Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KPK Periksa Empat Pegawai Pajak

Kompas.com - 30/07/2012, 12:06 WIB
Icha Rastika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Komisi Pemberantasan Korupsi, Senin (30/7/2012) kembali memeriksa pegawai Direktorat Jenderal Pajak sebagai saksi terkait penyidikan kasus dugaan suap kepengurusan restitusi pajak PT Bhakti Investama. KPK mengusut dugaan keterlibatan pegawai pajak lain selain tersangka Tommy Hindratno.

Keempat pegawai pajak yang dipanggil KPK hari ini adalah Nina Juniarsih selaku Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi III Kantor Pelayanan Pajak Pratama Wonocolo, Account Representative KPP Pratama Wonocolo, Rizal Rahmat, pegawai Ditjen Pajak Sayfullah, dan pegawai kantor Pajak Pratama PMB, Hani Maskorim.

"Diperiksa sebagai saksi untuk tersangka TH (Tommy Hindratno)," kata Kepala Bagian Pemberitaan dan Informasi KPK, Priharsa Nugraha di Jakarta, Senin.

Selain empat pegawai pajak tersebut, KPK hari ini memeriksa seorang bernama Ferry Syarifuddin sebagai saksi. KPK juga memeriksa Tommy dan James Gunarjo terkat posisi mereka sebagai tersangka kasus ini.

KPK menetapkan James dan Tommy sebagai tersangka karena diduga melakukan praktek suap menyuap terkait kepengurusan restitusi atau pengembalian pajak Rp 3,4 miliar PT Bhakti Investama. Diduga, James adalah orang suruhan PT Bhakti Investama untuk menyuap Tommy selaku Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sidoarjo, Jawa Timur.

Keduanya tertangkap tangan sesaat seusai diduga menyuap beberapa waktu lalu. Sekarang, KPK tengah mengusut keterlibatan pegawai pajak lain dalam kasus ini.

Pengacara Tommy, Arvid Martdwisaktyo, beberapa waktu lalu mengungkapkan kalau penyidik KPK menyebutkan beberapa nama pegawai pajak dalam pemeriksaan kliennya. "Dalam beberapa kali pemeriksaan, Pak Tommy menyebutkan ada banyak nama-nama orang pajak yang disebutkan," kata Arvid (16/7/2012).

Juru Bicara KPK, Johan Budi membenarkan pihaknya tengah menelusuri dugaan keterlibatan pegawai pajak lainnya. "Kami sedang menelusuri apakah ada pihak lain yang terlibat atau tidak," kata Johan beberapa waktu lalu.

Informasi dari KPK menyebutkan, Tommy diduga sengaja datang ke Jakarta dari Sidoarjo untuk menerima uang dari James, kemudian menemui pemeriksa pajak lain yang menunggunya di sebuah hotel di Jakarta. Hanya saja, Tommy keburu ditangkap penyidik KPK sebelum uang ratusan juta tersebut diteruskan ke pegawai pajak lain.

Terkait penyidikan kasus ini, KPK pernah memeriksa empat pegawai Direktorat Jenderal Pajak, yaitu Fery Syarifuddin, Heru Munandar, Harni Masrokim dan Agus Totong sebagai saksi untuk Tommy. KPK juga telah memeriksa CEO PT Bhakti Investama, Hary Tanoesoedibjo dan komisaris independen perusahaan tersebut, Antonius Z Tonbeng.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Nasional
PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

Nasional
Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Nasional
PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

Nasional
ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

Nasional
Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasional
PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

Nasional
Demokrat Tak Ingin Ada 'Musuh dalam Selimut' di Periode Prabowo-Gibran

Demokrat Tak Ingin Ada "Musuh dalam Selimut" di Periode Prabowo-Gibran

Nasional
Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Nasional
Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Nasional
Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Nasional
Gugat Dewas ke PTUN hingga 'Judicial Review' ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Gugat Dewas ke PTUN hingga "Judicial Review" ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Nasional
Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Nasional
Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com