Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pria Mengaku Intel "Tertangkap" Pantau Wartawan KPK

Kompas.com - 25/09/2012, 16:50 WIB
Icha Rastika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejak kasus dugaan korupsi pengadaan simulator SIM di Korps Lalu Lintas Polri bergulir, kantor Komisi Pemberantasan Korupsi seolah tak lepas dari pengamatan intelijen. Tak terkecuali ruang wartawan yang terletak di samping lobi Gedung KPK.

Pada Selasa (25/9/2012) sore tadi, seorang intel tertangkap basah tengah bertugas mengawasi para wartawan. Kejadian ini bermula saat seorang wartawan televisi yang biasa meliput di Gedung KPK merasa curiga dengan gerak-gerik seorang pria muda tegap berjaket cokelat tersebut. Pria muda tegap itu tampak duduk berbaur dengan para wartawan di ruang wartawan.

Melihat gerak-geriknya yang mencurigakan, wartawan televisi langsung menegur pria berjaket cokelat tersebut. "Maaf Mas, Anda wartawan dari mana ya? Soalnya saya belum pernah lihat," ujar wartawan televisi swasta nasional tersebut.

Pria berjaket cokelat itu mengaku sebagai wartawan dari salah satu surat kabar nasional. Dia pun memperlihatkan kartu identitas wartawannya. Namun, wartawan dari surat kabar nasional yang disebut pria itu mengaku tidak pernah melihat ada wartawan seperti pria tersebut bekerja di medianya. Wartawan surat kabar nasional yang sejak tadi juga curiga itu pun ikut bertanya kepada si pria berjaket cokelat. "Dari Indopos? Kok enggak pernah lihat," ujarnya kepada pria itu.

Terlihat gagap, pria misterius itu kemudian mengaku sebagai "anak baru" atau wartawan baru di media tersebut. "Biasa ngepos di MK, saya masih baru," ucapnya.

Mendengar jawaban itu, para pewarta pun berhenti mempertanyakan keberadaan pria tersebut. Seolah merasa posisinya sudah tidak aman, tak lama kemudian pria itu keluar ruang wartawan. Melihat si pria ini keluar, para wartawan yang biasa meliput di Gedung KPK langsung mengejarnya dan kembali mencecar si pria itu. Merasa terdesak, laki-laki itu akhirnya mengaku kepada seorang wartawan televisi nasional yang tadi menanyakan identitasnya.

Dengan merangkul sang wartawan televisi, pria itu berjalan menjauhi kerumunan wartawan. Setelah tinggal berdua, kepada wartawan televisi nasional itu, si pria berjaket cokelat ini mengaku sebagai utusan Mabes Polri.

"Tolong, Mas, saya ini kan tugas. Saya ditugasin untuk nge-pam (mengamankan)," ujar wartawan televisi itu menirukan perkataan laki-laki asing itu kepadanya. Setelah identitasnya sebagai intel ketahuan, pria itu pun meninggalkan Gedung KPK.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

    Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

    Nasional
    Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

    Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

    Nasional
    'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

    "Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

    Nasional
    Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

    Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

    Nasional
    PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

    PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

    Nasional
    Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

    Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

    Nasional
    Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

    Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

    Nasional
    Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

    Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

    Nasional
    Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

    Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

    Nasional
    KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

    KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

    Nasional
    TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

    TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

    Nasional
    Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

    Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

    Nasional
    Presiden Jokowi Bakal Resmikan Modeling Budidaya Ikan Nila Salin di Karawang Besok

    Presiden Jokowi Bakal Resmikan Modeling Budidaya Ikan Nila Salin di Karawang Besok

    Nasional
    Di Forum MIKTA Meksiko, Puan Bahas Tantangan Ekonomi Global hingga Persoalan Migran

    Di Forum MIKTA Meksiko, Puan Bahas Tantangan Ekonomi Global hingga Persoalan Migran

    Nasional
    Gibran Ingin Konsultasi Kabinet ke Megawati, Pengamat: Itu Hak Presiden, Wapres Hanya Ban Serep

    Gibran Ingin Konsultasi Kabinet ke Megawati, Pengamat: Itu Hak Presiden, Wapres Hanya Ban Serep

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com