Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menko Polhukam: Tak Ada Kaitan Terorisme dengan Agama

Kompas.com - 10/09/2012, 08:25 WIB
Aditya Revianur

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Djoko Suyanto mengatakan bahwa kegiatan di rumah ibadah dan agama Islam tidak terkait dengan aksi terorisme yang kembali terjadi. Ia menegaskan, motif teror Solo murni balas dendam. Sementara ledakan yang terjadi di Beji, Sabtu (8/9/2012), belum diketahui motifnya karena terduga pelaku masih dalam keadaan kritis.

"Teror tidak ada kaitannya dengan masjid maupun agama. Tapi kalau kelompok yang beragama itu (Islam) memang demikian. Secara garis besar saya tegaskan, tidak ada kaitannya dengan motif yang dilatarbelakangi agama," ujar Djoko di kantor Kementerian Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan, Jakarta, Minggu (9/9/2012).

Menurutnya, terjadi kesalahan persepsi di masyarakat yang menganggap teror selalu dikaitkan dengan agama. Menanggapi ledakan yang terjadi di Beji, ia mengatakan, peristiwa itu murni kecerobohan terduga pelaku peledakan dalam meracik peledak yang kemungkinan besar ditujukan untuk menyerang area vital.

"Ledakan kemarin kan (terduga pelaku) tidak sengaja. Dia sedang merakit bom terus meledak. Sasaran dari bom yang dirakit itu jelas ditujukan ke tempat lain yang ramai," tambahnya.

Pernyataan senada juga disampaikan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Ansyaad Mbai. Ia menampik informasi bahwa intelijen memata-matai masjid tertentu yang diduga sebagai basis gerakan kelompok teror di Solo maupun Depok.

"Tolong diluruskan lagi. Tidak ada kaitan antara aksi teror dengan kegiatan di masjid maupun kelompok keagamaan (Islam). Motif ledakan di Beji sedang didalami, sementara yang di Solo kan sudah diungkap Polri. Tidak ada kaitannya dengan agama maupun simbol peribadatan (masjid) kan," tegas Mbai.

Sebelumnya, kepolisian memastikan bahwa rentetan penyerangan kelompok teroris di Solo, Jawa Tengah, selama Agustus 2012 bermotif balas dendam. Hal ini berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap barang bukti dan pemeriksaan tersangka teroris yang ditangkap hidup oleh Densus 88 Antiteror Polri.

Menurut Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigadir Jenderal (Pol) Boy Rafli Amar pada Senin (3/9/2012), selain magasin, di dalam tas pinggang yang dipakai tersangka teror Solo bernama Farhan (19), polisi menemukan banyak lembaran kertas. Dalam lembaran itu, kata Boy, terdapat surat yang ditulis tangan yang intinya akan melakukan pembalasan ke Polri menyusul banyak tokoh gerakannya yang dibekuk aparat. Abu Umar, ayah angkat Farhan, termasuk tokoh yang ditangkap aparat.

Sementara itu, motif dari ledakan Beji, Sabtu (8/9/2012) malam, belum diketahui. Hal tersebut mengingat terduga pelaku peledakan belum dapat dimintai keterangan karena luka bakar yang dideritanya cukup parah, sekitar 70 persen. Sementara itu, Thorik, nama yang kerap disebut sebagai terduga pelaku ledakan Beji yang kini masih dirawat di RS Polri Sukanto, Kramat Jati, Jakarta Timur, justru menyerahkan diri kepada pihak Polda Metro. Thorik menjadi buronan setelah melarikan diri setelah kegiatannya merakit bom di rumahnya, kawasan Tambora, Jakarta Barat, tercium warga.

Berita terkait ledakan di Beji, Depok, dapat diikuti dalam topik "Ledakan di Depok"

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Imigrasi Berupaya Pulihkan Layanan Pakai 'Back Up' PDN Kominfo di Batam

    Imigrasi Berupaya Pulihkan Layanan Pakai "Back Up" PDN Kominfo di Batam

    Nasional
    Ada Erick Thohir pada Pertemuan Prabowo dan Ketum Parpol KIM, Begini Penjelasan Airlangga

    Ada Erick Thohir pada Pertemuan Prabowo dan Ketum Parpol KIM, Begini Penjelasan Airlangga

    Nasional
    Psikolog Forensik: Laporan Visum Sebut Vina dan Eky Mati Tak Wajar, Tak Disebut Korban Pembunuhan

    Psikolog Forensik: Laporan Visum Sebut Vina dan Eky Mati Tak Wajar, Tak Disebut Korban Pembunuhan

    Nasional
    Bamsoet Janji Bakal Hadir pada Sidang Lanjutan MKD soal Isu Amendemen

    Bamsoet Janji Bakal Hadir pada Sidang Lanjutan MKD soal Isu Amendemen

    Nasional
    Calon Penumpang Pesawat Diminta Datang 3 Jam Lebih Awal ke Bandara Imbas Sistem Imigrasi Alami Gangguan

    Calon Penumpang Pesawat Diminta Datang 3 Jam Lebih Awal ke Bandara Imbas Sistem Imigrasi Alami Gangguan

    Nasional
    KY Sebut Tak Terdampak Ganguan PDN

    KY Sebut Tak Terdampak Ganguan PDN

    Nasional
    Prabowo Kumpulkan Ketum Parpol KIM Plus Erick Thohir di Kemenhan, Bahas Apa?

    Prabowo Kumpulkan Ketum Parpol KIM Plus Erick Thohir di Kemenhan, Bahas Apa?

    Nasional
    Polri Hormati Langkah Pihak Pegi Setiawan Ajukan Praperadilan

    Polri Hormati Langkah Pihak Pegi Setiawan Ajukan Praperadilan

    Nasional
    Prabowo Mangkir Panggilan PTUN soal Gugatan Bintang 4, Pilih Hadiri Penyematan Bintang Bhayangkara Utama Polri

    Prabowo Mangkir Panggilan PTUN soal Gugatan Bintang 4, Pilih Hadiri Penyematan Bintang Bhayangkara Utama Polri

    Nasional
    Respons Gerindra dan PAN Saat Golkar Sebut Elektabilitas Ridwan Kamil di Jakarta Menurun

    Respons Gerindra dan PAN Saat Golkar Sebut Elektabilitas Ridwan Kamil di Jakarta Menurun

    Nasional
    Gerindra Tak Paksakan Ridwan Kamil Maju di Pilkada Jakarta

    Gerindra Tak Paksakan Ridwan Kamil Maju di Pilkada Jakarta

    Nasional
    Rangkaian Puncak Haji Berakhir, 295 Jemaah Dibadalkan

    Rangkaian Puncak Haji Berakhir, 295 Jemaah Dibadalkan

    Nasional
    Gerindra: Memang Anies Sudah 'Fix' Maju di Jakarta? Enggak Juga

    Gerindra: Memang Anies Sudah "Fix" Maju di Jakarta? Enggak Juga

    Nasional
    Alasan Polri Beri Tanda Kehormatan Bintang Bhayangkara Utama ke Prabowo: Berjasa Besar

    Alasan Polri Beri Tanda Kehormatan Bintang Bhayangkara Utama ke Prabowo: Berjasa Besar

    Nasional
    Kuota Tambahan Haji Reguler Dialihkan ke Haji Plus, Gus Muhaimin: Mencederai Rasa Keadilan

    Kuota Tambahan Haji Reguler Dialihkan ke Haji Plus, Gus Muhaimin: Mencederai Rasa Keadilan

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com