JAKARTA, KOMPAS.com — Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Senin (27/8/2012), menggelar rapat kabinet terbatas (ratas) yang membahas soal kasus penyerangan warga komunitas Syiah di Desa Karang Gayam, Kecamatan Omben, dan Desa Bluuran, Kecamatan Karangpenang, Kabupaten Sampang, Jawa Timur, Minggu pagi.
Akibat penyerangan tersebut, satu orang warga bernama Hamamah (45) tewas, enam orang terluka, dan 37 rumah dibakar. Rapat ini dihadiri oleh Wakil Presiden Boediono; Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Djoko Suyanto; Kepala Polri Jenderal (Pol) Timur Pradopo; Kepala Badan Intelijen Negara Letjen Marciano Norman; dan lainnya. "Ratas ini bertujuan mencari solusi untuk hal tersebut," kata Juru Bicara Presiden Julian Aldrin Pasha.
Menurut Julian, Presiden telah menerima laporan terkait kasus penyerangan ini pada Minggu kemarin. Menurut Kepala Kepolisian Daerah Jawa Timur Inspektur Jenderal (Pol) Hadiatmoko, peristiwa ini dipicu adanya 30 pelajar yang akan kembali ke beberapa pondok pesantren di Jawa Timur.
Rombongan pelajar itu, kata Hadiatmoko, diadang massa bersenjata tajam dan diminta kembali pulang. Massa kemudian membakar rumah warga di 20 titik. Dari enam korban luka, dua di antaranya kritis.
Kepala Kepolisian Sektor Omben Ajun Komisaris Aris Dwiyanto terluka di pelipis kiri karena terkena pecahan genteng. "Kami diserang sekitar pukul 09.00 saat akan mengantar 30 anak usia sekolah dasar ke pondok pesantren di Malang menggunakan dua mobil," kata Umi Kulsum, istri pemimpin umat Syiah Sampang, Tajul Muluk.
Ketika dicegat massa, kata Umi, Hamamah berusaha melindungi rombongan. Namun, massa menyerang korban hingga tewas. Saat dihubungi Kompas melalui telepon seluler, Umi dan warga Syiah lainnya berlindung di sebuah gedung SD. Mereka dijaga ketat personel kepolisian dan TNI.
Sebanyak 97 warga Syiah di dua desa itu diungsikan ke pendapa Kecamatan Omben dan selanjutnya dipindah ke Lapangan Tenis Indoor Sampang. Di lokasi kejadian, ketegangan mulai mereda pada Minggu petang. Selain Hadiatmoko, Gubernur Jawa Timur Soekarwo juga ikut ke lokasi untuk membantu menenangkan warga. "Ini sudah tindakan anarkistis, kriminal. Kami akan menindak tegas pelaku," kata Hadiatmoko.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.