Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Komnas HAM: Dalang Kasus Sampang Saling Tunggang Menunggangi

Kompas.com - 02/09/2012, 00:42 WIB
Aditya Revianur

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM), Nurcholis, menjelaskan dalang kasus Sampang saling menunggangi satu sama lain. Dalang kasus Sampang yang sudah ditangkap polisi yaitu Rois, belum lengkap karena masih ada dalang lainnya yang masih menghirup udara bebas.

"Dalang yang patut dimintai pertanggungjawaban terkait kasus Sampang harus segera diamankan polisi. Hal itu sebenarnya merupakan beban berat aparat. Itu karena dalang kasus Sampang saling tunggang menunggangi. Sebab itu, Polri hendaknya jangan bekerja sendiri," ujar Nurcholis di Cikini, Jakarta, Sabtu (1/9/2012).

Nurcholis menjelaskan, dalang kasus Sampang berbeda dengan dalang tindak pelanggaran HAM di masa orde baru. Pasalnya, dalang kasus pelanggaran HAM pada masa orde baru tunggal, dalam artian pihak yang dapat dimintai pertanggungjawaban mudah dilacak. Sedangkan, lanjutnya, dalam kasus Sampang berbeda.

Komnas HAM, terangnya, melihat banyak dalang yang bermain dalam kasus tersebut. "Ada banyak dalang kasus ini. Semuanya harus diamankan oleh Polisi. Kami (Komnas HAM) melihat para dalang tersebut berperan secara langsung dan tidak langsung, hal itu harus segera diselidiki," tambahnya.

Dia mengungkapkan, dalam menyibak tabir dalang kasus Sampang, Polri selayaknya bekerja sama dengan instansi terkait, salah satunya Komnas HAM. Dirinya mengakui, Komnas HAM memiliki cara tersendiri dalam menganalisa permasalahan dan menyibak tabir dalang kasus Sampang.

Cara tersebut menurut Nurcholis dengan melakukan rekonstruksi peristiwa Sampang dengan jernih. Kasus Sampang dalam rekonstruksi ini tidak dilihat dari ujung, namun melihat ke belakang mengenai hal yang menjadi pemicu kasus tersebut.

Dengan demikian, diakuinya, dalang kasus Sampang dapat dengan mudah diringkus karena akar permasalahan tindak kekerasan dan diskriminasi terletak pada dalang-dalang itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

    Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

    Nasional
    PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

    PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

    Nasional
    Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

    Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

    Nasional
    PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

    PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

    Nasional
    ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

    ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

    Nasional
    Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

    Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

    Nasional
    PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

    PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

    Nasional
    Demokrat Tak Ingin Ada 'Musuh dalam Selimut' di Periode Prabowo-Gibran

    Demokrat Tak Ingin Ada "Musuh dalam Selimut" di Periode Prabowo-Gibran

    Nasional
    Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

    Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

    Nasional
    Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

    Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

    Nasional
    Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

    Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

    Nasional
    Gugat Dewas ke PTUN hingga 'Judicial Review' ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

    Gugat Dewas ke PTUN hingga "Judicial Review" ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

    Nasional
    Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

    Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

    Nasional
    Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

    Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com