Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Puluhan Pengacara Siap Dampingi Novel

Kompas.com - 07/10/2012, 12:17 WIB
ING

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Kakak kandung Novel Baswedan, Taufik Baswedan, mengatakan, pihak keluarga akan menghadapi kasus yang menimpa adiknya. Novel adalah penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) asal Polri yang bertugas sebagai Wakil Ketua Satgas Tim Kasus Simulator Korlantas Polri. Pada Jumat (5/10/2012) malam lalu, Gedung KPK digeruduk aparat kepolisian yang akan menangkap Novel. Ia disebut terlibat dalam kasus penganiayaan yang menyebabkan seorang tahanan pada tahun 2004. Saat itu, Novel menjabat Kepala Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Daerah Bengkulu.

Taufik mengungkapkan, dukungan penuh diberikan keluarga. Kasus itu sudah selesai dengan hukuman disiplin yang diterima Novel. Menghadapi kasus yang kini dituduhkan kepada Novel, menurut Taufik, puluhan pengacara menyatakan siap mendampingi adiknya.

"Kami pasti akan menghadapi. Siapa pun, apalagi manusia, kalau diintimidasi pasti melawan. Kami bertindak sesuai kapasitas masing-masing. KPK sudah mempersiapkan tim hukum, keluarga juga. Dan, sudah ada 22 lawyer yang menandatangani surat kuasa, dari Kontras dan LBH. Katanya siap mengawal," ujar Taufik, saat dihubungi Kompas.com, Minggu (7/10/2012).

Sebelumnya, Juru Bicara KPK Johan Budi mengatakan, pihaknya tengah menyiapkan tim penasihat hukum dari Biro Hukum KPK untuk mendampingi Novel.

"Untuk pelajari kasusnya, berikan advokasi," kata Juru Bicara KPK Johan Budi di Gedung KPK di Jakarta, Sabtu (6/10/2012) malam.

Novel ditetapkan sebagai tersangka oleh Polda Bengkulu dengan tuduhan melakukan penganiayaan berat terhadap enam pencuri sarang burung walet tahun 2004 . Ketika itu, Novel menjabat Kasatreskrim Polda Bengkulu.

Surat perintah penangkapan Novel didasarkan atas laporan dua dari enam korban penembakan atas nama Dedi Mulyadi dan Irwansyah. Laporan keduanya diterima Polda Bengkulu 1 Oktober 2012 .

Berita terkait kasus ini dapat diikuti dalam topik "Polisi vs KPK"

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    PDI-P Mundur Jadi Pihak Terkait Perkara Pileg yang Diajukan PPP di Sumatera Barat

    PDI-P Mundur Jadi Pihak Terkait Perkara Pileg yang Diajukan PPP di Sumatera Barat

    Nasional
    Distribusikan Bantuan Korban Longsor di Luwu Sulsel, TNI AU Kerahkan Helikopter Caracal dan Kopasgat

    Distribusikan Bantuan Korban Longsor di Luwu Sulsel, TNI AU Kerahkan Helikopter Caracal dan Kopasgat

    Nasional
    Hakim MK Cecar Bawaslu Terkait Kemiripan Tanda Tangan Pemilih

    Hakim MK Cecar Bawaslu Terkait Kemiripan Tanda Tangan Pemilih

    Nasional
    Waketum Gerindra Nilai Eko Patrio Pantas Jadi Menteri Prabowo-Gibran

    Waketum Gerindra Nilai Eko Patrio Pantas Jadi Menteri Prabowo-Gibran

    Nasional
    MKD Temukan 3 Kasus Pelat Nomor Dinas DPR Palsu, Akan Koordinasi dengan Polri

    MKD Temukan 3 Kasus Pelat Nomor Dinas DPR Palsu, Akan Koordinasi dengan Polri

    Nasional
    Paradoks Sejarah Bengkulu

    Paradoks Sejarah Bengkulu

    Nasional
    Menteri PPN: Hak Milik atas Tanah di IKN Diperbolehkan

    Menteri PPN: Hak Milik atas Tanah di IKN Diperbolehkan

    Nasional
    Menkes: Indonesia Kekurangan 29.000 Dokter Spesialis, Per Tahun Cuma Produksi 2.700

    Menkes: Indonesia Kekurangan 29.000 Dokter Spesialis, Per Tahun Cuma Produksi 2.700

    Nasional
    Kepala Bappenas: Progres Pembangunan IKN Tahap 1 Capai 80,82 Persen

    Kepala Bappenas: Progres Pembangunan IKN Tahap 1 Capai 80,82 Persen

    Nasional
    Hakim MK Cecar KPU RI Soal Ubah Aturan Tenggat Waktu Rekapitulasi Suara Pileg

    Hakim MK Cecar KPU RI Soal Ubah Aturan Tenggat Waktu Rekapitulasi Suara Pileg

    Nasional
    Pakar Hukum: PTUN Bisa Timbulkan Preseden Buruk jika Kabulkan Gugatan PDI-P

    Pakar Hukum: PTUN Bisa Timbulkan Preseden Buruk jika Kabulkan Gugatan PDI-P

    Nasional
    Gerindra: Pak Prabowo Bisa Jadi Presiden Terpilih berkat Doa PKS Sahabat Kami

    Gerindra: Pak Prabowo Bisa Jadi Presiden Terpilih berkat Doa PKS Sahabat Kami

    Nasional
    Pakai Pelat Palsu Anggota DPR, Pemilik Alphard dalam Kasus Brigadir RAT Bakal Dipanggil MKD

    Pakai Pelat Palsu Anggota DPR, Pemilik Alphard dalam Kasus Brigadir RAT Bakal Dipanggil MKD

    Nasional
    Jokowi Soroti Banyak Program Pemerintah Pusat dan Daerah yang Tak Sinkron

    Jokowi Soroti Banyak Program Pemerintah Pusat dan Daerah yang Tak Sinkron

    Nasional
    KPK Tak Hadir, Sidang Gugatan Status Tersangka Gus Muhdlor Ditunda

    KPK Tak Hadir, Sidang Gugatan Status Tersangka Gus Muhdlor Ditunda

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com