Magelang, Kompas
Menurut staf Badan Penelitian dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Yogyakarta, Dewi Sri Sayuti, kondisi itu menentukan arah erupsi selanjutnya. ”Jika tahun 1930 hingga 2010, erupsi selalu mengarah ke barat, barat daya, atau barat laut, setelah erupsi tahun 2010, erupsi akan mengarah ke selatan dan tenggara,” katanya dalam rapat koordinasi mengantisipasi bahaya banjir lahar dingin Gunung Merapi di Kantor Pemerintah Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Rabu (7/11).
Namun, Dewi mengingatkan, daerah di sisi barat Gunung Merapi, seperti Magelang, tak sepenuhnya aman dari bahaya erupsi. Pada erupsi sebelumnya, meski condong ke arah barat, tetap ada sebagian kecil magma yang mengarah ke utara dan selatan. Wilayah di sisi timur gunung cenderung aman dari erupsi karena bukaan kawah tertutup dan terhalang tebing yang tinggi.
Erupsi Gunung Merapi tahun 2010 mengeluarkan material sebanyak 130 juta meter kubik. Setelah terkena hujan dan turun sebagai banjir lahar dingin, saat ini berdasarkan survei terakhir BPPTK Yogyakarta pada 20 Oktober 2012, volume material yang tersisa diperkirakan tak kurang dari 77 juta meter kubik. Volume material lahar dingin yang turun bisa mencapai lebih dari 77 juta meter kubik.
Wakil Bupati Magelang Zaenal Arifin minta kepala desa di tujuh kecamatan yang rawan banjir lahar dingin Merapi menentukan titik kumpul bagi warga jika terjadi banjir lahar dingin.