Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polri Diminta Segera Nonaktifkan Djoko sebagai Gubernur Akpol

Kompas.com - 01/08/2012, 14:26 WIB
Sandro Gatra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Polri diminta segera menonaktifkan Inspektur Jenderal Djoko Susilo dari jabatan Gubernur Akademi Kepolisian setelah ditetapkan sebagai tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi. Penonaktifan itu dinilai untuk kepentingan penyidikan dan kebaikan Polri.

Hal itu disampaikan anggota Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat dari Fraksi PDI Perjuangan, Ahmad Basarah, ketika dihubungi pada Rabu (1/8/2012). Ia mengatakan, penonaktifan Djoko diperlukan untuk memudahkan penyidikan di KPK. Menurut dia, para penyidik yang berasal dari kepolisian pasti akan merasa sungkan untuk memeriksa senior mereka yang masih menyandang jabatan tinggi dan pangkat bintang dua.

Alasan lain, lanjut Basarah, agar institusi pendidikan bergengsi milik Polri, yakni Akpol, tidak terseret dan terkena dampak politik dalam kasus yang dialami Djoko. KPK menjerat Djoko dengan sangkaan menerima suap dalam proyek pengadaan alat simulasi roda dua dan empat untuk ujian surat izin mengemudi ketika menjabat Kepala Korps Lalu Lintas Polri tahun 2011.

"Memang diperlukan langkah heroik dari Kapolri Jenderal (Pol) Timur Pradopo untuk mengambil tindakan strategis, cepat, dan tepat. Menonaktifkan DS sesegera mungkin dari jabatan Gubernur Akpol dan mendukung KPK menuntaskan kasus dugaan korupsi di lingkungan Polri adalah contoh tindakan heroik Kapolri yang ditunggu masyarakat," pungkas Basarah.

Wakil Ketua DPR Pramono Anung dan anggota Komisi III dari Fraksi Demokrat Ruhut Sitompul mengatakan, penonaktifan Djoko adalah kewenangan Kapolri. Namun, keduanya menyakini pihak Kepolisian pasti akan segera menonaktifkan Djoko dari Akpol.

"Tinggal menghitung hari aja. Sudah jadi tersangka, kan. Kami saja di parpol jadi tersangka langsung dinonaktifkan, apalagi di Kepolisian," kata Ruhut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

    Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

    Nasional
    [POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

    [POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

    Nasional
    Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

    Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

    Nasional
    Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

    Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

    Nasional
    Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

    Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

    Nasional
    Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

    Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

    Nasional
    Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

    Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

    Nasional
    Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

    Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

    Nasional
    7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

    7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

    Nasional
    Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

    Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

    Nasional
    Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

    Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

    Nasional
    Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

    Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

    Nasional
    BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

    BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

    Nasional
    Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

    Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com