Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polri: Pelaku Jaringan Teroris

Kompas.com - 01/09/2012, 05:54 WIB

Kepala Polda Jateng membenarkan adanya tembak-menembak antara polisi, terutama Densus Antiteror, dan terduga pelaku penembakan. ”Ada penggerebekan Densus. Satu orang terduga teroris tewas dan satu anggota polisi tertembak,” ujar Didiek. Dikabarkan satu polisi yang tertembak itu akhirnya juga tewas.

Tak terkait pilkada

Sebelumnya Boy menyebutkan, polisi bisa menembak di tempat pelaku dalam pengejaran. Tembak di tempat itu tentu dilakukan sesuai prosedur. ”Penggunaan senjata api terhadap pelaku yang menggunakan senjata api itu wajar dilakukan. Ini sesuai prinsip tegas dan dapat dipertanggungjawabkan,” katanya.

Boy menambahkan, sejauh ini belum ada keterkaitan kasus penembakan itu dengan Pemilu Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta, terkait pencalonan Wali Kota Solo Joko Widodo (Jokowi) sebagai calon gubernur. ”Kita harus proporsional. Jangan terjebak pemikiran yang tak berdasarkan fakta,” katanya.

Secara terpisah, Jokowi berharap teror di Solo segera terungkap. Namun, hal yang paling penting adalah warga meningkatkan kewaspadaan. Jika ada hal-hal yang mencurigakan, warga diminta segera melapor. Fungsi perlindungan masyarakat dari Satuan Polisi Pamong Praja Kota Solo juga akan dimaksimalkan.

Gubernur Jateng Bibit Waluyo, di Semarang, mengimbau warga di Solo agar tak terpengaruh dengan kasus itu. ”Jangan ada lagi hal aneh-aneh. Mari bekerja keras memajukan daerah itu,” ujarnya.

Berlangsung cepat

Sejumlah warga Solo, yang saat penembakan terhadap Dwi Data berada di sekitar tempat kejadian, Kamis malam, menyaksikan pelaku melarikan diri dengan sepeda motor berwarna biru. Warga tak berani mendekat karena pelaku yang memakai helm dan penutup mulut sempat melepaskan tembakan ke atas pula.

Suparno (46), warga yang berada 15 meter dari lokasi kejadian, mengaku melihat pelaku penembakan kembali ke sepeda motor yang dikendarai rekannya, dengan berjalan pelan sambil memasukkan senjata api ke pakaiannya. Sejak terdengar tembakan yang pertama hingga pelaku melarikan diri, dia memperkirakan peristiwa itu hanya berlangsung sekitar dua menit.

Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia Jateng Ahmad Daroji menilai, rentetan teror di Solo menunjukkan intelijen kecolongan. Ia berharap, aparat intelijen dari berbagai lembaga untuk bersinergi mengungkapkan teror itu. Ia juga berharap, teror di Solo tak dikaitkan dengan Pilkada DKI Jakarta.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com