Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Selidiki Kasus Novel, Komnas HAM Bentuk Tim

Kompas.com - 12/10/2012, 23:02 WIB
Aditya Revianur

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) akan meneruskan laporan investigasi Tim Pembela Penyidik KPK dengan membentuk tim khusus untuk menyelidiki kasus Novel Baswedan. Tim tersebut akan dibentuk dengan melibatkan Ombudsman dan Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas).

"Tim tersebut diharapkan dapat menguji laporan sementara tim pembela penyidik KPK, Komisaris Novel Baswedan. Nanti akan diuji mengenai dugaan praktik penyiksaan dan rekayasa kasus pada kematian Aan yang menjadikan Novel sebagai pelaku penganiayaan," kata Wakil Komisioner Komnas HAM Nurcholis di Kantor Komnas HAM, Jakarta, Jumat (12/10/2012).

Nucholis mengatakan, Kompolnas, yang sebelumnya telah memiliki tim independen menyelidiki kasus Novel, akan diajak bersinergi menangani kasus tersebut.

Tim sebelumnya yang dibentuk Komnas HAM setelah mendapatkan laporan intimidasi atas Novel dan keluarga Baswedan diakuinya akan tetap bekerja, di samping membentuk tim baru menyelidiki kasus Novel di Bengkulu pada 2004 silam.

"Komnas HAM dengan ini memiliki dua tim untuk menyelidiki kasus Novel. Tim pertama menyelidiki adanya intimidasi atas keluarga Novel di Jakarta dan kedua akan difokuskan menangani kasus Novel di Bengkulu," katanya.

Ia memaparkan, jika Presiden pada nantinya membentuk tim menyelidiki kasus Novel, maka tim Komnas HAM akan diintegrasikan pada tim Presiden tersebut. Hal tersebut dilakukan mengingat Komnas HAM adalah institusi negara yang dibentuk oleh Presiden.

Ia menjelaskan juga, tidak dipungkiri, akan dibentuk juga tim pencari fakta (TPF) atas kasus Novel tersebut. "TPF pada prinsipnya sangat mungkin dibentuk untuk menggali fakta kasus, baik dari KPK maupun Novel. Apapun fakta yang disampaikan KPK dan Novel akan diverifikasi oleh TPF ini," pungkasnya.

Sementara itu, perwakilan Tim Pembela Penyidik KPK, Haris Ashar, menyambut baik tanggapan Komnas HAM dengan akan membentuk tim independen atas kasus Novel.

Haris menjelaskan, tim Komnas HAM yang diketuai oleh Nurcholis tersebut diharapkan dapat memberikan keadilan, tidak hanya bagi Novel Baswedan dan keluarganya, tetapi juga keluarga Mulian alias Aan.

"Pembentukan tim Komnas HAM untuk menyelidiki kasus Novel layak diapresiasi. Sebab, kami melihat ada rekayasa kasus Novel. Bahkan tidak hanya kasus Novel, tapi juga kematian Aan," kata Haris.

Setali tiga uang dengan Haris, kakak kandung Novel, Taufik Baswedan, meminta tim yang dibentuk oleh Komnas HAM dapat bekerja intensif.

Bukti baru yang diajukan oleh tim pembela Novel selayaknya dijadikan patokan oleh tim Komnas HAM dalam melakukan penyelidikan kasus Novel. Taufik menilai, dengan laporan sementara Tim Pembela Penyidik KPK, maka diketahui bahwa kasus Novel murni kriminalisasi.

"Bagi kami jelas, kasus Novel harus diselidiki karena kejanggalan atas kasus tersebut telah dapat ditemukan oleh tim pembela penyidik KPK," kata Taufik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Tanggal 1 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 1 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Tanggal 30 April 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 30 April 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Pengamat: Nasib Ganjar Usai Pilpres Tergantung PDI-P, Anies Beda karena Masih Punya Pesona Elektoral

    Pengamat: Nasib Ganjar Usai Pilpres Tergantung PDI-P, Anies Beda karena Masih Punya Pesona Elektoral

    Nasional
    Defend ID Targetkan Tingkat Komponen Dalam Negeri Alpalhankam Capai 55 Persen 3 Tahun Lagi

    Defend ID Targetkan Tingkat Komponen Dalam Negeri Alpalhankam Capai 55 Persen 3 Tahun Lagi

    Nasional
    TNI AL Kerahkan 3 Kapal Perang Korvet untuk Latihan di Laut Natuna Utara

    TNI AL Kerahkan 3 Kapal Perang Korvet untuk Latihan di Laut Natuna Utara

    Nasional
    Dampak Eskalasi Konflik Global, Defend ID Akui Rantai Pasokan Alat Pertahanan-Keamanan Terganggu

    Dampak Eskalasi Konflik Global, Defend ID Akui Rantai Pasokan Alat Pertahanan-Keamanan Terganggu

    Nasional
    PKS Klaim Punya Hubungan Baik dengan Prabowo, Tak Sulit jika Mau Koalisi

    PKS Klaim Punya Hubungan Baik dengan Prabowo, Tak Sulit jika Mau Koalisi

    Nasional
    Tak Copot Menteri PDI-P, Jokowi Dinilai Pertimbangkan Persepsi Publik

    Tak Copot Menteri PDI-P, Jokowi Dinilai Pertimbangkan Persepsi Publik

    Nasional
    Pengamat: Yang Berhak Minta PDI-P Cabut Menteri Hanya Jokowi, TKN Siapa?

    Pengamat: Yang Berhak Minta PDI-P Cabut Menteri Hanya Jokowi, TKN Siapa?

    Nasional
    Klarifikasi Unggahan di Instagram, Zita: Postingan Kopi Berlatar Belakang Masjidilharam untuk Pancing Diskusi

    Klarifikasi Unggahan di Instagram, Zita: Postingan Kopi Berlatar Belakang Masjidilharam untuk Pancing Diskusi

    Nasional
    PDI-P “Move On” Pilpres, Fokus Menangi Pilkada 2024

    PDI-P “Move On” Pilpres, Fokus Menangi Pilkada 2024

    Nasional
    Sandiaga Usul PPP Gabung Koalisi Prabowo-Gibran, Mardiono: Keputusan Strategis lewat Mukernas

    Sandiaga Usul PPP Gabung Koalisi Prabowo-Gibran, Mardiono: Keputusan Strategis lewat Mukernas

    Nasional
    Rakernas PDI-P Akan Rumuskan Sikap Politik Usai Pilpres, Koalisi atau Oposisi di Tangan Megawati

    Rakernas PDI-P Akan Rumuskan Sikap Politik Usai Pilpres, Koalisi atau Oposisi di Tangan Megawati

    Nasional
    Bareskrim Periksa Eks Gubernur Bangka Belitung Erzaldi Rosman Terkait Kasus Dokumen RUPSLB BSB

    Bareskrim Periksa Eks Gubernur Bangka Belitung Erzaldi Rosman Terkait Kasus Dokumen RUPSLB BSB

    Nasional
    Lempar Sinyal Siap Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Kita Ingin Berbuat Lebih untuk Bangsa

    Lempar Sinyal Siap Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Kita Ingin Berbuat Lebih untuk Bangsa

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com