Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hamka Ungkap Ada Dana Terkait Pemenangan Miranda

Kompas.com - 09/08/2012, 15:19 WIB
Icha Rastika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Anggota Dewan Perwakilan Rakyat 1999-2004 asal Fraksi Partai Golkar, Hamka Yandhu, mengungkapkan, ada dana yang dijanjikan ke fraksinya terkait pemenangan Miranda S Goeltom sebagai Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia 2004. Hal itu disampaikan Hamka saat bersaksi dalam persidangan kasus suap cek perjalanan dengan terdakwa Miranda di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Kamis (9/8/2012).

Menurut Hamka, ihwal dana yang dijanjikan ke fraksinya ini terungkap dalam rapat Kelompok Fraksi (Poksi) Partai Golkar yang digelar sebelum uji kelayakan dan kepatutan calon DGS BI 2004.

"Pada saat itu, agenda rapat salah satunya adalah pemilihan Miranda jadi DGS BI," kata Hamka.

Dalam rapat tersebut, diakui Hamka, rekan sefraksinya, yakni Paskah Suzetta, menyampaikan kalau anggota Fraksi Partai Golkar di Komisi IX DPR diminta memilih Miranda sebagai DGS BI 2004. Lalu, katanya, ada anggota rapat lain yang menanyakan apakah ada dana terkait pemenangan Miranda atau tidak.

"Kata Paskah, 'Ya nanti ada pengarahan fraksi'," ujar Hamka, menirukan Paskah saat itu.

Ketika ditanya apa yang dimaksud dengan "pengarahan", Hamka mengatakan bahwa "pengarahan" yang dimaksud adalah "dana".

"Maksudnya, pengarahan itu dana," katanya.

Hamka juga mengaku pernah mendatangi kantor Nunun di Jalan Riau Nomor 7, Menteng, Jakarta Pusat, pada 8 Juni 2004, sebelum voting calon DGS BI dimulai. Saat itu, Hamka dan rekan sefraksinya almarhum Azhar Muchlis berniat mengambil titipan dari Nunun.

"Warna coklat, paper bag yang setelah disobek, ada lagi amplop putih," ungkapnya.

Tas coklat titipan tersebut berisi sejumlah cek perjalanan Bank Internasional Indonesia (BII) yang dibagi dalam amplop-amplop kecil berwarna putih. Dari kantor Nunun, Hamka menuju Gedung DPR untuk membagi-bagikan amplop kepada rekan sefraksinya yang lain. Kemudian, dia menuju Hotel Mulia, Jakarta, untuk menemui Paskah Suzetta. Kepada Paskah, Hamka melaporkan bahwa amplop-amplop titipan itu sudah diterimanya.

"Saya laporkan tadi ada amplop karena Pak Paskah sebagai ketua komisi," kata Hamka yang juga terpidana kasus suap cek perjalanan ini.

Menanggapi keterangan Hamka, Miranda kembali menegaskan kalau dirinya memiliki kemampuan sebagai DGS BI tanpa harus menyuap anggota Dewan sekalipun. Dalam kasus ini, Miranda didakwa menyuap anggota DPR 1999-2004 terkait pemilihannya sebagai DGS BI 2004. Miranda bersama Nunun Nurbaeti atau masing-masing bertindak sendiri, memberikan cek perjalanan Bank Internasional Indonesia (BII) senilai Rp 20,8 miliar melalui Ari Malangjudo kepada anggota DPR 1999-2004, antara lain, Hamka Yandhu (Fraksi Partai Golkar), Dudhie Makmun Murod (Fraksi PDI Perjuangan), dan Endin Soefihara (Fraksi PPP).

Cek perjalanan senilai Rp 20,8 miliar tersebut merupakan bagian dari total 480 cek perjalanan BII senilai Rp 24 miliar. Sebanyak lebih dari 30 anggota DPR 1999-2004 yang menerima cek perjalanan, termasuk Hamka, sudah dijatuhi hukuman. Demikian juga dengan Nunun Nurbaeti yang dianggap terbukti sebagai penyuap. Hanya Miranda yang baru memasuki proses persidangan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Nasional
PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

Nasional
Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Nasional
PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

Nasional
ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

Nasional
Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasional
PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

Nasional
Demokrat Tak Ingin Ada 'Musuh dalam Selimut' di Periode Prabowo-Gibran

Demokrat Tak Ingin Ada "Musuh dalam Selimut" di Periode Prabowo-Gibran

Nasional
Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Nasional
Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Nasional
Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Nasional
Gugat Dewas ke PTUN hingga 'Judicial Review' ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Gugat Dewas ke PTUN hingga "Judicial Review" ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Nasional
Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Nasional
Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com