Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Tidak Belajar dari Bentrokan Masa Lalu

Kompas.com - 30/07/2012, 07:37 WIB
Sandro Gatra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Orientasi kerja Kepolisian dalam menyelesaikan konfik agraria dipertanyakan. Kepolisian dinilai tidak belajar dari berbagai bentrokan masa lalu berlatarbelakang konflik agraria sehingga kesalahan yang sama terus berulang.

Penilaian itu disampaikan Ketua Kelompok Fraksi Partai Keadilan Sejahtera di Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat Aboe Bakar Al Habsy melalui pesan singkat, Senin (30/7/2012), menyikapi bentrok antara warga dan polisi di Desa Limbang Jaya I dan II, Kecamatan Tanjung Batu, Kabupaten Ogan Ilir, Sumatera Selatan.

"Bukankah bentok seperti itu juga pernah terjadi di Sape, NTB? Kenapa tidak belajar dari semua itu? Kenapa mesti harus ada korban lagi?" kata Aboe Bakar.

Aboe Bakar mempertanyakan urgensi penempatan pasukan Brimob di perkebunan itu. Pasalnya, kata dia, tugas pokok Brimob adalah menanggulangi gangguan keamanan tingkat tinggi seperti kejahatan bersenjata api yang terorganisir, terorisme, dan kejahatan dengan senjata biologi.

"Apa urusannya mereka mengamankan lahan perkebunan? Bukankah Komnas HAM juga sudah merekomendasikan penarikan pasukan Brimob dari wilayah yang kerap terjadi konflik agraria?" kata Aboe Bakar.

Aboe Bakar menambahkan, dalam rapat kerja terakhir antara Komisi III dengan Kepala Polri Jenderal (Pol) Timur Pradopo, disepakati bahwa Polri harus mengutamakan langkah persuasif, bukan mengumbar tembakan. Menurutnya, perlu ada audit kinerja Brimob di Sumsel.

Wakil Ketua DPR Bidang Politik dan Keamanan Priyo Budi Santoso meminta Kepolisian bekerja dengan profesional. Jangan ada penembakan dengan peluru tajam yang menyebabkan korban jiwa.

Priyo sadar bahwa pernyataannya itu sudah berkali-kali disampaikan terkait berbagai bentrokan polisi dengan warga sebelumnya. "Itu peristiwa di lapangan yang terjadi. Saya hanya minta protapnya dilaksanakan benar-benar," kata Priyo.

Seperti diberitakan, Angga Bin Dharmawan (12) tewas tertembak saat bentrokan di Sumsel pekan lalu. Empat warga lainnya luka terkena tembakan dalam konflik berlatar belakang konflik lahan PT Perkebunan Nusantara VII Cinta Manis.

Saat itu, iring-iringan kendaraan Brimob berisi sekitar 100 personel memasuki Desa Tanjung Pinang I dan II serta Limbang Jaya I dan II. Mereka membawa senjata laras panjang. Saat memasuki jalan antara Desa Limbang Jaya I dan II, warga dari empat desa melempari iring- iringan mobil dengan batu. Polisi langsung membalas dengan tembakan membabi-buta.

Sejak bentrokan di lahan PTPN VII Cinta Manis, polisi telah dua kali memasuki desa itu. Warga merasa terintimidasi oleh kehadiran polisi bersenjata yang memasuki desa. Sikap Kepolisian itu menimbulkan antipati warga yang memicu penyerangan terhadap iring-iringan kendaraan Brimob.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com