Solo, Kompas
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Mabes Polri Brigjen (Pol) Boy Rafli Amar, Kamis malam, membenarkan penangkapan dan penggeledahan itu. Saat penggeledahan di rumah Midi itu, ditemukan semacam botol sirup yang seperlimanya berisi cairan berwarna putih dan biru serta sisa-sisa detonator yang meledak, berupa kabel-kabel.
Sabtu pekan lalu, di rumah itu, ditemukan beberapa bom aktif yang kemudian oleh polisi diledakkan. Ini karena bom tidak mungkin dibawa ke tempat lain karena sangat berisiko meledak sebelum sempat dijinakkan.
”Katanya, itu cairan nitrogliserin, yang kalau kena panas, bisa meledak. Tadi mereka membersihkan sisa-sisa zat berbahaya,” kata Eka Harwindana, Kepala RT 007 RW 010 Kampung Griyan.
Dari rumah Midi, polisi antiteror yang didampingi puluhan polisi dari berbagai kesatuan menuju rumah Barkah Nawa Saputra di Kampung Kentingan Kulon, Jebres, Solo. Dari rumah itu, polisi membawa satu jeriken hitam berukuran 10-15 liter dan bertuliskan ”Nitrit Acid”, dua kaus tangan yang tampak melepuh, yang diduga bekas digunakan mencampur bahan-bahan kimia.
”Jerikennya tidak tahu ada isinya atau tidak. Semuanya ada di belakang rumah Barkah. Kedatangan polisi tadi untuk membersihkan barang-barang yang dikhawatirkan bisa membahayakan warga,” kata Lurah Jebres Agung Riyadi.
Polisi juga mendatangi rumah kontrakan Fendi (35) di RT 001 RW 005 Dusun Tuwak Kulon, Desa Gonilan, Kecamatan Kartasura, Kabupaten Sukoharjo. Saat didatangi, rumah dalam keadaan kosong karena Fendi, istri, dan kedua anaknya pergi sejak dua pekan lalu.