Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pakistan Janjikan Uang

Kompas.com - 12/10/2012, 02:59 WIB

PESHAWAR, KAMIS - Pemerintah Pakistan, Kamis (11/10), menawarkan hadiah uang sebesar 105.000 dollar Amerika Serikat bagi siapa saja yang bisa memberikan informasi mengenai para penembak gadis aktivis hak anak Pakistan, Malala Yousafzai (14).

Malala ditembak sekelompok orang bersenjata anggota milisi Taliban dalam perjalanan pulang dari sekolahnya di wilayah Lembah Swat, barat daya Pakistan, Selasa. Aksi brutal Taliban itu mengundang kecaman keras dan kemarahan dunia. Sehari kemudian, tim ahli bedah berhasil mengeluarkan peluru yang bersarang di batang leher di belakang kepalanya.

Malala dilaporkan masih dalam kondisi kritis. Para dokter kemudian memindahkannya ke rumah sakit militer di Rawalpindi untuk menjalani perawatan lanjutan di bawah penanganan tim dokter spesialis.

”Saat ini dia membutuhkan perawatan pascapembedahan. Dokter merekomendasikannya ke fasilitas Institut Kardiologi milik Angkatan Bersenjata (AFIC) karena mereka punya fasilitas yang lebih baik,” ujar juru bicara angkatan bersenjata Pakistan Mayjen Asim Saleem Bajwa.

Ia menambahkan, Malala masih dalam kondisi tidak sadar. Sebuah helikopter mengangkut Malala dari rumah sakit di Peshawar menuju markas besar militer di Rawalpindi.

Oleh pihak dokter disebutkan, waktu 24 jam ke depan adalah masa kritis bagi gadis yang namanya dikenal publik sejak tahun 2009. Dalam usia 11 tahun, Malala menulis buku harian untuk BBC Urdu tentang kehidupan di bawah rezim Taliban.

”Walau berangsur membaik setelah operasi, Malala masih bernapas mengenakan ventilator. Peluru memengaruhi sebagian fungsi otaknya. Namun, ada 70 persen kemungkinan dia akan bertahan,” ujar salah seorang dokter, Mumtaz Khan.

Mehmoodul Hasan, salah seorang kerabat Malala, menyebutkan, para dokter juga telah mengirim data medis ke luar negeri untuk mencari masukan. ”Mereka mengecek apakah ada fasilitas rumah sakit yang jauh lebih baik, seperti di Inggris, Dubai, atau negara lain, mereka akan mengirimkannya ke sana,” ujar Mehmoodul.

Kecaman

Kecaman keras dilontarkan sejumlah pemimpin dunia, seperti Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Ban Ki-moon dan Presiden Amerika Serikat Barrack Obama.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com