Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indonesia Disatukan oleh Posisi Hilal

Kompas.com - 18/08/2012, 16:01 WIB

Oleh Zaid Wahyudi

KOMPAS.com - Meskipun berbeda hari saat memulai Ramadhan, kemungkinan besar umat Islam Indonesia akan merayakan Idul Fitri 1433 bersama-sama. Posisi alamiah hilal atau sabit mudalah yang menyatukannya, bukan karena sudah ada kesepakatan metode penghitungannya. 

Data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika, Keputusan Temu Kerja Evaluasi Hisab Rukyat Departemen Agama 2010, dan Islamic Crescent’s Observation Project menyebut, ijtimak atau kesegarisan Matahari-Bulan-Bumi sebagai tanda masuknya awal Syawal 1433 terjadi pada Jumat (17/8) pukul 22.54 WIB. Meski demikian, Sabtu (18/8/2012) pukul 00.00 WIB tidak dapat disebut sebagai datangnya 1 Syawal.

Pergantian hari dalam kalender Hijriah dimulai setelah Matahari terbenam, bukan tengah malam seperti dalam kalender Masehi. Artinya, penentuan 1 Syawal 1433 baru dapat dipastikan berdasarkan perhitungan dan pengamatan kondisi hilal pada Sabtu (18/8/2012) setelah Matahari terbenam.

Di seluruh wilayah Indonesia, pada saat Matahari terbenam Sabtu (18/8/2012), Matahari terbenam lebih dulu dibandingkan dengan Bulan. Di Pelabuhan Ratu, Jawa Barat, salah satu lokasi terbaik pengamatan hilal di Indonesia, Matahari terbenam pukul 17.55 WIB. Bulan, baru terbenam 31 menit kemudian.

Pada saat itu, umur Bulan telah mencapai 19 jam 32 menit. Ketinggian hilalnya telah mencapai 6 derajat 55 menit. Jarak sudut antara Matahari dan Bulan 10 derajat 26 menit dengan posisi Bulan di selatan Matahari.

Bagi mereka yang menggunakan kriteria wujudul hilal dalam penentuan awal bulan Hijriah, 1 Syawal akan jatuh pada Minggu, 19 Agustus. Kriteria ini mensyaratkan awal bulan harus ditandai dengan sudah terjadinya ijtimak dan Matahari terbenam lebih dulu dibandingkan dengan Bulan.

Adapun bagi yang memakai kriteria imkanur rukyat atau kemungkinan hilal bisa diamati, awal bulan Hijriah terjadi bila hilal sudah teramati. Syarat hilal dapat diamati, berdasarkan pengalaman pengamatan selama ini adalah ketinggian hilal minimal 2 derajat. Dengan kondisi hilal yang ada, maka Idul Fitri dengan kriteria ini juga akan jatuh pada Minggu (19/8/2012).

Sementara itu, kriteria Menteri-menteri Agama Brunei, Indonesia, Malaysia, dan Singapura (MABIMS) juga mensyaratkan awal bulan Hijriah jika hilal bisa diamati. Syaratnya, selain memiliki ketinggian 2 derajat, jarak sudut Bulan-Matahari minimal 3 derajat, dan umur Bulan minimal 8 jam. Dengan syarat ini dan kondisi hilal yang ada, Lebaran juga jatuh pada Minggu (19/8/2012).

Mereka yang memakai kriteria imkanur rukyat dan MABIMS masih akan menunggu keputusan sidang isbat (penetapan) yang baru akan dilakukan Kementerian Agama, Sabtu (18/8/2012) petang. Keputusan ini menunggu hasil pengamatan hilal di sejumlah wilayah di Indonesia. Walau demikian, perbedaan Lebaran tetap akan ada, khususnya dari kelompok-kelompok kecil umat Islam Indonesia yang menggunakan basis data perhitungan berbeda.

Cari kesepahaman

Adanya kesamaan dalam penentuan Idul Fitri 1433 ini tidak menunjukkan kriteria penentuan hilal tertentu yang lebih benar dibandingkan dengan kriteria yang lain. Kesatuan ini murni disebabkan posisi alamiah Bulan. Konjungsi Bulan terjadi pada malam hari sehingga kemungkinan hilal untuk bisa diamati pada saat Matahari terbenam keesokan harinya sangat tinggi.

Namun, posisi yang ”kebetulan” ini tidak terjadi setiap bulan, khususnya pada tiga bulan penting dalam kalender Hijriah yang berkaitan langsung dengan ibadah wajib, yaitu Ramadhan, Syawal, dan Zulhijah. Artinya, masih ada kemungkinan beda mengawali Ramadhan, Idul Fitri, ataupun Idul Adha. Kisruh, tudingan-tudingan tak berdasar terkait kriteria penentuan hilal, dan kebingungan masyarakat pun masih akan terjadi.

Sikap proaktif pemerintah untuk menjelaskan perkara ini dengan bahasa lugas yang dipahami masyarakat diperlukan. Terlebih lagi, kesadaran untuk mengikuti keputusan pemerintah sebagai ulil amri (pemimpin) dalam penentuan kalender Hijriah mulai muncul.

Komunikasi di antara organisasi massa Islam pun perlu lebih diintensifkan agar kesepakatan kriteria penentuan awal bulan Hijriah segera didapatkan. Kesepakatan ini tentu saja tetap berpegang kepada kaidah agama, tetapi juga tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip ilmu falak (astronomi).

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Latihan TNI AL dengan Marinir AS Dibuka, Pangkoarmada I: Untuk Tingkatkan Perdamaian

    Latihan TNI AL dengan Marinir AS Dibuka, Pangkoarmada I: Untuk Tingkatkan Perdamaian

    Nasional
    Siapkan Sekolah Partai untuk Calon Kepala Daerah, PDI-P Libatkan Ganjar, Ahok hingga Risma

    Siapkan Sekolah Partai untuk Calon Kepala Daerah, PDI-P Libatkan Ganjar, Ahok hingga Risma

    Nasional
    Sektor Swasta dan Publik Berperan Besar Sukseskan World Water Forum Ke-10 di Bali

    Sektor Swasta dan Publik Berperan Besar Sukseskan World Water Forum Ke-10 di Bali

    Nasional
    BNPB Minta Warga Sumbar Melapor Jika Anggota Keluarga Hilang 3 Hari Terakhir

    BNPB Minta Warga Sumbar Melapor Jika Anggota Keluarga Hilang 3 Hari Terakhir

    Nasional
    Nurul Ghufron Akan Hadiri Sidang Etik di Dewas KPK Besok

    Nurul Ghufron Akan Hadiri Sidang Etik di Dewas KPK Besok

    Nasional
    LHKPN Dinilai Tak Wajar, Kepala Kantor Bea Cukai Purwakarta Dicopot dari Jabatannya

    LHKPN Dinilai Tak Wajar, Kepala Kantor Bea Cukai Purwakarta Dicopot dari Jabatannya

    Nasional
    Alexander Sebut Calon Pimpinan KPK Lebih Bagus Tidak Terafiliasi Pejabat Maupun Pengurus Parpol

    Alexander Sebut Calon Pimpinan KPK Lebih Bagus Tidak Terafiliasi Pejabat Maupun Pengurus Parpol

    Nasional
    Polri Siapkan Skema Buka Tutup Jalan saat World Water Forum di Bali

    Polri Siapkan Skema Buka Tutup Jalan saat World Water Forum di Bali

    Nasional
    KPU: Bakal Calon Gubernur Nonpartai Hanya di Kalbar, DKI Masih Dihitung

    KPU: Bakal Calon Gubernur Nonpartai Hanya di Kalbar, DKI Masih Dihitung

    Nasional
    Korban Meninggal Akibat Banjir Lahar di Sumatera Barat Kembali Bertambah, Kini 44 Orang

    Korban Meninggal Akibat Banjir Lahar di Sumatera Barat Kembali Bertambah, Kini 44 Orang

    Nasional
    KPK Duga Negara Rugi Rp 30,2 M Karena 'Mark Up' Harga Lahan Tebu PTPN XI

    KPK Duga Negara Rugi Rp 30,2 M Karena "Mark Up" Harga Lahan Tebu PTPN XI

    Nasional
    Kejagung Periksa Pihak Bea Cukai di Kasus Korupsi Impor Gula PT SMIP

    Kejagung Periksa Pihak Bea Cukai di Kasus Korupsi Impor Gula PT SMIP

    Nasional
    PDI-P Ungkap Peluang Usung 3 Nama di Pilkada Jabar: Bima Arya, Dedi Mulyadi dan Ridwan Kamil

    PDI-P Ungkap Peluang Usung 3 Nama di Pilkada Jabar: Bima Arya, Dedi Mulyadi dan Ridwan Kamil

    Nasional
    Saksi Sebut Pejabat yang Tak Turuti Permintaan SYL Bisa Diberhentikan

    Saksi Sebut Pejabat yang Tak Turuti Permintaan SYL Bisa Diberhentikan

    Nasional
    2 Kapal Pemburu Ranjau Terbaru TNI AL Latihan Bersama dengan AL Singapura

    2 Kapal Pemburu Ranjau Terbaru TNI AL Latihan Bersama dengan AL Singapura

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com