Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polri: Pelaku Penembakan di Solo Jaringan Teroris

Kompas.com - 01/09/2012, 10:10 WIB

Gubernur Jateng Bibit Waluyo, di Semarang, mengimbau warga di Solo agar tak terpengaruh dengan kasus itu. ”Jangan ada lagi hal aneh-aneh. Mari bekerja keras memajukan daerah itu,” ujarnya.

Berlangsung cepat

Sejumlah warga Solo, yang saat penembakan terhadap Dwi Data berada di sekitar tempat kejadian, Kamis malam, menyaksikan pelaku melarikan diri dengan sepeda motor berwarna biru. Warga tak berani mendekat karena pelaku yang memakai helm dan penutup mulut sempat melepaskan tembakan ke atas pula.

Suparno (46), warga yang berada 15 meter dari lokasi kejadian, mengaku melihat pelaku penembakan kembali ke sepeda motor yang dikendarai rekannya, dengan berjalan pelan sambil memasukkan senjata api ke pakaiannya. Sejak terdengar tembakan yang pertama hingga pelaku melarikan diri, dia memperkirakan peristiwa itu hanya berlangsung sekitar dua menit.

Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia Jateng Ahmad Daroji menilai, rentetan teror di Solo menunjukkan intelijen kecolongan. Ia berharap, aparat intelijen dari berbagai lembaga untuk bersinergi mengungkapkan teror itu. Ia juga berharap, teror di Solo tak dikaitkan dengan Pilkada DKI Jakarta.

Tokoh masyarakat Solo, Mudrick S Sangidu, sepakat dengan Daroji, kasus beruntun di Solo itu sebagai bukti aparat intelijen kecolongan. Dari tiga kasus yang semuanya menyerang kepolisian, hal itu merupakan peringatan kepada institusi kepolisian.

”Seolah-olah pelaku mengajak menjadikan polisi sebagai musuh bersama. Kalau dikaitkan dengan Pilkada DKI Jakarta, terlalu jauh,” ujarnya.

Menurut ahli hukum dari Universitas Sebelas Maret, Solo, M Jamin, teror di Solo jelas mengarah kepada polisi saja. Karena itu, polisi ditantang untuk mengungkapkan kasus itu.

”Kejadian sebelumnya kan sudah ada bukti forensik yang sebenarnya bisa diungkapkan. Polisi melalui intelijen seharusnya bisa mendeteksi,” katanya. (SON/UTI/FER/WHO)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Menkes: Indonesia Kekurangan 29.000 Dokter Spesialis, Per Tahun Cuma Produksi 2.700

    Menkes: Indonesia Kekurangan 29.000 Dokter Spesialis, Per Tahun Cuma Produksi 2.700

    Nasional
    Kepala Bappenas: Progres Pembangunan IKN Tahap 1 Capai 80,82 Persen

    Kepala Bappenas: Progres Pembangunan IKN Tahap 1 Capai 80,82 Persen

    Nasional
    Hakim MK Cecar KPU RI Soal Ubah Aturan Tenggat Waktu Rekapitulasi Suara Pileg

    Hakim MK Cecar KPU RI Soal Ubah Aturan Tenggat Waktu Rekapitulasi Suara Pileg

    Nasional
    Pakar Hukum: PTUN Bisa Timbulkan Presen Buruk Jika Kabulkan Gugatan PDI-P

    Pakar Hukum: PTUN Bisa Timbulkan Presen Buruk Jika Kabulkan Gugatan PDI-P

    Nasional
    Gerindra: Pak Prabowo Bisa Jadi Presiden Terpilih Berkat Doa PKS Sahabat Kami

    Gerindra: Pak Prabowo Bisa Jadi Presiden Terpilih Berkat Doa PKS Sahabat Kami

    Nasional
    Pakai Pelat Palsu Anggota DPR, Pemilik Alphard dalam Kasus Brigadir RAT Bakal Dipanggil MKD

    Pakai Pelat Palsu Anggota DPR, Pemilik Alphard dalam Kasus Brigadir RAT Bakal Dipanggil MKD

    Nasional
    Jokowi Soroti Banyak Program Pemerintah Pusat dan Daerah yang Tak Sinkron

    Jokowi Soroti Banyak Program Pemerintah Pusat dan Daerah yang Tak Sinkron

    Nasional
    KPK Tak Hadir, Sidang Gugatan Status Tersangka Gus Muhdlor Ditunda

    KPK Tak Hadir, Sidang Gugatan Status Tersangka Gus Muhdlor Ditunda

    Nasional
    Sebut Prabowo Tak Miliki Hambatan Psikologis Bertemu PKS, Gerindra: Soal Teknis Saja

    Sebut Prabowo Tak Miliki Hambatan Psikologis Bertemu PKS, Gerindra: Soal Teknis Saja

    Nasional
    Saat Jokowi Pura-pura Jadi Wartawan lalu Hindari Sesi 'Doorstop' Media...

    Saat Jokowi Pura-pura Jadi Wartawan lalu Hindari Sesi "Doorstop" Media...

    Nasional
    Dampak UU DKJ, Usia Kendaraan di Jakarta Bakal Dibatasi

    Dampak UU DKJ, Usia Kendaraan di Jakarta Bakal Dibatasi

    Nasional
    Eks Bawahan SYL Mengaku Beri Tip untuk Anggota Paspampres Jokowi

    Eks Bawahan SYL Mengaku Beri Tip untuk Anggota Paspampres Jokowi

    Nasional
    Jokowi Harap Presiden Baru Tuntaskan Pengiriman Alkes ke RS Sasaran

    Jokowi Harap Presiden Baru Tuntaskan Pengiriman Alkes ke RS Sasaran

    Nasional
    Pakar Hukum Sebut Kecil Kemungkinan Gugatan PDI-P ke KPU Dikabulkan PTUN

    Pakar Hukum Sebut Kecil Kemungkinan Gugatan PDI-P ke KPU Dikabulkan PTUN

    Nasional
    Hakim Agung Gazalba Saleh Didakwa Terima Gratifikasi Rp 650 Juta bersama Pengacara

    Hakim Agung Gazalba Saleh Didakwa Terima Gratifikasi Rp 650 Juta bersama Pengacara

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com