ke ruangan Anas, yang saat itu menjabat Ketua Fraksi Partai Demokrat di lantai sembilan gedung DPR. Kemudian, lanjut Ignatius, dia dimintai tolong untuk menanyakan ke BPN mengenai tanah Hambalang yang belum selesai proses sertifikasinya. Kebetulan, saat itu Ignatius merupakan anggota Komisi II DPR, komisi yang bermitra dengan BPN.

“Kemudian saya ditanyakan, apa bapak di Komisi II, saya jawab betul. Apa pasangan kerjanya BPN, betul. Baru dimintai tolong, ditanyakan masalah tanah Menpora yang belum selesai prosesnya, itu saja,” ucapnya. Ignatius pun mengakui kalau yang menyuruhnya itu adalah Anas dan mantan Bendahara Umum Partai Demokrat, Muhammad Nazaruddin.

Atas permintaan itu, Ignatius melaksanakannya. Dia pun mencoba menghubungi Kepala BPN saat itu, Joyo Winoto namun tidak berhasil. “Pak Joyo enggak bisa, yang saya temui per telepon itu Pak Managam, ya itu saja prosesnya.” Tambah dia.

Selebihnya, Ignatius mengaku tidak tahu saat ditanya soal surat pelepasan hak tanah Hambalang yang diduga palsu. Proses sertifikasi lahan, katanya, bukan menjadi kewenangannya. “Kalau itu bidang pihak BPN kalau enggak salah,” ujar politikus Partai Demokrat itu.

Adapun surat pelepasan hak tanah Hambalang itu merupakan dasar penerbitan surat keputusan hak pakai lahan Hamabalang dari Kepala BPN. Dalam laporan hasil audit Badan Pemeriksa Keuangan soal Hambalang, Ignatius yang disebut berinisial IM itu disebut menerima surat keputusan hak pakai lahan Hambalang dari Kepala Bagian Persuratan dan Kearsipan BPN.

Padahal, ketika itu, dia tidak membawa surat kuasa dari Kemenpora selaku pemohon hak sehingga diduga melanggar Kep Ka BPN Nomor 1 Tahun 2005 jo Kep Ka BPN 1 Tahun 2010. Terlebih lagi, surat pelepasan hak tanah yang menjadi dasar penerbitan SK itu diduga palsu.

Dalam kasus Hambalang, KPK menetapkan Deddy Kusdinar sebagai tersangka. Deddy diduga secara bersama-sama melakukan penyalahgunaan wewenang sehingga menimbulkan kerugian negara atau menguntungkan pihak lain. Kini, KPK mengembangkan perkara Deddy sekaligus membuka penyelidikan baru guna mengusut keterlibatan pihak lain.

Selain memeriksa Ignatius, KPK meminta keterangan Direktur Operasional PT Dutasari Citralaras Roni Wijaya, manajer proyek Hambalang Purwadi Hendro, dan Paul Nelwan.

Berita-berita terkait lainnya dalam topik:
Kongkalikong di Kementerian
Dahlan Iskan Versus DPR

Dan, berita terhangat Nasional dalam topik:
Geliat Politik Jelang 2014

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

    Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

    Nasional
    Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

    Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

    Nasional
    Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

    Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

    Nasional
    Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

    Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

    Nasional
    Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

    Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

    Nasional
    Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

    Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

    Nasional
    Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

    Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

    Nasional
    Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

    Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

    Nasional
    Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

    Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

    Nasional
    Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

    Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

    Nasional
    Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

    Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

    Nasional
    Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

    Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

    Nasional
    Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

    Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

    Nasional
    Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

    Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

    Nasional
    Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

    Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com