Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keselamatan Mudik Belum Terjamin!

Kompas.com - 22/08/2012, 12:47 WIB

Wakil Ketua Komisi V DPR Muhidin Muhammad Said menilai, tingginya korban tewas akibat kecelakaan selama Lebaran akan terus berulang selama tidak ada perbaikan dan evaluasi yang serius dari pemerintah.

Karena itu, DPR akan memanggil semua pihak yang terlibat dalam transportasi arus mudik Lebaran untuk mengetahui kelemahan. ”Minggu depan akan kami panggil,” ujarnya.

Danang menambahkan, jumlah personel kepolisian saat arus balik sebaiknya ditambah untuk mengimbangi volume kendaraan yang lebih besar saat arus balik. Banyaknya program mudik bareng yang tidak dibarengi dengan agenda balik bareng menjadi penyebabnya.

Tingginya angka kecelakaan lalu lintas saat arus mudik juga menjadi sorotan Satuan Tugas Perlindungan Anak (Satgas PA). Ini karena korban yang meninggal dan terluka yang terjadi dalam kecelakaan akan berdampak pada anak-anak. Dampak secara langsung, anak yang ikut dalam perjalanan mudik dan menjadi korban tewas atau luka dalam kecelakaan.

Dampak tidak langsung terjadi ketika kecelakaan menewaskan orang dewasa. ”Dalam hal itu, anak akan kehilangan orangtua dan berpotensi menjadi anak telantar,” kata Koordinator Kampanye Mudik Ramah Anak Satgas PA Ilma Sovri Yanti Ilyas.

Hal itu dinilainya akan menambah angka anak telantar di Indonesia yang pada 2011 telah mencapai 5,4 juta anak. Dari pantauan Satgas PA selama arus mudik kemarin, keselamatan anak-anak masih terabaikan, khususnya oleh pemudik sepeda motor yang membonceng anaknya untuk perjalanan jarak jauh dengan risiko kecelakaan yang tinggi.

Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan pada Kementerian Kesehatan Tjandra Yoga Aditama mengatakan, hal yang tak kalah penting diperhatikan ialah kondisi kesehatan sopir.

Dia menambahkan, tidak hanya selama arus mudik Lebaran, pada kondisi normal pun sesungguhnya kecelakaan lalu lintas di Indonesia, juga dunia, telah menelan korban jiwa yang tidak sedikit.

Badan Perencanaan Pembangunan Nasional pernah menghitung kerugian akibat kecelakaan lalu lintas. Acuan data yang dipakai adalah data Polri yang mencatat 31.234 orang tewas akibat kecelakaan sepanjang tahun 2010 atau setiap jam terdapat 3-4 orang meninggal dunia.

Bappenas memperkirakan kerugian mencapai 3,1 persen dari total pendapatan domestik bruto negara. Total PDB 2010 mencapai Rp 7.000 triliun. Maka, kerugian akibat kecelakaan lalu lintas sebesar Rp 203 triliun-Rp 217 triliun.

”Untuk tahun 2011 angkanya masih dihitung,” kata Direktur Transportasi Bappenas Bambang Prihantono yang dihubungi Kompas di Medan, Sumatera Utara. (APA/ILO/ENG/CHE/ADH/HAR/OTW)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

    Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

    Nasional
    Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

    Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

    Nasional
    Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

    Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

    Nasional
    Ganjar Bubarkan TPN

    Ganjar Bubarkan TPN

    Nasional
    BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

    BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

    Nasional
    TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

    TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

    Nasional
    Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong 'Presidential Club'

    Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong "Presidential Club"

    Nasional
    Ide 'Presidential Club' Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

    Ide "Presidential Club" Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

    Nasional
    Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

    Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

    Nasional
    Pro-Kontra 'Presidential Club', Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

    Pro-Kontra "Presidential Club", Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

    Nasional
    Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

    Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

    Nasional
    Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

    Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

    Nasional
    SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

    SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

    Nasional
    Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

    Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

    Nasional
    Polri Sita Aset Senilai Rp 432,2 Miliar Milik Gembong Narkoba Fredy Pratama

    Polri Sita Aset Senilai Rp 432,2 Miliar Milik Gembong Narkoba Fredy Pratama

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com