Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perang Dua Raja

Kompas.com - 14/09/2012, 20:17 WIB

Di saat yang bersamaan Raja Hitam telah mempersiapkan barisannya untuk segera menghadang barisan Raja Putih yang telah satu persatu mara ke gelanggang pertempuran. Raja Hitam tetap tenang dan tidak gegabah. Dia punya sebuah pendadakan untuk mengalahkan Raja Putih. Sementara Raja Putih juga telah bersiap-siap menghadapi pendadakan itu. Raja Putih telah mengirimkan Pion-Pion dari barisannya untuk mengetahui barisan lawan yang akan melakukan hal itu. Strategi, taktik dan siasat telah disiapkan oleh keduanya sebelum melakukan gerakan mara untuk merebut kemenangan. Raja Putih dan Raja Hitam memiliki kemampuan untuk hal itu.

Satu persatu Pion-Pion barisan Raja Hitam berhadapan dengan Pion-Pion barisan Raja Putih. Kedua Raja telah mengirimkan titah untuk segera melakukan serangan serta membuka jalan bagi Gajah, Kuda dan Benteng untuk melangkah dan meraih kemenangan.

Raja Putih sekarang hanya ditemani oleh satu Pion yang tersisa dalam pertempuran, satu Benteng dan satu Gajah sedangkan Menteri telah dikorbankan dalam upaya penyelamatan posisi Raja Putih. Di pertengahan upaya menyerang ke dalam wilayah lawan dan menangkap satu persatu barisan pasukan Raja Hitam hampir saja Raja Putih terancam menjadi korban dan terselamatkan. Menteri yang patuh pada titah Raja Putih segera mengorbankan dirinya agar ditangkap oleh Gajah dari Raja Hitam sehingga Raja Putih dapat melangkah ke posisi yang aman. Terselamatkan oleh Menteri yang menjadi korban. Sebelum ancaman itu datang, Pion-Pion Raja Hitam sudah meningkatkan frekuensi serangan. Mereka tambah bersemangat sebab Kuda-Kuda telah mengambil posisi di wilayah Raja Putih. Kemenangan sudah di depan mata pikir mereka.

Pola berani mati dan tak pernah mundur ke belakang juga diperlihatkan oleh Pion-Pion dari barisan Raja Hitam. Hampir saja berhasil Kuda-Kuda yang diperintahkan Raja Hitam untuk melakukan pendadakan terhadap Menteri Putih. Kuda-Kuda Hitam sedikit lagi akan menendang dia keluar dari gelanggang pertempuran. Menteri Hitam dengan semangat bersiap dari posisinya melangkah dan berdiri di depan Raja Putih saat Menterinya dikeluarkan. Agaknya Gajah Putih yang sudah lama berada melangkah serong di kiri mengetahui upaya pendadakan ini. Dia dengan sigap mara dan menangkap salah satu Kuda Hitam. Raja Putihpun menjadi aman posisinya.

Pion-Pion Putih meluap kemarahannya dan merasa malu dengan Menteri maupun Raja mereka sebab dengan langkah pasti mereka berdiri paling depan untuk mengalahkan lawan dalam kombinasi serangan langsung maupun dengan umpan dan penghadangan tetapi mereka hampir kecolongan saat Kuda-Kuda Hitam dari kiri dan kanan masuk menuju wilayah Raja Putih. Pion-Pion Putih segera melakukan serangan balasan.

“Jika diperlukan kau, kau dan kau harus siap menjadi umpan untuk keberhasilan serangan ini," ucap salah satu Pion paling depan yang berhadapan langsung dengan Pion-Pion dan Kuda Hitam yang tinggal sendiri. Pion ini memberikan laluan kepada Pion-Pion Putih lain yang berada selangkah di belakang posisinya.

Raja Putih yang ditemani oleh satu Pion yang tersisa dalam pertempuran, satu Benteng dan satu Gajah dihadang langkahnya oleh dua Benteng Hitam. Di samping kiri dan kanan sudah terlihat Gajah menutup jalannya untuk menyelamatkan diri. Menteri Hitam telah bersiap searah jalan belakang Raja Putih untuk kembali ke wilayahnya. Ancaman serangan Raja Hitam tidak main-main. Entah apa yang terpikirkan lagi oleh Raja Putih. Pion Putih yang berprinsip berani mati ini ingin segera menewaskan Benteng Hitam agar Raja Putih dapat melangkah ke posisi yang aman tetapi itu tidak mungkin sebab Benteng Hitam yang satu menunggu Pion Putih melangkah dan segera menangkap serta mengalahkan Raja Putih dari celah yang akan terbuka jika Pion Putih tetap mara.

Puluhan juta mata di berbagai belahan dunia menyaksikan detik-detik terakhir ini. Langkah-langkah terakhir akan menentukan pemenang dalam gelanggang pertempuran ini. Sebuah benda mati yang hidup melayang di atas bumi turut berperan dalam upaya merekam dan memperlihatkan momen penentuan tersebut. Matahari masih tetap berada di posisinya. Bumi terus berputar tanpa henti. Raja Hitam sedikit sementung parasnya sebab Pion Putih terakhir yang tersisa tidak dapat melangkah mara untuk memberikan celah terbuka. Raja Hitam, dua Benteng, dua Pion dan satu Gajah semakin dalam kekesalannya. Pertempuran ini berada dalam stagnansi. Kedua pihak yang berlawanan tidak dapat melangkah lagi untuk saling menyerang. Raja Putih dan Raja Hitam telah bersepakat untuk menghentikan pertempuran. Tiada yang terancam dengan pola, langkah dan posisi barisan Putih dan Hitam.

Puluhan pasang mata yang menyaksikan sudah mengetahui siapa pemenang dalam gelanggang pertempuran ini. Mereka kembali menyaksikan pertempuran-pertempuran lain yang telah dipersiapkan. Nun jauh di sana sekelompok manusia memesan beberapa gelas minuman dan tertawa dalam sebuah kamar setelah bersepakat untuk sebuah kesepakatan yang tidak pernah diketahui apa kelanjutannya. Pion-pion tidak tak pernah berangan-angan untuk menjadi Raja sebab tugas, hidup dan matinya adalah untuk kemenangan Raja. Bagaikan anak-anak panah yang siap melesat ke sasaran maka pion-pionpun kembali bersiaga untuk menanti tugas dalam gelanggang pertempuran berikutnya.
Indeks

Titah  : perintah/ instruksi Raja
Mara   : maju ke depan
Sementung  : cemberut

tanjak : penutup kepala khas orang Melayu yang terbuat dari kain/ songket.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com