Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menko Polhukam: Ini Alasan Intelijen Tidak Lemah

Kompas.com - 05/09/2012, 10:54 WIB
Hindra Liauw

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Djoko Suyanto membantah tudingan bahwa intelijen lemah sehingga serangkaian aksi teror terjadi di Solo selama Agustus 2012 dan juga kekerasan terhadap komunitas Syiah di Sampang terjadi.

"Alam demokrasi mengharuskan kita bertindak secara akuntabel... zaman dulu, saya curiga sama Anda, saya bisa tangkap. Tetapi, sekarang tidak bisa. Harus benar-benar suspect, dan harus benar-benar ada jaringannya, ada tindakan-tindakannya," kata Djoko kepada para wartawan di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Rabu (5/9/2012).

Djoko juga membandingkan, pada era dulu, tentara dapat menangkap orang-orang yang dicurigai pemerintah. Namun, saat ini TNI tidak boleh menangkap orang-orang yang mencurigakan.

"Jadi, intelijen sekarang berbeda dengan intelijen zaman dahulu," tegas Djoko.

Djoko mengatakan, pemerintah, dalam hal ini Badan Nasional Penanggulangan Terorisme, terus melakukan upaya deradikalisasi untuk menekan aksi teror dan kekerasan yang terjadi di lingkungan masyarakat.

"Ini memerlukan kerja sama semua pihak, tak hanya pemerintah. Tokoh masyarakat dan tokoh agama harus ikut terlibat dalam upaya deradikalisasi," katanya.

Perkembangan terakhir, kepolisian berhasil menangkap Firman, seorang terduga teroris yang masuk dalam daftar pencarian orang (DPO) aksi teror di Solo. Penangkapan berlangsung pada Rabu (5/9/2012) pukul 05.30 WIB di Jalan Raya Kalimulya, Perumahan Anyelir, Depok, Jawa Barat.

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigjen (Pol) Boy Rafli Amar mengatakan, Firman diduga terlibat dalam kasus penembakan pos pengamanan Lebaran, pelemparan granat, dan penembakan pos polisi di Solo yang terjadi pada Agustus 2012.

"Saat ini, tersangka masih menjalani pemeriksaan oleh penyidik Densus 88 Polri," ujar Boy dalam keterangannya kepada wartawan pagi ini.

Baca perkembangan terkait aksi teror di Solo dalam topik "Teroris Solo"

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

    Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

    Nasional
    Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

    Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

    Nasional
    Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

    Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

    Nasional
    KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

    KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

    Nasional
    TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

    TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

    Nasional
    Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

    Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

    Nasional
    Presiden Jokowi Bakal Resmikan Modeling Budidaya Ikan Nila Salin di Karawang Besok

    Presiden Jokowi Bakal Resmikan Modeling Budidaya Ikan Nila Salin di Karawang Besok

    Nasional
    Di Forum MIKTA Meksiko, Puan Bahas Tantangan Ekonomi Global hingga Persoalan Migran

    Di Forum MIKTA Meksiko, Puan Bahas Tantangan Ekonomi Global hingga Persoalan Migran

    Nasional
    Gibran Ingin Konsultasi Kabinet ke Megawati, Pengamat: Itu Hak Presiden, Wapres Hanya Ban Serep

    Gibran Ingin Konsultasi Kabinet ke Megawati, Pengamat: Itu Hak Presiden, Wapres Hanya Ban Serep

    Nasional
    Prabowo Mau Bentuk 'Presidential Club', Pengamat: Kalau Diformalkan, Berapa Lagi Uang Negara Dipakai?

    Prabowo Mau Bentuk "Presidential Club", Pengamat: Kalau Diformalkan, Berapa Lagi Uang Negara Dipakai?

    Nasional
    Hadiri MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10 di Meksiko, Puan: Kepemimpinan Perempuan adalah Kunci Kemajuan Negara

    Hadiri MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10 di Meksiko, Puan: Kepemimpinan Perempuan adalah Kunci Kemajuan Negara

    Nasional
    Polri Usulkan Penambahan Atase Kepolisian di Beberapa Negara

    Polri Usulkan Penambahan Atase Kepolisian di Beberapa Negara

    Nasional
    Kopasgat Kerahkan 24 Sniper dan Rudal Chiron Amankan World Water Forum di Bali

    Kopasgat Kerahkan 24 Sniper dan Rudal Chiron Amankan World Water Forum di Bali

    Nasional
    Sentil Prabowo yang Mau Tambah Kementerian, JK: Itu Kabinet Politis, Bukan Kabinet Kerja

    Sentil Prabowo yang Mau Tambah Kementerian, JK: Itu Kabinet Politis, Bukan Kabinet Kerja

    Nasional
    Jelang Hari Jadi Ke-731, Pemkot Surabaya Gelar Berbagai Atraksi Spektakuler

    Jelang Hari Jadi Ke-731, Pemkot Surabaya Gelar Berbagai Atraksi Spektakuler

    BrandzView
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com