Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kunker ke Turki dan Denmark Dikritik, Ini Jawaban Baleg

Kompas.com - 11/09/2012, 20:15 WIB
Sandro Gatra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Badan Legislasi Dewan Perwakilan Rakyat (Baleg DPR) bertolak ke dua negara, Denmark dan Turki, dengan alasan pembahasan Rancangan Undang-Undang Palang Merah. Kunjungan kerja itu lalu dikritik lantaran hanya untuk kepentingan logo, sementara rombongan sampai menghabiskan uang Rp 1,3 miliar.

Bagaimana tanggapan mereka? Anggota Baleg dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera, Bochori Yusuf, mengatakan bahwa RUU Palang Merah cukup sensitif lantaran hendak menentukan lambang apa yang akan digunakan dalam gerakan sosial, apakah red cross atau bulan sabit. Oleh karena itu, kata dia, pihaknya ingin mengecek bagaimana kondisi dua negara asal muasal red cross dan bulan sabit.

"Kepentingan kunjungan kita ke sana untuk memastikan bagaimana kondisi kebatinan masing-masing," kata Bochori di Gedung Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (11/9/2012).

Dari hasil pertemuan dengan Kementerian Luar Negeri dan parlemen di Denmark, kata Bochori, disimpulkan bahwa negara tidak mengatur palang merah secara khusus. Bahkan, kata dia, peran serta pemerintah terhadap palang merah terkait anggaran hanya di bawah 5 persen dari sumbangan masyarakat.

Anggota Baleg lain dari Fraksi PDI Perjuangan, Hoing Sanny, menolak jika pihaknya ke luar negeri hanya untuk menentukan logo. Menurut dia, pihaknya perlu mempelajari bagaimana pengelolaan palang merah di kedua negara itu. Namun, dia tak menjelaskan hasil temuan secara rinci.

Ketua rombongan kunjungan kerja (kunker) ke Denmark dari Fraksi Partai Persatuan Pembangunan, Dimyati Natakusuma, juga menolak jika kunker itu disebut hanya menghamburkan uang negara. Menurut dia, kunker itu sangat baik lantaran selain memantau mengenai palang merah, pihaknya juga memantau pengelolaan air Denmark.

"Itu kan tergantung bagaimana titik menilai. Persepsi itu bisa positif, bisa negatif. Bagi kita yang mengalami, itu positif," kata Dimyati.

Ketika ditanya mengapa kunker sampai berombongan hingga sekitar 20 orang, Bochori menjawab, "Aturan di DPR sudah jelas kalau yang melakukan kunjungan itu sebanyak anggota panja, representasi parpol. Tidak mungkin parpol diwakili, pasti tidak mau."

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 1 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 1 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Tanggal 30 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 30 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Pengamat: Nasib Ganjar Usai Pilpres Tergantung PDI-P, Anies Beda karena Masih Punya Pesona Elektoral

Pengamat: Nasib Ganjar Usai Pilpres Tergantung PDI-P, Anies Beda karena Masih Punya Pesona Elektoral

Nasional
Defend ID Targetkan Tingkat Komponen Dalam Negeri Alpalhankam Capai 55 Persen 3 Tahun Lagi

Defend ID Targetkan Tingkat Komponen Dalam Negeri Alpalhankam Capai 55 Persen 3 Tahun Lagi

Nasional
TNI AL Kerahkan 3 Kapal Perang Korvet untuk Latihan di Laut Natuna Utara

TNI AL Kerahkan 3 Kapal Perang Korvet untuk Latihan di Laut Natuna Utara

Nasional
Dampak Eskalasi Konflik Global, Defend ID Akui Rantai Pasokan Alat Pertahanan-Keamanan Terganggu

Dampak Eskalasi Konflik Global, Defend ID Akui Rantai Pasokan Alat Pertahanan-Keamanan Terganggu

Nasional
PKS Klaim Punya Hubungan Baik dengan Prabowo, Tak Sulit jika Mau Koalisi

PKS Klaim Punya Hubungan Baik dengan Prabowo, Tak Sulit jika Mau Koalisi

Nasional
Tak Copot Menteri PDI-P, Jokowi Dinilai Pertimbangkan Persepsi Publik

Tak Copot Menteri PDI-P, Jokowi Dinilai Pertimbangkan Persepsi Publik

Nasional
Pengamat: Yang Berhak Minta PDI-P Cabut Menteri Hanya Jokowi, TKN Siapa?

Pengamat: Yang Berhak Minta PDI-P Cabut Menteri Hanya Jokowi, TKN Siapa?

Nasional
Klarifikasi Unggahan di Instagram, Zita: Postingan Kopi Berlatar Belakang Masjidilharam untuk Pancing Diskusi

Klarifikasi Unggahan di Instagram, Zita: Postingan Kopi Berlatar Belakang Masjidilharam untuk Pancing Diskusi

Nasional
PDI-P “Move On” Pilpres, Fokus Menangi Pilkada 2024

PDI-P “Move On” Pilpres, Fokus Menangi Pilkada 2024

Nasional
Sandiaga Usul PPP Gabung Koalisi Prabowo-Gibran, Mardiono: Keputusan Strategis lewat Mukernas

Sandiaga Usul PPP Gabung Koalisi Prabowo-Gibran, Mardiono: Keputusan Strategis lewat Mukernas

Nasional
Rakernas PDI-P Akan Rumuskan Sikap Politik Usai Pilpres, Koalisi atau Oposisi di Tangan Megawati

Rakernas PDI-P Akan Rumuskan Sikap Politik Usai Pilpres, Koalisi atau Oposisi di Tangan Megawati

Nasional
Bareskrim Periksa Eks Gubernur Bangka Belitung Erzaldi Rosman Terkait Kasus Dokumen RUPSLB BSB

Bareskrim Periksa Eks Gubernur Bangka Belitung Erzaldi Rosman Terkait Kasus Dokumen RUPSLB BSB

Nasional
Lempar Sinyal Siap Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Kita Ingin Berbuat Lebih untuk Bangsa

Lempar Sinyal Siap Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Kita Ingin Berbuat Lebih untuk Bangsa

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com