Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polri Periksa Irjen Djoko Selama 6 Jam

Kompas.com - 24/08/2012, 18:12 WIB
Dian Maharani

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Penyidik tindak pidana korupsi Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri memeriksa Inspektur Jenderal (Pol) Djoko Susilo sebagai saksi kasus dugaan korupsi simulator SIM selama kurang lebih enam jam. Jenderal bintang dua itu mulai diperiksa pukul 09.30 hingga 16.45, Jumat (24/8/2012). Djoko pun sempat menjalani shalat Jumat di Masjid Al-Ikhlas Mabes Polri, kemudian kembali menjalani pemeriksaan.

Djoko diiperiksa sebagai saksi untuk tersangka yang ditetapkan Polri, yakni Brigjen Didik Purnomo sebagai Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), AKBP Teddy Rusmawan sebagai ketua lelang proyek, Bendahara Korlantas Kompol Legimo, Budi Susanto, dan Sukotjo S Bambang.

"Saya memenuhi panggilan Bareskrim sebagai saksi tersangka PPK, dan kawan-kawan. Sekarang tentunya melalui proses pemeriksaan dan penyidikan. Adapun materinya silakan tanyakan ke Bareskrim. Yang mempunyai kewenangan ini adalah Bareskrim," ujar Djoko seusai menjalani pemeriksaan di Gedung Bareskrim Polri, Jakarta Selatan, Jumat (24/8/2012).

Djoko tak memberi penjelasan terkait pemeriksaan Polri terhadap dirinya selama kurang lebih 6 jam tersebut. "Materi kualitas maupun materi dari keseluruhan, tentunya saya katakan nanti Bareskrim akan memberi penjelasan mengenai panggilan penyidikan," lanjutnya. Djoko juga enggan berkomentar lebih jauh terkait kasus yang menimpa dirinya. Ia pun terburu-buru pergi memasuki mobil Innova berwarna silver.

Sementara itu, Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri, Brigjen Pol Boy Rafli, mengatakan, pemeriksaan terhadap Djoko dilakukan guna mendapatkan informasi terkait kasus dugaan korupsi yang terjadi di Korps Lalu Lintas Polri tahun 2011. Pemeriksaan Djoko sebagai saksi juga untuk melengkapi berkas perkara para tersangka kasus simulator SIM yang ditetapkan Polri.

"Hal-hal pelaksanaanya (proyek simulator SIM) diyakini Irjen DS (Djoko Susilo) mengetahui informasi terkait hal tersebut. Penyidik merasa perlu mendengarkan keterangan Pak DS untuk melengkapi berkas perkara dari para tersangka yang telah kita lakukan penahanan," terang Boy.

Seperti diberitakan, Djoko ditetapkan tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sejak 27 Juli 2012. Ia diduga menyalahgunakan kewenangannya sehingga menimbulkan kerugian negara atau menguntungkan orang lain.

Kasus tersebut menimpa Djoko saat menjabat sebagai Kepala Korlantas Polri. Djoko juga disebut-sebut menerima aliran dana miliaran rupiah dari dari pihak pemenang tender Direktur Utama PT Citra Mandiri Metalindo Abadi (PT CMMA) Budi Susanto. Uang kepada Djoko, diberikan Budi melalui subkontraktor Direktur Utama PT Inovasi Teknologi Indonesia (PT ITI) Sukotjo S Bambang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

    Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

    Nasional
    Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

    Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

    Nasional
    Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

    Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

    Nasional
    Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

    Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

    Nasional
    Ganjar Bubarkan TPN

    Ganjar Bubarkan TPN

    Nasional
    BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

    BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

    Nasional
    TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

    TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

    Nasional
    Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong 'Presidential Club'

    Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong "Presidential Club"

    Nasional
    Ide 'Presidential Club' Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

    Ide "Presidential Club" Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

    Nasional
    Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

    Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

    Nasional
    Pro-Kontra 'Presidential Club', Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

    Pro-Kontra "Presidential Club", Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

    Nasional
    Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

    Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

    Nasional
    Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

    Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

    Nasional
    SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

    SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com