Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pernyataan Dipo Alam, Pengalihan Isu Istana?

Kompas.com - 13/11/2012, 19:14 WIB
Sabrina Asril

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Sekretaris Kabinet Dipo Alam kembali mengeluarkan pernyataan kontroversial yang menuding ada ketua fraksi di DPR yang sengaja mengamankan penggelembungan dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. Pernyataan Dipo ini pun dinilai sebagai pengalihan isu di saat Istana tengah digempur isu miring.

"Pihak Istana sangat rajin melempar isu panas ke Parlemen. Sepertinya ada yang paham polanya kalau pemberitaan Parlemen itu sensitif. Saya menduga ini adalah pola pengalihan isu yang mungkin sedang mengganggu Istana," ujar Wakil Sekretaris Jenderal Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mahfudz Siddiq, Selasa (13/11/2012), di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta.

Mahfudz mencontohkan, pernyataan Dipo ini keluar setelah ramai isu soal pemberian grasi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono terhadap gembong narkoba bernama Ola.

"Yah ini, kan, bikin sibuk Istana, apalagi dengan pernyataan Pak Mahfud MD. Saya yakin ada pihak-pihak yang memahami pola ini sehingga dipakai betul. Setiap ada isu, muncul kasus ke DPR," kata Mahfudz.

Ia pun berharap agar Dipo tidak berbicara sembarangan dan memiliki bukti-bukti kuat. Mahfudz pun mendesak  Dipo agar melaporkan kasus ini ke aparat penegak hukum.

Diberitakan sebelumnya, Sekretaris Kabinet Dipo Alam mengaku menerima banyak laporan dari pegawai negeri sipil (PNS) di kementerian terkait praktik kongkalikong untuk menggerus Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Laporan itu masuk pasca-surat edaran Sekretaris Kabinet nomor 542 terkait pencegahan praktik kongkalikong anggaran di instansi pemerintah. Dipo menyebut ada partai politik koalisi pemerintah yang menyusupkan kadernya di suatu kementerian.

Kader yang mendapat jabatan struktural hingga staf khusus menteri itu, kata dia, bertugas mengatur berbagai proyek dengan dana APBN untuk kepentingan partai. Mereka merekayasa proyek agar perusahaan tertentu menang tender. Setoran dari para perusahaan pemenang tender, kata dia, bisa mencapai puluhan miliar rupiah. Kalau semua setoran dikumpulkan, besarnya bisa mencapai ratusan miliar rupiah dalam satu tahun.

Dipo juga menyebut ada ketua fraksi di Dewan Perwakilan Rakyat yang bertugas menciptakan program atau kegiatan serta mengamankan alokasi anggaran yang sudah digelembungkan agar disetujui DPR. Pengelembungan sudah terjadi ketika penyusunan anggaran di kementerian. Semua penjelasan Dipo itu mengacu pada laporan PNS. Dia menyebut laporan yang masuk disertai bukti-bukti. Tak disebutkan apakah sudah ada klarifikasi terkait bukti-bukti itu.

Dipo juga tak mau menyebut nama parpol, nama-nama kader parpol, nama kementerian, serta proyek yang dimaksud.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Draf RUU DKJ: Pilkada di Jakarta Dihapus, Gubernur Ditunjuk Presiden lewat Usul DPRD

    Draf RUU DKJ: Pilkada di Jakarta Dihapus, Gubernur Ditunjuk Presiden lewat Usul DPRD

    Nasional
    PDI-P Yakin Ganjar-Mahfud Raup 60 Persen Suara di Kaltim

    PDI-P Yakin Ganjar-Mahfud Raup 60 Persen Suara di Kaltim

    Nasional
    Terima Suap Rp 11 Miliar, Sekretaris MA Hasbi Hasan Pengaruhi Hakim Agung Ubah Putusan

    Terima Suap Rp 11 Miliar, Sekretaris MA Hasbi Hasan Pengaruhi Hakim Agung Ubah Putusan

    Nasional
    Bawaslu Ingatkan Capres-Cawapres Tak Boleh Gunakan Lokasi CFD buat Kampanye Politik

    Bawaslu Ingatkan Capres-Cawapres Tak Boleh Gunakan Lokasi CFD buat Kampanye Politik

    Nasional
    Wamenkumham Didesak Mundur karena Berstatus Tersangka Korupsi

    Wamenkumham Didesak Mundur karena Berstatus Tersangka Korupsi

    Nasional
    Soal Polemik Debat Cawapres, Bawaslu: Mau Didampingi Capres Apa Tidak, Terserah…

    Soal Polemik Debat Cawapres, Bawaslu: Mau Didampingi Capres Apa Tidak, Terserah…

    Nasional
    KPK Periksa Asisten Pribadi Wamenkumham dan Seorang Pengacara

    KPK Periksa Asisten Pribadi Wamenkumham dan Seorang Pengacara

    Nasional
    Ingatkan Masyarakat, Cak Imin Sebut Bansos Kesepakatan Pemerintah dan DPR, Bukan dari Paslon Tertentu

    Ingatkan Masyarakat, Cak Imin Sebut Bansos Kesepakatan Pemerintah dan DPR, Bukan dari Paslon Tertentu

    Nasional
    Moeldoko Sebut Agus Rahardjo Punya Motif Politik Ungkap Dugaan Intervensi Kasus E-KTP

    Moeldoko Sebut Agus Rahardjo Punya Motif Politik Ungkap Dugaan Intervensi Kasus E-KTP

    Nasional
    Bahlil Ungkap Banyak Investor Mulai Ragukan IKN karena Ada Capres yang Kritik

    Bahlil Ungkap Banyak Investor Mulai Ragukan IKN karena Ada Capres yang Kritik

    Nasional
    Soal Netralitas Pemilu, Polri: Kalau Ada Personel Tak Sesuai Ketentuan, Laporkan

    Soal Netralitas Pemilu, Polri: Kalau Ada Personel Tak Sesuai Ketentuan, Laporkan

    Nasional
    Ignasius Jonan Akan Dilibatkan dalam Pembangunan Transportasi Kereta Api jika Anies Terpilih Jadi Presiden

    Ignasius Jonan Akan Dilibatkan dalam Pembangunan Transportasi Kereta Api jika Anies Terpilih Jadi Presiden

    Nasional
    Merespons Agus Rahardjo, Bahlil: Pak Jokowi kalau Marah Itu Diam

    Merespons Agus Rahardjo, Bahlil: Pak Jokowi kalau Marah Itu Diam

    Nasional
    Sekretaris MA Hasbi Hasan Terima Rp 100 Juta dari Ketua PN Bangkalan Balai

    Sekretaris MA Hasbi Hasan Terima Rp 100 Juta dari Ketua PN Bangkalan Balai

    Nasional
    Muhaimin Bilang Kiai Mulai Digoda Uang Miliaran Rupiah untuk Dukung Paslon Tertentu

    Muhaimin Bilang Kiai Mulai Digoda Uang Miliaran Rupiah untuk Dukung Paslon Tertentu

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Lengkapi Profil
    Lengkapi Profil

    Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com