Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 14/11/2012, 19:58 WIB
Sabrina Asril

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan mengadukan adanya dugaan pemerasan terhadap direksi PT Merpati Nusantara Airlines (MNA) oleh beberapa anggota Komisi XI bidang keuangan. Salah seorang yang diadukan Dahlan adalah politisi Partai Demokrat, Andi Timo Pangerang.

Andi Timo membantah pernah melakukan pertemuan di luar agenda resmi Komisi XI. Saat ditanyakan ke Dirut Merpati pada Minggu (11/11/2012), Andi Timo kemudian tahu bahwa laporan Dahlan didasarkan pada laporan direksi Merpati yang tidak tepat.

Direksi Merpati keliru mengenali orang. "Dia (Dirut Merpati) meminta maaf melalu telepon dan SMS. Beliau keliru memberikan laporan kepada Menteri BUMN terkait pertemuan dengan beberapa anggota Komisi XI dengan jajaran direksi BUMN, di mana laporan itu ada menyebutkan nama saya. Padahal saya pastikan tidak hadir," ujar Andi, Rabu (14/11/2012), di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta.

Andi mengatakan, Dirut PT Merpati pun sempat mengira Andi Timo seorang laki-laki. "Dia juga mengira Andi Timo Pangerang seorang laki-laki, setelah mengecek di internet tenyata ya saya perempuan," ucap Andi.

Kendati merasa dicemarkan nama baiknya, Andi mengaku sudah memaafkan Dahlan Iskan beserta Dirut Merpati. Tetapi, Andi tetap meminta agar Dahlan menyampaikan klarifikasinya ke Badan Kehormatan. "Saya meminta agar segera menyampaikan kekeliruan ini ke BK dan ke media karena ini menyangkut nama baik saya. Saya minta tolong untuk langsung direvisi," imbuh Andi.

Aduan Dahlan kepada Badan Kehormatan Dewan Perwakilan Rakyat terus menuai kontroversi. Satu per satu politisi Senayan gerah dan membantah laporan Dahlan Iskan yang dinilai tanpa bukti tersebut. Sejumlah politisi yang sudah membantah keterlibatannya yakni Idris Laena, Sumaryoto, Idris Sugeng, Achsanul Qosasi, dan kini Andi Timo Pangerang.

Idris Laena disebut terlibat dalam kasus dugaan pemerasan PT PAL dan PT Garam. Sementara Idris Sugeng disebut terkait dugaan permintaan jatah gula 2.000 ton kepada Direktur Utama PT Rajawali Nusantara Indonesia Ismed Hasan Putro.

Sedangkan Sumaryoto, Achsanul Qosasi, M Ichlas El Qudsi dan Andi Timo dituding terkait dengan kasus dugaan pemerasan terhadap direksi PT Merpati Nusantara Airlines terkait peningkatan penyertaan modal negara (PMN).

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Elektabilitas Ganjar-Mahfud Nomor 3 Versi Litbang Kompas, PDI-P Berharap pada Jawa Tengah

    Elektabilitas Ganjar-Mahfud Nomor 3 Versi Litbang Kompas, PDI-P Berharap pada Jawa Tengah

    Nasional
    Ganjar Mengaku Tak Kecil Hati dengan Hasil Survei Litbang Kompas

    Ganjar Mengaku Tak Kecil Hati dengan Hasil Survei Litbang Kompas

    Nasional
    Kasus Pengadaan APD, KPK Panggil Anggota Komisi VI DPR RI dan Irjen Kemenkes

    Kasus Pengadaan APD, KPK Panggil Anggota Komisi VI DPR RI dan Irjen Kemenkes

    Nasional
    Gibran: Yang Belum Tentukan Pilihan Capres Banyak, Mungkin Nunggu Debat

    Gibran: Yang Belum Tentukan Pilihan Capres Banyak, Mungkin Nunggu Debat

    Nasional
    Polemik RUU DKJ, Jokowi Tetap Ingin Gubernur Jakarta Dipilih Rakyat Langsung

    Polemik RUU DKJ, Jokowi Tetap Ingin Gubernur Jakarta Dipilih Rakyat Langsung

    Nasional
    Jokowi Ingatkan Mahasiswa, Harus Berani Berinovasi karena Perubahan Dunia Sangat Cepat

    Jokowi Ingatkan Mahasiswa, Harus Berani Berinovasi karena Perubahan Dunia Sangat Cepat

    Nasional
    Elektabilitasnya Meroket, Gibran: Kalau Naik Enggak Usah Dilaporin

    Elektabilitasnya Meroket, Gibran: Kalau Naik Enggak Usah Dilaporin

    Nasional
    Harga Kebutuhan Pokok Naik Jelang Natal, Istri Ganjar: Harus Ada Intervensi Pemerintah

    Harga Kebutuhan Pokok Naik Jelang Natal, Istri Ganjar: Harus Ada Intervensi Pemerintah

    Nasional
    Hadiri Puncak Peringatan HAM Sedunia Ke-75, Menkumham: Perkuat Persatuan Indonesia melalui Keberagaman

    Hadiri Puncak Peringatan HAM Sedunia Ke-75, Menkumham: Perkuat Persatuan Indonesia melalui Keberagaman

    Nasional
    Elektabilitasnya di Urutan Kedua, Timnas Anies-Muhaimin Fokus Kerja Panjang

    Elektabilitasnya di Urutan Kedua, Timnas Anies-Muhaimin Fokus Kerja Panjang

    Nasional
    Prabowo-Gibran Dinilai Masih Sulit untuk Menang Satu Putaran

    Prabowo-Gibran Dinilai Masih Sulit untuk Menang Satu Putaran

    Nasional
    Prabowo-Gibran Unggul di Survei Litbang 'Kompas', Pengamat: Sentimen Negatif Hanya di Kalangan Elitis

    Prabowo-Gibran Unggul di Survei Litbang "Kompas", Pengamat: Sentimen Negatif Hanya di Kalangan Elitis

    Nasional
    Jokowi: Pendidikan Vokasi Punya Peran Penting untuk Ajarkan Iptek yang Relevan

    Jokowi: Pendidikan Vokasi Punya Peran Penting untuk Ajarkan Iptek yang Relevan

    Nasional
    Sambangi Pasar Rau, Istri Ganjar: Harga Cabai Rp 120.000 Per Kilogram, Masih Tinggi

    Sambangi Pasar Rau, Istri Ganjar: Harga Cabai Rp 120.000 Per Kilogram, Masih Tinggi

    Nasional
    Kampanye Hari Ke-14, Anies Hadiri Acara Dialog di Jakarta, Cak Imin Agenda Internal

    Kampanye Hari Ke-14, Anies Hadiri Acara Dialog di Jakarta, Cak Imin Agenda Internal

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Lengkapi Profil
    Lengkapi Profil

    Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com