Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wakapolri: Dari Zaman "Baheula" Saya Sudah Antikorupsi

Kompas.com - 16/10/2012, 11:49 WIB
Dian Maharani

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Wakapolri) Komisaris Jenderal Nanan Sukarna mengaku sudah antikorupsi sejak dahulu hingga saat ini mengabdi di Kepolisian. Nanan mengatakan tidak pernah melegalkan praktik korupsi di tubuh Polri.

"Ini bukan soal melegalkan (korupsi). Kan dari zaman baheula saya sudah antikorupsi. Sampai sekarang juga," ujar Nanan di Gedung Rupatama Mabes Polri, Jakarta Selatan, Selasa (16/10/2012).

Pernyataan Nanan ini menjawab berbagai komentar atas pernyataannya saat Seminar Nasional Komisi Kejaksaan, Kamis (11/10/2012) pekan lalu. (Baca: "Wakapolri: Siapa yang Bisa Hidup Hanya dari Gaji?")

Pada seminar itu, Nanan menyatakan bahwa gaji kecil merupakan salah satu sumber korupsi. Menurut Nanan, tak munafik bila dari gaji yang tidak mencukupi, seseorang akan mencari penghasilan di luar gaji. Mencari pengasilan dengan melakukan suatu usaha menjadi sisi positifnya. Sisi negatifnya, melakukan praktik korupsi untuk mendapatkan penghasilan lebih.

"Angkat tangan yang sudah bersih? yang hanya hidup dari gaji saja, coba? Jadi kita enggak usah munafik. Termasuk saya, kalau hanya dari gaji enggak cukup juga," kata Nanan saat itu.

Pernyataan itu dinilai sebagai pernyataan yang melegalkan korupsi di tubuh Polri. Namun, menurut Nanan, tidak demikian. Pernyataannya itu sebagai bentuk mencari solusi untuk mencegah praktik korupsi. Salah satunya adalah memerhatikan anggota yang dianggap berpenghasilan kurang.

"Yang saya angkat saat itu adalah bagaimana mencari solusi agar tidak korupsi. Salah satu yang perlu jadi perhatian pemimpin-pemimpin itu di semua level, bagaimana memerhatikan anggota kita yang menurut mereka enggak cukup gajinya," papar Nanan.

Ia melanjutkan, pernyataannya dalam seminar itu untuk mengingatkan para pemimpin yang mengikuti acara tersebut agar memerhatikan bawahannya. Penghasilan yang tidak mencukupi juga bisa menjadi perhatian pemerintah.

"Kan, waktu itu yang hadir para komandan, para pemimpin, bagaimana memerhatikan anggota yang merasa gajinya kurang supaya tetap tegar. Gitu loh maksudnya," tambahnya.

Menurut Nanan, mencegah praktik korupsi penting dilakukan saat ini. Pemimpin berperan dalam pencegahan itu. "Gaji kecil, tapi dengan pemimpin yang jadi tauladan, pemimpin yang melayani anak buah, pemimpin konsultan buat anak buahnya, pemimpin yang tampil sebagai quality assurance bagi anak buahnya, dan anti-KKN," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Nasional
Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Nasional
Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Nasional
Ganjar Bubarkan TPN

Ganjar Bubarkan TPN

Nasional
BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

Nasional
TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

Nasional
Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong 'Presidential Club'

Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong "Presidential Club"

Nasional
Ide 'Presidential Club' Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Ide "Presidential Club" Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Nasional
Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Nasional
Pro-Kontra 'Presidential Club', Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Pro-Kontra "Presidential Club", Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Nasional
Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Nasional
Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Nasional
SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com