JAKARTA, KOMPAS.com — Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menilai, kebesaran dan peran Soekarno dan Mohammad Hatta lebih dari tokoh proklamator yang aktif merumuskan, menyusun, dan mendeklarasikan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.
Yudhoyono mengatakan, pikiran Soekarno atau yang akrab disebut Bung Karno telah mengubah jalannya sejarah. Contohnya, ketika Bung Karno menyampaikan pidato "Indonesia Menggugat" pada Desember 1929, pidato 1 Juni 1945 tentang Pancasila, dan pidato di depan Sidang Umum PBB pada 30 September 1960 dengan judul "To Build the World Anew".
Selain itu, tambah Yudhoyono, kepeloporan dan kepemimpinan Bung Karno bersama sejumlah pemimpin dunia yang lain telah membentuk Gerakan Non-Blok, serta Gerakan dan Solidaritas Asia-Afrika. Bung Karno, katanya, juga menjadi komando untuk membebaskan Papua dari tangan Belanda lewat Tri Komando Rakyat atau Trikora.
"Idealisme dan komitmen Bung Karno yang amat kuat pada nasionalisme dan persatuan bangsa, kedaulatan negara, serta kemandirian kita sebagai bangsa yang merdeka," kata Yudhoyono dalam pidato pemberian gelar Pahlawan Nasional untuk Bung Karno dan Bung Hatta di Istana Negara, Jakarta, Rabu (7/11/2012).
Gelar Pahlawan Nasional itu diterima oleh Guntur Soekarnoputra (mewakili keluarga Soekarno) dan Meutia Hatta (mewakili keluarga Hatta). Acara pemberian gelar itu dihadiri pimpinan lembaga tinggi negara, para menteri Kabinet Indonesia Bersatu II, serta keluarga besar Bung Karno dan Bung Hatta.
Adapun terkait M Hatta atau biasa disebut Bung Hatta, Yudhoyono menilai pikiran dan pidatonya juga memengaruhi jalannya sejarah. Contohnya, pidato "Indonesia Merdeka" pada 22 Maret 1928, pidato di Lapangan Ikada yang membakar nasionalisme rakyat Indonesia pada 8 Desember 1942, serta pemikiran utama tentang demokrasi, ekonomi, dan koperasi.
Bung Hatta, tambah Yudhoyono, telah merintis dan mempertahankan kemerdekaan dengan memimpin delegasi Indonesia dalam kongres di Perancis tahun 1926 dan memimpin delegasi Indonesia dalam Konferensi Meja Bundar di Den Haag pada 27 Desember 1945.
"Idealisme dan komitmen Bung Hatta amat kuat pada hak asasi manusia, demokrasi, dan koperasi sebagai pilar perekonomian nasional," pungkas Yudhoyono.
Baca juga:
Ini Alasan Presiden Anugerahi Soekarno-Hatta Gelar Pahlawan
SBY: Mari Kita Contoh Bung Karno dan Bung Hatta
PDI-P: BK Jadi Pahlawan Nasional, Hentikan "Desoekarnoisasi"
Puan: Gelar Pahlawan untuk Soekarno Bukan Jasa SBY
Pemerintah Akhirnya Akui Bung Karno-Bung Hatta Pahlawan Nasional
Berita terkait gelar pahlawan nasional bagi kedua tokoh ini dapat diikuti dalam topik:
Bung Karno-Bung Hatta, Jadi Pahlawan Nasional