Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga NU Hendaknya Introspeksi Sikapi Kasus Sampang

Kompas.com - 31/08/2012, 01:48 WIB
Subur Tjahjono

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Slamet Effendy Yusuf mengajak warga NU untuk introspeksi (muhasabah), khususnya untuk menyikapi dan mengambil hikmah dari peristiwa bentrok Sunni-Syiah di Kabupaten Sampang, Pulau Madura, Jawa Timur, beberapa hari lalu.

Slamet menyatakan, setidaknya ada tiga hal yang perlu dicermati atas kejadian tersebut. Pertama, ketidakpekaan sebagian warga Nahdliyyin atas penunggangan terhadap rasa cinta aswaja dan dibelokkan untuk kepentingan lain. Hal itu bisa dilihat bagaimana peran seseorang yang dulunya aktif menyebarkan faham non-aswaja (faham Syiah) tiba-tiba menjadi paling depan mengobarkan semangat anti-Syiah karena motif yang bersifat pribadi.

"Apa yang terjadi di Sampang memperlihatkan ada sebagian warga NU telah terbawa oleh hasutan yang salah arah," kata Slamet, Jumat (31/8/2012) di Jakarta.

Kedua, berkaitan dengan munculnya perilaku yang tidak sesuai dan selaras dengan prinsip ke-NU-an. Khitah Nahdliyyah menekankan keharusan untuk menjunjung tinggi sikap kemasyarakatan moderat (tawasuth) dan tidak boleh bersikap ekstrem (tatharruf), keharusan untuk bersikap toleran (tasamuh) atas perbedaan, termasuk perbedaan faham keagamaan, keharusan untuk bersikap adil (iktidal) dan seimbang (tawazun) untuk membangun harmoni sosial.

Menurut Slamet, perilaku intoleran disertai kekerasan jelas tidak sesuai dengan prinsip sosial yang digariskan oleh khitah Nahdliyyah. Padahal, khitah NU adalah pembimbing bagi perilaku setiap Nahdliyyin, baik dalam konteks keagamaan, kemasyarakatan, kebangsaan, maupun kemanusiaan.

Hal ketiga, kata Slamet, warga NU perlu introspeksi guna mempertanyakan mengenai apa yang telah dilakukan sehingga dalam waktu hanya sekitar lima sampai tujuh tahun begitu banyak jemaah NU yang menjadi pengikut Syiah. "Mesti ada yang terlalaikan," ujarnya.

Hal seperti itu, menurut Slamet, harus menjadi pelajaran berharga tentang bagaimana memelihara dan membentengi umat dari banyak ajakan pihak lain. Dengan muhasabah seperti itu, kasus Sampang bisa diselesaikan dengan baik. Tidak selalu dengan menyalahkan orang lain serta menganggap kebenaran mutlak hanya pada apa yang kita lakukan.

"Itu bisa dilakukan jika kita kembali kepada misi Islam itu sendiri, yakni rahmatan lil'alamin. Artinya, menjadi rahmat bagi diri kita, juga rahmat bagi saudara seagama maupun sebangsa," papar Slamet.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Risma Ingatkan Kepala Dinsos se-Indonesia, Jangan Rapat Bahas Fakir Miskin di Hotel

    Risma Ingatkan Kepala Dinsos se-Indonesia, Jangan Rapat Bahas Fakir Miskin di Hotel

    Nasional
    Kasus Korupsi Rumdin, KPK Cecar Kabag Pengelola Rumah Jabatan DPR soal Aliran Dana ke Tersangka

    Kasus Korupsi Rumdin, KPK Cecar Kabag Pengelola Rumah Jabatan DPR soal Aliran Dana ke Tersangka

    Nasional
    KPU Sebut Pemindahan 36.000 Suara PPP ke Garuda di Jabar Klaim Sepihak, Harus Ditolak MK

    KPU Sebut Pemindahan 36.000 Suara PPP ke Garuda di Jabar Klaim Sepihak, Harus Ditolak MK

    Nasional
    Ketua KPU Ditegur Hakim saat Sidang Sengketa Pileg di MK: Bapak Tidur, Ya?

    Ketua KPU Ditegur Hakim saat Sidang Sengketa Pileg di MK: Bapak Tidur, Ya?

    Nasional
    Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis Disebut Diperlukan, Proyek Mercusuar Perlu Pengawasan

    Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis Disebut Diperlukan, Proyek Mercusuar Perlu Pengawasan

    Nasional
    Kapolri Beri Penghargaan ke 11 Personel di Pegunungan Bintang, Papua

    Kapolri Beri Penghargaan ke 11 Personel di Pegunungan Bintang, Papua

    Nasional
    Pegawai Kementan Bikin Perjalanan Dinas Fiktif demi Penuhi Kebutuhan SYL

    Pegawai Kementan Bikin Perjalanan Dinas Fiktif demi Penuhi Kebutuhan SYL

    Nasional
    Sidang SYL, Saksi Ungkap Permintaan Uang Rp 360 Juta untuk Sapi Kurban

    Sidang SYL, Saksi Ungkap Permintaan Uang Rp 360 Juta untuk Sapi Kurban

    Nasional
    Hadiri Perayaan Ultah Hendropriyono, Prabowo Dihadiahi Patung Diponegoro

    Hadiri Perayaan Ultah Hendropriyono, Prabowo Dihadiahi Patung Diponegoro

    Nasional
    Menag Minta Jemaah Jaga Kesehatan, Suhu Bisa Capai 50 Derajat Celsius pada Puncak Haji

    Menag Minta Jemaah Jaga Kesehatan, Suhu Bisa Capai 50 Derajat Celsius pada Puncak Haji

    Nasional
    Tinjau Pasar Baru di Karawang, Jokowi: Harga Cabai, Bawang, Beras Sudah Turun

    Tinjau Pasar Baru di Karawang, Jokowi: Harga Cabai, Bawang, Beras Sudah Turun

    Nasional
    KPK Sebut Eks Dirut Taspen Kosasih Rekomendasikan Investasi Rp 1 T

    KPK Sebut Eks Dirut Taspen Kosasih Rekomendasikan Investasi Rp 1 T

    Nasional
    Hakim MK Tegur Kuasa Hukum KPU karena Tidak Rapi Menulis Dokumen

    Hakim MK Tegur Kuasa Hukum KPU karena Tidak Rapi Menulis Dokumen

    Nasional
    Jokowi Tanggapi Santai soal Fotonya yang Tak Terpasang di Kantor PDI-P Sumut

    Jokowi Tanggapi Santai soal Fotonya yang Tak Terpasang di Kantor PDI-P Sumut

    Nasional
    Cuaca di Arab Saudi 40 Derajat, Jemaah Haji Diminta Jaga Kesehatan

    Cuaca di Arab Saudi 40 Derajat, Jemaah Haji Diminta Jaga Kesehatan

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com