Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berebut Kasus Itu Cerita Lama Polisi

Kompas.com - 09/08/2012, 08:30 WIB
Sidik Pramono

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Dalam jangka panjang, Kepolisian Negara Republik Indonesia sebenarnya justru diuntungkan apabila kasus dugaan korupsi pengadaan simulator ujian mengemudi ditangani Komisi Pemberantasan Korupsi. Jika kasus itu dituntaskan, ujungnya Polri bisa menampilkan dirinya dengan benar-benar bersih dan kembali dipercaya publik.

"Justru polisi dalam jangka panjang diuntungkan," kata pengajar Fakultas Hukum Universitas Indonesia (UI), Topo Santoso, Rabu (8/8/2012).

Menurut Topo, perebutan kewenangan seperti saat ini adalah cerita lama yang terus berlanjut. Sebelum ada KPK, yang berhadapan adalah polisi dengan jaksa.

Yang terjadi dalam kasus dugaan korupsi simulator kali ini bahkan membawa-bawa institusi Polri karena dugaan korupsi mengarah pada adanya keterlibatan perwira tinggi Polri. "Kalau rebutan kasus korupsi yang dilakukan orang nonpolisi, mungkin masih bisa diredakan," ujar Topo.

Menurut Topo, Presiden semestinya tegas saja mengarahkan agar KPK yang menangani kasus tersebut. Meski Polri bisa menangani kasus korupsi, kemungkinan bias sangat besar mengingat kasus tersebut menyangkut polisi juga.

Masyarakat pun cenderung lebih percaya akan independensi KPK dalam menangani kasus korupsi yang melibatkan polisi. "Lagi pula, kalau kasus ini ditangani KPK, bukan berarti menggerogoti kewenangan Polri karena polisi tetap berwenang menyidik kasus-kasus tindak pidana lain dan juga korupsi," tutur Topo.

Seperti diberitakan, kesan perebutan kewenangan antara KPK dan Polri mengemuka dalam penyidikan kasus dugaan korupsi pengadaan simulator ujian mengemudi di Korps Lalu Lintas Polri.

Polisi sempat keberatan dengan penggeledahan yang dilakukan tim KPK pada Senin (30/7/2012) malam, yang berkelanjutan sampai pada penetapan tersangka kasus tersebut. Terdapat tiga nama yang telah ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK dan Polri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

    Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

    Nasional
    Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

    Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

    Nasional
    Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

    Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

    Nasional
    Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

    Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

    Nasional
    Ganjar Bubarkan TPN

    Ganjar Bubarkan TPN

    Nasional
    BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

    BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

    Nasional
    TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

    TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

    Nasional
    Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong 'Presidential Club'

    Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong "Presidential Club"

    Nasional
    Ide 'Presidential Club' Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

    Ide "Presidential Club" Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

    Nasional
    Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

    Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

    Nasional
    Pro-Kontra 'Presidential Club', Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

    Pro-Kontra "Presidential Club", Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

    Nasional
    Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

    Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

    Nasional
    Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

    Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

    Nasional
    SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

    SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com