Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polri: Pelaku Penembakan di Solo Jaringan Teroris

Kompas.com - 01/09/2012, 10:10 WIB

SOLO, KOMPAS.com - Teror beruntun yang mengarah kepada anggota kepolisian di Kota Solo, Jawa Tengah, dalam dua pekan terakhir menuntut aparat untuk meningkatkan kewaspadaan. Pelaku penembakan, yang memiliki mobilitas tinggi, bisa memanfaatkan situasi, dan perbuatannya menimbulkan keresahan di masyarakat, diduga adalah jaringan teroris.

”Tindakan itu mengarah pada teror, bukan kejahatan konvensional,” ujar Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigadir Jenderal (Pol) Boy Rafli Amar, di Jakarta, Jumat (31/8/2012). Selama ini jaringan teroris juga menargetkan polisi sebagai sasaran aksinya.

Kamis malam, dua orang tidak dikenal mendatangi pos polisi di dekat Plaza Singosaren, Kecamatan Serengan, Solo. Pelaku menembak Brigadir Kepala Dwi Data Subekti yang bertugas di pos itu. Dwi Data tewas dengan empat luka tembakan di dada dan di lengan (Kompas, 31/8). Jenazah Dwi Data hari Jumat dimakamkan di Pemakaman Astana Temu Ireng di Kabupaten Karanganyar, Jateng.

Penembakan terhadap Dwi Data merupakan teror ketiga yang diterima polisi di Solo selama Agustus 2012. Pada 17 Agustus, Brigadir Kepala Endro dan Brigadir Kukuh yang bertugas di pos pengamanan Lebaran di Gemlegan, Serengan, Solo, ditembak. Pada 18 Agustus, pos pengamanan Lebaran di Gladak, Solo, dilempar granat (Kompas, 18-23/8).

Menurut Boy, Polri terus menyelidiki penembakan dan teror di Solo itu. ”Selongsong peluru diketahui. Jenis senjata api juga sudah diketahui,” katanya. Sepeda motor yang digunakan pelaku juga sudah teridentifikasi.

”Kami terus bergerak dan belum dapat menyimpulkan keterkaitan ketiga kasus itu,” kata Kepala Polda Jateng Inspektur Jenderal Didiek S Triwidodo ketika berkunjung ke rumah almarhum Dwi Data di Jaten, Karanganyar.

Terduga pelaku ditembak

Jumat malam, polisi bergerak cepat. Seorang terduga pelaku penembakan terhadap Dwi Data, yang belum diidentifikasi polisi, tewas ditembak di Kelurahan Tipes, Kecamatan Serengan. Pelaku diduga melawan sehingga terjadi tembak-menembak di Jalan Veteran, Solo, tak jauh dari pusat perbelanjaan Lotte Mart. Peristiwa itu terjadi sekitar pukul 21.30. Dalam peristiwa itu, satu anggota polisi juga tertembak.

Menurut saksi mata Sri Sumiati (46), ia sempat mendengar suara tembakan tiga kali. ”Semula saya kira suara petasan. Setelah ada ramai-ramai, saya keluar,” katanya.

Dalam tembak-menembak tersebut, terlihat satu orang terjatuh. Setelah itu, beberapa orang datang mengangkat orang yang terjatuh itu. Polisi masih mengidentifikasi orang yang tertembak itu, yang diduga pelaku penembakan terhadap Dwi Data.

Kepala Polda Jateng membenarkan adanya tembak-menembak antara polisi, terutama Densus Antiteror, dan terduga pelaku penembakan. ”Ada penggerebekan Densus. Satu orang terduga teroris tewas dan satu anggota polisi tertembak,” ujar Didiek. Dikabarkan satu polisi yang tertembak itu akhirnya juga tewas.

Tak terkait pilkada

Sebelumnya Boy menyebutkan, polisi bisa menembak di tempat pelaku dalam pengejaran. Tembak di tempat itu tentu dilakukan sesuai prosedur. ”Penggunaan senjata api terhadap pelaku yang menggunakan senjata api itu wajar dilakukan. Ini sesuai prinsip tegas dan dapat dipertanggungjawabkan,” katanya.

Boy menambahkan, sejauh ini belum ada keterkaitan kasus penembakan itu dengan Pemilu Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta, terkait pencalonan Wali Kota Solo Joko Widodo (Jokowi) sebagai calon gubernur. ”Kita harus proporsional. Jangan terjebak pemikiran yang tak berdasarkan fakta,” katanya.

Secara terpisah, Jokowi berharap teror di Solo segera terungkap. Namun, hal yang paling penting adalah warga meningkatkan kewaspadaan. Jika ada hal-hal yang mencurigakan, warga diminta segera melapor. Fungsi perlindungan masyarakat dari Satuan Polisi Pamong Praja Kota Solo juga akan dimaksimalkan.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

    Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

    Nasional
    Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

    Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

    Nasional
    Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

    Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

    Nasional
    Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

    Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

    Nasional
    Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

    Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

    Nasional
    Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

    Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

    Nasional
    Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

    Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

    Nasional
    Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

    Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

    Nasional
    Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

    Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

    Nasional
    PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

    PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

    Nasional
    Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

    Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

    Nasional
    Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

    Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

    Nasional
    Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

    Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

    Nasional
    Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

    Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com