Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

FITRA: Pengakuan Antasari Bukan Sampah

Kompas.com - 15/08/2012, 21:54 WIB
Aditya Revianur

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Koordinator Fitra Ucok Sky Khadafi mengungkapkan bahwa peryataan mantan Ketua KPK Antasari Azhar seharusnya ditanggapi KPK dengan melakukan pemanggilan atau verifikasi terhadap orang-orang yang ikut rapat pada waktu itu. Hal ini penting dilakukan sebagai upaya untuk menambah data yang sudah diberikan DPR kepada KPK maupun data atau dokumen hasil audit BPK kepada KPK.

"Pernyataan Antasari bukan sampah. Jadi, dengan adanya pengakuan Antasari ini, publik terutama nasabah Bank Century semakin yakin bahwa bank tersebut memang telah dirampok duitnya," kata Ucok di Hotel Harris Tebet, Jakarta, Rabu (15/8/2012).

Ucok menambahkan, pengakuan Antasari penting untuk ditindaklanjuti KPK. Pihak KPK sebagai institusi yang berwenang mengusut perkara bailout Century sampai tuntas tdak memiliki alasan kuat untuk menunda penyelidikan perkara Century ini.

KPK selayaknya juga tidak berwenang untuk menutupi perkara Century dengan berbagai manuver yang bahwasannya membuka perkara baru.

"Maksudnya bukan mengungkap kasus lain itu nggak penting, akan lebih penting mengungkap kasus Century ini. Data kasus Century ini kan sudah ada, yang memimpin rapat (Presiden SBY) kemungkinan adalah biang kakapnya dari masalah ini," tambahnya.

Dia menjelaskan, pengakuan Antasari adalah bukti dari Pemerintahan SBY dengan sistematis telah merampok rakyat. Pernyataan Antasari, terangnya, bukanlah dendam atau fitnah.

Antasari selama ini dikenal karena berani untuk bersikap tegas memberantas kasus korupsi sehingga banyak memiliki musuh di Kepolisian maupun Kejaksaan. Dia menerangkan, KPK hendaknya berani mengungkap kasus Century dengan mulai berpijak pada pernyataan Antasari.

"Pernyataan Antasari harus ditindaklanjuti KPK dengan melakukan verifikasi. Sekali lagi, pernyataan Antasari bukan sampah. Jika KPK tidak memiliki keberanian menindaklanjuti pernyataan Antasari takutnya pernyataan penting ini akan dianggap fitnah padahal verifikasi belum dilakukan. Terlebih lagi sekarang terbukti jika banyak wakil rakyat atau orang dekat yang menganggap pernyataan Antasari sebagai sampah," pungkasnya.

Sebelumnya, Antasari Azhar secara mengejutkan mengatakan bahwa Presiden SBY pernah memimpin rapat soal pengucuran dana talangan Bank Century pada Oktober 2008. Saat itu pemerintah sudah menyadari adanya dampak hukum atas kebijakan pemberian dana talangan yang rawan penyimpangan tersebut.

Sejumlah anggota Kabinet Indonesia Bersatu I turut hadir pada rapat itu.Mereka di antaranya Menko Polhukam Widodo AS, Kepala Polri Jenderal (Pol) Bambang Hendarso Danuri, Jaksa Agung Hendarman Supandji, dan Antasari.

Setelah disepakati, Bank Century mendapat kucuran dana segar secara bertahap. Tahap pertama, bank yang sudah kolaps itu menerima Rp 2,7 triliun pada 23 November 2008. Tahap kedua, pada 5 Desember 2008 sebesar Rp 2,2 triliun. Tahap ketiga pada 3 Februari 2009 sebesar Rp 1,1 triliun, dan tahap keempat pada 24 Juli 2009 sebesar Rp 630 miliar.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dari Istana Negara pada Rabu (15/8/2012) malam pun menggelar jumpa pers untuk mengklarifikasi pernyataan tersebut. Dia bersumpah demi Allah bahwa tidak benar pertemuan pada Oktober 2008 tersebut membicarakan bailout Century.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Nasional
PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

Nasional
Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Nasional
PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

Nasional
ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

Nasional
Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasional
PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

Nasional
Demokrat Tak Ingin Ada 'Musuh dalam Selimut' di Periode Prabowo-Gibran

Demokrat Tak Ingin Ada "Musuh dalam Selimut" di Periode Prabowo-Gibran

Nasional
Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Nasional
Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Nasional
Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Nasional
Gugat Dewas ke PTUN hingga 'Judicial Review' ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Gugat Dewas ke PTUN hingga "Judicial Review" ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Nasional
Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Nasional
Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com