Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Morfologi Gunung Merapi Berubah

Kompas.com - 09/11/2012, 04:47 WIB

Magelang, Kompas - Saat ini morfologi puncak Gunung Merapi, yang terletak di wilayah Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta, berubah. Jika sebelumnya kawah membuka ke arah barat, pascaerupsi tahun 2010 terlihat bukaan kawah gunung itu mengarah ke selatan dan tenggara, dengan aliran material mengarah ke Kali Gendol, Kali Opak, dan Kali Kuning di wilayah DI Yogyakarta.

Menurut staf Badan Penelitian dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Yogyakarta, Dewi Sri Sayuti, kondisi itu menentukan arah erupsi selanjutnya. ”Jika tahun 1930 hingga 2010, erupsi selalu mengarah ke barat, barat daya, atau barat laut, setelah erupsi tahun 2010, erupsi akan mengarah ke selatan dan tenggara,” katanya dalam rapat koordinasi mengantisipasi bahaya banjir lahar dingin Gunung Merapi di Kantor Pemerintah Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Rabu (7/11).

Namun, Dewi mengingatkan, daerah di sisi barat Gunung Merapi, seperti Magelang, tak sepenuhnya aman dari bahaya erupsi. Pada erupsi sebelumnya, meski condong ke arah barat, tetap ada sebagian kecil magma yang mengarah ke utara dan selatan. Wilayah di sisi timur gunung cenderung aman dari erupsi karena bukaan kawah tertutup dan terhalang tebing yang tinggi.

Erupsi Gunung Merapi tahun 2010 mengeluarkan material sebanyak 130 juta meter kubik. Setelah terkena hujan dan turun sebagai banjir lahar dingin, saat ini berdasarkan survei terakhir BPPTK Yogyakarta pada 20 Oktober 2012, volume material yang tersisa diperkirakan tak kurang dari 77 juta meter kubik. Volume material lahar dingin yang turun bisa mencapai lebih dari 77 juta meter kubik.

Wakil Bupati Magelang Zaenal Arifin minta kepala desa di tujuh kecamatan yang rawan banjir lahar dingin Merapi menentukan titik kumpul bagi warga jika terjadi banjir lahar dingin. (egi)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com