Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nunun Panggil Miranda "Nyonya"

Kompas.com - 16/08/2012, 13:22 WIB
Icha Rastika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Mantan Direktur Utama PT Wahana Esa Sejati Arie Malangjudo kembali mengungkapkan kedekatan mantan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Miranda S Goeltom dengan Nunun Nurbaeti.

Keterangan itu kembali disampaikan Arie saat bersaksi untuk terdakwa Miranda dalam persidangan kasus dugaan suap cek perjalanan di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Kamis (16/8/2012).

Menurut Arie, hubungan Miranda dengan Nunun cukup dekat. Arie pernah diajak Nunun menemui Miranda di kantornya di Bank Indonesia. Pertemuan tersebut, kata Arie, berlangsung di tengah-tengah jam kerja.

Saat itu, Nunun membawa cucunya yang masih kecil. "Ketika berkunjung, saya ikut, dikenalkan ke Miranda. Kedekatannya cukup dekat karena waktu jam kerja Bu Nunun bawa cucu," katanya.

Diceritakan Arie, pertemuan tersebut berlangsung sekitar Agustus 2004 atau setelah Miranda terpilih sebagai DGS BI. Dalam pertemuan itu, menurut Arie, tidak disinggung masalah cek perjalanan yang dibagi-bagikan Nunun ke anggota Dewan melalui Arie. Kepada Miranda, Nunun merekomendasikan Arie sebagai calon sekretaris Gabungan Bridge Seluruh Indonesia (Gabsi).

"Setelah mereka basa-basi, saya hanya dengar saja, Bu Nunun sampaikan, 'Ini Pak Arie, mungkin bisa jadi sekretaris Gabsi'. Itu saja," tutur Arie.

Arie menduga Miranda sudah lama kenal Nunun. Pasalnya, dalam pertemuan itu kedua wanita tersebut membicarakan anak masing-masing.

Menjawab pertanyaan jaksa, Arie juga mengungkapkan panggilan Nunun ke Miranda. Menurutnya, saat berkunjung ke kantor Miranda di BI, Nunun memanggil Miranda dengan sapaan "mevrouw" yang berarti "nyonya".

"Panggilan Nunun panggil Miranda, mevrouw, ya mungkin artinya nyonya," ujar Arie. Sementara Miranda memanggil Nunun dengan nama "Nunun".

Saat ditanya apakah Miranda pernah datang ke kantor Nunun, Arie yang juga anak buah Nunun itu mengatakan belum pernah melihat Miranda berkunjung ke kantor Nunun, di Jalan Riau Nomor 17, Menteng, Jakarta Pusat.

Arie juga mengatakan tidak pernah tahu apakah Miranda meminta Nunun untuk memperkenalkannya ke anggota Dewan. Sepengetahuannya, tidak pernah ada penyampaian bahwa Miranda berniat mencalonkan diri sebagai DGS BI 2004.

Dalam persidangan ini, Arie juga mengungkapkan kronologi pembagian cek perjalanan ke anggota Dewan. Dia mengaku diminta Nunun membagikan tanda terima kasih ke anggota DPR 1999-2004. Namun, saat itu Arie mengaku tidak tahu terkait apa tanda terima kasih yang dimaksud Nunun itu.

Saat menyampaikan permintaan itu, katanya, Nunun didampingi anggota DPR 1999-2004, Hamka Yandhu. Kepada Arie, Hamka menjelaskan akan ada orang yang mengambil kantong-kantong yang sudah diberi tanda merah, kuning, hijau, dan polos itu. Belakangan Arie mengetahui bahwa kantong-kantong yang dibagi-bagikannya itu berisi cek perjalanan.

Menurutnya, Nunun memang memiliki relasi dengan anggota DPR. Istri mantan Wakil Kepala Polri Komjen (Purn) Adang Darajatun itu, katanya, kerap menggelar pesta yang mengundang berbagai kalangan, termasuk anggota DPR. "Pesta perayaannya di rumah," ujar Arie.

Menanggapi keterangan Arie ini, Miranda tidak menyampaikan keberatan. Dia hanya bertanya "Apa pernah Nunun kasih paper bag (tas kertas) karena anjuran saya?". Kemudian Arie menjawab tidak pernah.

Dalam kasus ini, Miranda didakwa menyuap anggota DPR 1999-2004 terkait pemilihannya sebagai DGS BI 2004. Miranda bersama-sama Nunun Nurbaeti atau masing-masing bertindak sendiri, memberi cek perjalanan Bank Internasional Indonesia (BII) senilai Rp 20,8 miliar melalui Ari Malangjudo ke anggota DPR 1999-2004, antara lain, Hamka Yandhu (Fraksi Partai Golkar), Dudhie Makmun Murod (Fraksi PDI Perjuangan), dan Endin Soefihara (Fraksi PPP).

Cek perjalanan senilai Rp 20,8 miliar tersebut merupakan bagian dari total 480 cek perjalanan BII senilai Rp 24 miliar. Adapun Nunun divonis dua tahun enam bulan penjara karena dianggap terbukti sebagai pemberi suap.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

    Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

    Nasional
    Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

    Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

    Nasional
    Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

    Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

    Nasional
    Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

    Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

    Nasional
    Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

    Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

    Nasional
    Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

    Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

    Nasional
    Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

    Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

    Nasional
    Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

    Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

    Nasional
    Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

    Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

    Nasional
    PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

    PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

    Nasional
    Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

    Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

    Nasional
    Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

    Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

    Nasional
    Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

    Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

    Nasional
    Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

    Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com