Wakil Ketua Komisi V DPR Muhidin Muhammad Said menilai, tingginya korban tewas akibat kecelakaan selama Lebaran akan terus berulang selama tidak ada perbaikan dan evaluasi yang serius dari pemerintah.
Karena itu, DPR akan memanggil semua pihak yang terlibat dalam transportasi arus mudik Lebaran untuk mengetahui kelemahan. ”Minggu depan akan kami panggil,” ujarnya.
Danang menambahkan, jumlah personel kepolisian saat arus balik sebaiknya ditambah untuk mengimbangi volume kendaraan yang lebih besar saat arus balik. Banyaknya program mudik bareng yang tidak dibarengi dengan agenda balik bareng menjadi penyebabnya.
Tingginya angka kecelakaan lalu lintas saat arus mudik juga menjadi sorotan Satuan Tugas Perlindungan Anak (Satgas PA). Ini karena korban yang meninggal dan terluka yang terjadi dalam kecelakaan akan berdampak pada anak-anak. Dampak secara langsung, anak yang ikut dalam perjalanan mudik dan menjadi korban tewas atau luka dalam kecelakaan.
Dampak tidak langsung terjadi ketika kecelakaan menewaskan orang dewasa. ”Dalam hal itu, anak akan kehilangan orangtua dan berpotensi menjadi anak telantar,” kata Koordinator Kampanye Mudik Ramah Anak Satgas PA Ilma Sovri Yanti Ilyas.
Hal itu dinilainya akan menambah angka anak telantar di Indonesia yang pada 2011 telah mencapai 5,4 juta anak. Dari pantauan Satgas PA selama arus mudik kemarin, keselamatan anak-anak masih terabaikan, khususnya oleh pemudik sepeda motor yang membonceng anaknya untuk perjalanan jarak jauh dengan risiko kecelakaan yang tinggi.
Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan pada Kementerian Kesehatan Tjandra Yoga Aditama mengatakan, hal yang tak kalah penting diperhatikan ialah kondisi kesehatan sopir.
Dia menambahkan, tidak hanya selama arus mudik Lebaran, pada kondisi normal pun sesungguhnya kecelakaan lalu lintas di Indonesia, juga dunia, telah menelan korban jiwa yang tidak sedikit.
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional pernah menghitung kerugian akibat kecelakaan lalu lintas. Acuan data yang dipakai adalah data Polri yang mencatat 31.234 orang tewas akibat kecelakaan sepanjang tahun 2010 atau setiap jam terdapat 3-4 orang meninggal dunia.
Bappenas memperkirakan kerugian mencapai 3,1 persen dari total pendapatan domestik bruto negara. Total PDB 2010 mencapai Rp 7.000 triliun. Maka, kerugian akibat kecelakaan lalu lintas sebesar Rp 203 triliun-Rp 217 triliun.
”Untuk tahun 2011 angkanya masih dihitung,” kata Direktur Transportasi Bappenas Bambang Prihantono yang dihubungi Kompas di Medan, Sumatera Utara. (APA/ILO/ENG/CHE/ADH/HAR/OTW)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.